Sabtu, Juli 27, 2024
26.1 C
Jakarta

Bens Leo, Pengamat Musik Indonesia Meninggal Karena Covid-19

Pengmamat musik Benedictus Benny Hadi Utomo atau lebih dikenal dengan alias Bens Leo. Popmagz.com

JAKARTA, Pena Katolik – Kabar duka datang dari dunia Musik. Pengamat musik dan mantan wartawan senior Benedictus Benny Hadi Utomo, atau lebih dikenal dengan alias Bens Leo meninggal dunia dalam usia 69. Ia meninggal karena terinveksi Covid-19. Kabar duna ini disampaikan pihak keluarga melalui Instagram, Senin 29 November 2021 sekitar pukul 08.24 WIB di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta.

“Dengan segala kerendahan hati, kami mohon dimaafkan segala kesalahan beliau semasa hidupnya,” tulis pesan tersebut.

Keluarga juga meminta kepada para sahabat untuk memberikan penghormatan kepada mendiang Bens Leo cukup dengan memberikan doa dari rumah masing-masing.

Sebelumnya, Bens Leo harus menjalani perawatan intensif di RS Fatmawati karena sesak nafas dan kesulitan untuk tidur. Tak hanya Bens Leo, sang istri serta anaknya juga ikut terinfeksi Covid-19, meski tanpa gejala.

Setelah menikah dengan Pauline Endang, di karuniai seorang orang anak, Addo Gustaf Putra. Ia berdomisili di Kompleks Cireundeu Permai, Ciputat, Tangerang Selatan.

Berjuang Melawan Pembajakan

Bens Leo atau Benny Hadi Utomo adalah seorang wartawan serta pengamat musik dan entertainment Indonesia. Ia adalah anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia (AMI). Penghargaan ini mengacu pada piala Grammy Award di Amerika Serikat. Bens berperan sebagai Penasehat SCTV Awards.

Setelah lulus SMA, Bens ingin menjadi wartawan, khususnya wartawan music. Hal ini karena ia gagal masuk AKABRI. Saat itu, ia terlambat mendaftar masuk ke pendidikan penerbang di Curug. Ia berat untuk meminta uang kuliah dari Ibunya yang single parent (ayahnya yang seorang Pegawai Negeri wafat pada tahun 1968). Jadilah ia menjadi wartawan music.

Langkah awal, dia mewawancarai pentolan musik Koes Plus, Tonny Koeswoyo. Ia nekat mendatangi kompleks Koes Bersaudara di Jl. Haji Nawi Jakarta, Selatan. Beruntung, Tonny  menyediakan waktunya untuk mengobrol dengannya. Dan menyuruhnya datang lagi untuk kemudian memberi pengetahuan tentang ilmu jurnalistik kepadanya, sekaligus menceritakan sejarah Koes Bersaudara yang katanya baru diceritakan kepadanya, sebagai wartawan pemula pada tahun 1971.

Hasil wawancara tersebut ia tulis dan dikirim ke mingguan Berita Yudha Sport and Film. Hasilnya, tulisan Bens menjadi headline. Sejak saat itu dia memulai karir sebagai wartawan. Kemudian dia juga kerap mengirim naskah ke media cetak AKTUIL.

Bens juga di kenal sebagai seorang pencari bakat dan produser musik, di mana ia berhasil berhasil memproduseri album perdana Kahitna ‘Cerita Cinta’ pada 1993.

Bens pernah berpendapat tentang perkembangan boyband di Indonesia. Ia menilai meredupnya boyband-girlband di tanah air belakangan ini adalah hal yang wajar. Menurutnya, itu terjadi karena para musisi boyband-girlband kurang total dalam berkarya, lantaran lagu-lagu yang mereka bawakan biasanya bukan ciptaan mereka sendiri.

Bens Leo sangat lantang menentang pembajakan di dunia musik. Bagi Bens Leo, masalah ini tidak hanya tentang perusahaan rekaman atau pemerintah, tetapi juga sesama musisi. Maraknya pelanggaran atau pembajakan hak cipta juga dipicu oleh menurunya penjualan karya musik dalam bentuk fisik.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini