Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Penghargaan Prestasi Pancasila 2021 untuk Sekolah Mangunan

Siswa di Sekolah Mangunan Yogyakarta. (Yayasan Dinamika Edukasi Dasar)

JAKARTA, Pena Katolik – Selain Romo Mudji Sutrisno SJ, Penghargaan Prestasi Pancasila 2021 juga dianugerahkan kepada Yayasan Dinamika Edukasi Dasar. Yayasan ini merupakan salah satu karya dari Keuskupan Agung Semarang yang menaungu Sekolah Mangunan. Sekolah Mangunan adalah sekolah yang awalnya dirintis oleh Romo Y.B. Mangunwijaya.

Direktur Yayasan Dinamika Edukasi Dasar, Romo Blasius Ediwiyanto mengucapkan terima kasih atas anugerah ini. Ia berharap, agar apa yang ia dan yayasannya kerjakan sungguh dapat menginspirasi terlebih dapat mengembangkan Indonesia. Ia menilai, bahw nilai-nilai Pancasila merupakan penegasan nilai budaya bangsa Indonesia. Salah satu penegasannya adalah dengan belajar terus menerus mencari dan berkreasi menemukan inovasi.

“Selamat menginspirasi dan berbagi,” pungkasnya.

Yayasan Dinamika Edukasi Dasar mendapat penghargaan untuk kategori sains dan inovasi. Hal ini tak lepas dari kiprah Sekolah Mangunan. Di sekolah yang terdiri dari jenjang TK, SD, dan SMP ini, anak-anak belajar dengan “Kurikulum Mangunan”. Kurikulum ini menjadi khas Sekolah Mangunan yang berbeda dengan sekolah umum. Meski begitu, sekolah ini tetap megadopsi beberapa bagian dalam Kurikulum Nasional.

Timur Jogja

Sekolah Mangunan terletak di sisi timur Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Dusun Cupuwatu, Kelurahan Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Sekolah ini dibangun oleh Almarhum Romo Mangunwijaya, seorang rohaniwan, arsitek, dan budayawan pada tahun 1990-an karena kegelisahannya terhadap kurikulum 1994. Menurut Romo Mangun, kurikulum ini menyeragamkan dan dehumanis. Untuk itu, di Sekolah Mangunan, Romo Mangun membangun kurikulum yang humanis, belajar sejati, dan merdeka. Ia membangun dan memfasilitasi anak didik menjadi dirinya sendiri dan merdeka.

Sekolah Mangunan menerapkan pembelajaran yang sederhana karena didasarkan pada hal yang sangat sederhana. Kesadaran baru yang mencerdaskan, adil, dan makmur dengan mengakomodasi anak-anak kaum miskin untuk bisa sekolah. Menurut Romo Mangun manusia adalah makhluk yang berakal budi, animale rationale. Artinya, manusia mampu berpikir, menentukan pilihan dan mengambil tindakan berdasarkan pilihannya.

Manusia adalah makhluk merdeka. Dia mempunyai tanggung jawab atas apa yang dipilih dan diperbuatnya. Secara kodrat, pada diri manusia sudah tertanam bakat-bakat atau potensi-potensi yang diberikan oleh Tuhan padanya.

Di antara potensi-potensi tersebut ialah potensi ingin selalu tahu, ingin bertanya, ingin mengeksplorasi, ingin maju, ingin mekar dan ingin mencapai kepenuhan diri. Dalam hal ini, dia mengikuti pemikiran filsuf klasik Yunani Socrates dan juga tokoh psikologi perkembangan anak Swiss, Jean Piaget.

Salah satu ciri dari Sekolah Mangunan adalah tiadanya pelajaran agama. Mata pelajaran ini diganti dengan komunikasi iman. Setiap anak pada dasarnya telah berbakat religius. Untuk berkembang dalam iman, anak dibantu dengan pemekaran sikap dasar dari dalam diri berupa hati nurani dan niat serta tekad untuk berbuat, khususnya cinta kasih.

Untuk semua jenjang, siswa di sekolah ini juga tidak memiliki seragam. Siswa bebas ke sekolah dengan pakaian yang ada namun tetap sopan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini