28 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Tadisi-Tradisi Natal yang Unik di Indonesia

BERITA LAIN

More
    Bakar Batu pada Perayaan Natal di Papua. IST

    JAKARTA, Pena Katolik – Indonesia memang bukanlah sebuah negara dengan mayoritas Kristen. Namun, jangan dikira tidak ada tradisi unik yang mewarnai Natal di Indonesia. Di Beberapa daerah, berkembang tradisi-tradisi menyambut kelahiran Yesus. Tradisi ini sudah berlangsung bahkan puluhan tahun dan menjadi ikon di daerah itu.

    1. Natal dan Bakar Batu di Papua

    Bakar batu atau Barapen sebenarnya sebuah tradisi yang dilakukan sebaga ungkapan rasa syukur, kebersamaan, dan saling berbagi. Masyarakat Papua biasanya melakukan hal ini setelah misa Natal usai. Tradisi ini dilakukan di semua paroki di keuskupan-keuskupan di Papua dan Papua Barat.

    Sebelum berangkat misa, mereka akan terlebih dahulu berkumpul dan memasak daging babi, ubi, kangkung, pepaya, dan pelengkap lainnya di dalam lubang berisi batu yang panas. Karena proses memasak ini membutuhkan waktu hingga setengah hari, mereka akan meninggalkannya dan kembali ketika kerabat sudah berkumpul.

    2. Natal dan Meriam Bambu di Flores

    Apabila umat Muslim biasa membuat mercon atau Meriam bambu saat Idul Fitri, tradisi ini agak berbeda di Flores. Di Pulau ini, umat Kristen membuat Meriam bambu saat Natal tiba. Bambu dibuat sedemikian rupa hingga menjadi “petasan meriam” yang dapat mengeluarkan suara dentuman besar ketika dipicu.

    Nah, dentuman ini akan menghiasai suasana Natal di Flores, Nusa Tenggara Timur. Puncaknya adalah pada malam menjelang Natal dan tahun baru. Awalnya, “meriam” ini digunakan dalam budaya Mangarai sebagai penanda kepergian atau meninggalnya seseorang.

    Pergelaran Wayang bertema Kristiani di Yogyakarta. IST

    3. Misa Bahasa Jawa dan Pergelaran Wayang saat Natal

    Masyarakat Jawa biasa mengisi Malam 1 Sura dengan pergelaran Wayang Kulit. Pentas budaya ini berbeda dilakukan di beberapa Paroki di Keuskupan Agung Semarang yang kadang menggelar pementasan Wayang Kulit dengan tema Kristiani.

    Berlibur ke Yogyakarta, Anda bisa mengikuti misa Natal yang berbeda dengan biasanya. Pastor atau Romo yang memimpin misa akan menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil. Tidak hanya itu, banyak Pastor yang juga akan menggunakan pernak pernik khas Yogyakarta, seperti blangkon.

    Selain itu, biasanya ada beberapa gereja yang menggelar pertunjukkan wayang kulit sebagai bagian dari perayaan Natal. Tema yang diangkat biasanya terkait dengan kelahiran Yesus Kristus.

    4. Ngejot dan Penjor di Bali

    Siapa yang tidak ingin ke Bali? Rasanya destinasi wisata ini tidak mungkin tidak ada dalam list liburan Anda. Merayakan Natal di Bali juga menjadi pilihan banyak orang—setidaknya berlibur selama liburan Natal.

    Pada saat menjelang hari raya Natal di Bali, banyak gereja yang menggunakan hiasan penjor khas Bali. Sejumlah penjor yang menjulang tinggi dan melekuk ke depan, menambah kekhasan perayaan Natal di Bali.

    Selain penjor, banyak masyarakat Bali juga melakukan tradisi ngejot selama hari raya Natal. Ngejot merupakan tradisi berbagi makanan kepada masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur. Pada saat Natal, biasanya umat kristiani di Bali akan memasak makanan khas Bali dan membagikan makanan itu kepada tetangga. Kebiasaan ini tentunya dapat menjalin dan menjaga toleransi umat beragama.

    Festival Kunci Taoin di Manado Sulawesi Utara. IST

    5. Natal dan Kunci Taon di Manado

    Satu hal yang unik adalah kebanyakan dari masyarakat Manado akan meletakkan lampu hias di atas makam kerabat mereka. Sementara itu puncak perayaan Natal di Manado biasanya akan berlangsung pada hari Minggu pertama bulan Januari.

    Tradisi yang biasa disebut dengan nama Kunci Taon ini akan menjadi penutup perayaan Natal di Manado. Biasanya tradisi ini dilakukan dengan pawai keliling menggunakan berbagai kostum menarik.

    6. Natal dan Marbinda di Sumatra Utara

    Masyarakat Sumatra Utara tidak mau ketinggalan. Provinsi dengan jumlah umat Kristen cukup banyak ini merayakan hari raya Natal dengan tradisi Marbinda. Tradisi menyembelih hewan yang dilakukan secara bersama-sama pada hari Natal. Tradisi inilah yang kemudian membuat hari raya Natal di Sumatra Utara terasa spesial.

    Hewan yang akan disembelih adalah hewan yang dibeli dari tabungan bersama. Masyarakat Sumatra Utara juga akan melakukan Marhobas, yang berarti memotong dan membagikan daging hewan yang sudah disembelih.

    7. Natal, rangkaian festival dan Lettoan di Toraja

    Toraja yang terkenal dengan berbagai tradisi budayanya ini juga memiliki tradisi terkait perayaan Natal. Masyarakat Toraja memiliki rangkaian festival budaya tahunan untuk merayakan Natal.

    Festival ini dibuka dengan pemotongan kerbau belang pada awal bulan Desember. Tidak hanya kerbau, masyarakat Toraja juga memilih domba untuk dipotong. Setelah rangkaian kegiatan dilakukan, Lettoan akan dilakukan sebagai penutup perayaan. Lettoan adalah proses mengarak babi sebagai simbol dari tiga dimensi kehidupan manusia.

    8. Natal dan Rabo-rabo di Jakarta

    Walaupun Ibu Kota Indonesia ini sudah berjalan dengan kehidupan modern, tapi berbagai tradisi kebudayaan masih tetap hidup di balik beton-beton yang menjulang tinggi.

    Di daerah Koja, Jakarta Utara, tepatnya di Kampung Tugu, masyarakat setempat akan merayakan Natal dengan tradisi Rabo-rabo. Setelah mengunjungi rumah warga, mereka akan melantunkan lagu keroncong tugu, menari, dan bernyanyi.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI