Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Bacaan Injil Hari Rabu 17 November 2021; Pekan Biasa XXXIII; PW. St. Elisabeth dari Hungaria

Bacaan I: 2Mak 7:1.20-31

Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu.

PADA waktu itu ada tujuh orang bersaudara beserta ibunya ditangkap. Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk makan daging babi yang haram. Ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang baik-baik.

Ia harus menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian ia tetap menanggungnya dengan tabah dan besar hati karena harapannya kepada Tuhan.Dengan rasa hati yang luhur ia menghibur anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri, penuh dengan semangat luhur.

Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya.

Dengan belas kasih Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.”

Adapun raja Antiokhus mengira, bahwa ibu itu menghina dirinya, dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa si bungsu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya.

Bahkan ia akan dijadikannya sahabat raja, dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara. Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasehati anaknya demi keselamatan hidupnya.

Sesudah lama didesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya. Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu ia berkata dalam bahasanya sendiri, “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusui engkau.

Aku pun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umurmu sekarang ini dan terus memeliharamu. Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah menjadikan kesemuanya itu bukan dari barang yang sudah ada.

Demikianlah bangsa manusia juga dijadikan. Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau bersama kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.”

Belum lagi ibu mengakhiri ucapannya, berkatalah pemuda itu, “Kalian menunggu siapa? Aku tidak akan taat kepada penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami.

Tetapi Baginda, yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani, pasti tidak akan luput dari tangan Allah.”

Mazmur Tanggapan: Mzm 17:1.5-6.8b.15

Ref: Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.

  • Dengarkanlah, Tuhan pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku,doa dari bibir yang tidak menipu.
  • Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
  • Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bait Pengantar Injil: Yoh 15:16

Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.

Bacaan Injil: Luk 19:11-28

Mengapa uangku tidak kau berikan kepada orang yang menjalankan uang?

PADA waktu Yesus sudah dekat Yerusalem,orang menyangka bahwa Kerajaan Allah akan segera nampak. Maka Yesus berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja.

Sesudah itu baru ia akan kembali. Maka ia memanggil sepuluh orang hambanya, dan memberikan mereka sepuluh mina katanya, Pakailah ini untuk berdagang sampai aku kembali. Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan, ‘Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.

Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.

Orang yang pertama datang dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.Katanya kepada hamba itu, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik.Engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.

Datanglah yang kedua dan berkata, ‘Tuan, mina Tuan telah menghasilkan lima mina.Katanya kepada orang kedua itu, Dan engkau, kuasailah lima kota.Dan hamba yang ketiga datang dan berkata,’Tuan, inilah mina Tuan,aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.

Sebab aku takut akan Tuan, karena Tuan adalah manusia yang keras.Tuan mengambil apa yang tidak pernah Tuan taruh,dan Tuan menuai apa yang tidak Tuan tabur.’Kata bangsawan itu, ‘Hai hamba yang jahat!Aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu, aku ini orang yang keras.

Aku mengambil apa yang tidak pernah kutaruh dan menuai apa yang tidak kutabur. Jika demikian mengapa uangku tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ,

Ambillah mina yang satu itu dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.’Kata mereka kepadanya, ‘Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.’Ia menjawab, ‘Aku berkata kepadamu,setiap orang yang mempunyai, ia akan diberi;tetapi siapa yang tidak mempunyai, daripadanya akan diambil,juga apa yang ada padanya.

Akan tetapi semua seteruku ini,yang tidak suka aku menjadi rajanya,bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku’.”Setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.

Demikianlah Injil Tuhan

MENGEMBANGKAN BAKAT DENGAN DASAR IMAN.

Bacaan Pertama hari ini memberikan gambaran yang jelas bagaimana seorang ibu yang sangat heroik menasehati tujuh anak-anaknya yang sama-sama menghadapi hukuman mati dari raja Antiokhus Epifanes. Mereka menolak untuk memakan makanan haram yang dipaksakan ke mulut mereka. Akibat penolakan itu, mereka ditangkap, disiksa dan dikuliti dengan sadis oleh para algojo.

Mereka dibunuh satu persatu di depan mata ibunya. Ibu itu memang hebat menanamkan motivasi keberanian melawan hal-hal yang tidak adil. “Jangan takut kepada algojo itu!” (2Mak. 7: 29) itulah kalimat yang dipompakan oleh ibu itu kepada anak-anaknya yang satu persatu menghadapi para algojo. Luar biasa iman ibu serta ke tujuh anak lelakinya itu. Mengimani ALLAH yang Maha Pengasih, Maha Pelindung dan Maha Penyayang mempunyai konsekuensi juga. Sebagai warga yang menyadari kebebasannya, akan berhadapan dengan penguasa bilamana si penguasa tidak memberikan ruang gerak bagi dirinya.

Ibu dan ketujuh anak lelaki itu adalah contoh teladan iman yang luar biasa. Mohonlah kepada ALLAH kiranya DIA berkenan memberikan ketabahan dan kekuatan dalam menjalani hidup yang kadang-kadang tidak bersahabat ini.

Perikop Injil hari ini mengajak kita untuk berefleksi, sejauh mana hidup kita sudah menghasilkan buah. Apakah “uang mina” yang diberikan kepada kita masing-masing sudah berkembang? Kepada kita masing-masing diberikan dengan jumlah yang berbeda. Yang penting, “uang mina” itu tidak didiamkan saja, melainkan dibungakan terus sampai mencapai jumlah yang besar. “Uang mina” yang berupa talenta atau bakat yang diberikan TUHAN kepada kita masing-masing memang harus dikembangkan terus. Ingat, semuanya ini milik TUHAN.

Pakailah dengan taat azas, secara berdayaguna agar berhasilguna. Kalau kita tidak mau mengembangkan bakat berarti kita pemalas dan pecundang. Janganlah puas jadi pecundang, jadilah pejuang! Apakah kita sudah memaksimalkan bakat kita untuk kepentingan sesama? Buah hidup kita tidak diukur dari hal-hal material seperti materi dan uang, melainkan sejauh mana hidup kita diabdikan kepada TUHAN dan sesama? Apakah hidup kita memang ada artinya buat orang lain, atau sebaliknya malah menjadi beban dan merugikan orang lain?

Hari ini Gereja memperingati Santa Elisabet dari Hungaria (1207-1231). Puteri Raja Hungaria ini meski hidup di istana, tetapi perhatiannya pada orang-orang miskin sangat besar. Tiap kali secara sembunyi ia mengambil makanan dari purinya untuk mereka itu. Ketika suaminya meninggal, ia bersama tiga anaknya yang masih kecil, diusir dari istana oleh saudaranya yang tidak senang melihat tingkah lakunya yang suka memberi makanan pada orang miskin. Elisabet setelah menanggalkan kebangsawanannya, ia masuk menjadi biarawati Ordo Ketiga Santo Fransiskus. Suster Puteri Raja itu hidup dengan penuh kemiskinan dan diliputi oleh takut akan ALLAH. Marilah kita meneladan Santa Elisabet yang bersemangat miskin,  takut akan ALLAH, dan dekat dengan orang miskin.

Doa

Ya TUHAN, ajarilah aku untuk dapat mengembangkan talentaku semaksimal mungkin untuk kemuliaan Nama-MU dan kebaikan hidup bersama yang lebih baik. Berilah kepadaku iman yang teguh agar dapat tabah menghadapi segala kesulitan hidupku. Santa Elisabet dari Hungaria, doakanlah aku. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas sesuai Prokes. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini