Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Minggu, 26 September 2021; Minggu Biasa XXVI

Bil 11: 25-29

Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi. Masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Ketika Roh itu hinggap pada mereka?mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah?maka kepenuhanlah mereka seperti nabi di tempat perkemahan. Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: “Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemahan.” Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: “Tuanku Musa, cegahlah mereka!” Tetapi Musa berkata kepadanya: “Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat TUHAN menjadi nabi, oleh karena TUHAN memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka!”

Mzm 19: 8. 10. 12-13. 14

  • Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya.
  • lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
  • Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari.
  • Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar.
  • Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.

Yak 5: 1-6

Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.

Mrk 9: 38-43. 45. 47-48

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.” “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;

Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.

Neraka Itu Nyata

Bagi Yesus, neraka itu nyata. Yesus berbicara tentang neraka tanpa keraguan. Yesus tidak ragu untuk mengatakan apa yang sangat Dia benci: neraka dan apa yang menyebabkan orang pergi ke sana. Seperti orang-orang pada zaman-Nya, Yesus menyebut kenyataan yang paling mengerikan ini sebagai ‘Gehenna’. Kata ‘Gehenna’ sendiri berasal dari Bahasa Ibrani yang secara harfiah berarti ‘lembah Hinom’. Lembah ini sungguh tempat nyata yang terletak di selatan Yerusalem pada zaman Yesus. Orang-orang Yerusalem dan sekitarnya akan membuang sampah, kotoran dan limbah mereka di sana dan membakarnya. Ini adalah gunung sampah  dimana api terus membara, bau menyengat, asap beracun memenuhi tempat itu, dan barang-barang terus membusuk. Yang lebih menakutkan adalah tempat yang sama untuk penyembahan berhala dan pengorbanan anak di zaman Perjanjian Lama [2 Raj 23:10]. Karena itu, tempat itu dikutuk oleh para nabi [Yer 7:31–32] dan kemudian menjadi lambang tempat terkutuk.

Yesus menggunakan dua simbolisme yang kuat untuk menjelaskan apa yang terjadi di sana, “di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam”. Beberapa orang mengira kedua hal ini adalah hal-hal yang sungguh terjadi di neraka, tetapi Gereja mengajarkan bahwa gambaran-gambaran ini berbicara sesuatu yang lebih dalam. Ulat adalah hewan yang terutama bertanggung jawab atas pembusukan tubuh. Di dalam kubur, cacing atau ulat hadir untuk mengurai jenasah. Api memang baik dan bermanfaat, tetapi api juga bisa menjadi sumber kehancuran dan sakit. Jika di dalam Gehenna, ulat-ulat ini tidak mati dan api tidak berhenti, ini melambangkan kerusakan dan penderitaan yang tiada akhir.

Yesus membenci neraka karena sangat bertentangan dengan Allah dan rencana-Nya. Jika surga adalah persatuan dengan Tuhan, maka neraka adalah pemisahan dengan Tuhan. Jika ada satu hal yang memutuskan hubungan kita dengan Tuhan adalah dosa. Jadi, tidak heran, Yesus sangat marah dengan orang-orang yang menyebabkan orang lain berdosa dan kecenderungan kita untuk berbuat dosa. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita dari neraka, tetapi jika kita dengan sengaja berbuat dosa terhadap Allah, maka kita membuat penyaliban dan kematian-Nya sia-sia.

Yesus menggunakan metafora amputasi untuk menyelamatkan jiwa kita dari dosa. Yesus mengajarkan kepada kita bahwa dosa seperti luka gangren spiritual yang lambat laun akan menyebar ke seluruh tubuh dan menghancurkannya seluruhnya. Ini mungkin dimulai dengan hal-hal kecil, tetapi secara bertahap tumbuh besar. Tindakan drastis harus diambil untuk menyelamatkan nyawa. Kita harus memotongnya sebelum menjadi liar dan tidak dapat disembuhkan. Apa yang membuat dosa ini bahkan keji tidak hanya menyebar ke seluruh jiwa, tetapi juga sangat menular sehingga orang-orang yang imun rohaninya lemah dapat dengan mudah terinfeksi. Tak heran, Yesus malah semakin murka dengan orang-orang yang menyebarkan penyakit rohani ini.

Apa yang perlu kita lakukan? Kita perlu memotongnya dengan pertobatan sejati dan kerendahan hati bahwa kita adalah orang berdosa. Kita lolos dari neraka dengan mengatakan tidak kepada diri kita sendiri setiap hari dan mengatakan ya kepada Tuhan. Kita kembali kepada rahmat Allah dengan memohon belas kasihan Tuhan dan pengampunan-Nya dalam sakramen pengakuan dosa. Kita menyembuhkan luka kita melalui kehidupan doa yang sejati. Kita memulai perjalanan kita ke surga dengan memikul salib kita setiap hari dan dengan mengasihi secara mendalam dan sungguh-sungguh.

Valentinus Bayuhadi Ruseno, OP

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini