Home OPINI Tradisi tabernakel dalam patung Maria tekankan peran “tabernakel pertama”

Tradisi tabernakel dalam patung Maria tekankan peran “tabernakel pertama”

0
Monstran unik untuk Paroki Santo Stanislaus Kostka di Chicago (David Wilson | Flickr CC BY 2.0)
Monstran unik untuk Paroki Santo Stanislaus Kostka di Chicago (David Wilson | Flickr CC BY 2.0)

Di sebagian besar gereja Katolik, tabernakel dibangun menyerupai rumah. Hal ini mencerminkan simbolisme dasar bahwa tabernakel “memberi tempat tinggal” bagi Yesus, yang benar-benar hadir dalam rupa roti. Namun, di beberapa tempat ada tradisi membangun tabernakel dalam patung Perawan Maria.

Pastor Stefano Manelli dalam bukunya, Jesus Our Echaristic Love, menjelaskan secara singkat tradisi ini, dengan mengatakan, “Di beberapa gereja di Prancis, tabernakel dulunya terbungkus dalam patung Bunda Maria Diangkat ke Surga. Maknanya cukup jelas: Santa Perawan Marialah yang selalu memberi Yesus kepada kita, Yesuslah Buah terberkati dari rahim perawannya dan Hati dari Hatinya yang Tak Bernoda.”

Baru-baru ini dibuat sebuah monstran unik untuk Paroki Santo Stanislaus Kostka di Chicago yang memiliki citra serupa. Monstran itu dinamai “Bunda Maria dari Tanda Tabut Perjanjian,” yang terpinsiprasi dari Tabut Perjanjian yang ditemukan dalam Alkitab.

Tabut Perjanjian adalah tanda yang kelihatan dari kehadiran Allah, dan janji-Nya akan Kerahiman, di antara umat perjanjian Israel … Dan beralih kepada Maria yang mengandung anak Yesus di dalam rahimnya, dia menyimpan dalam Maria janji Allah akan Kerahiman yang menjadi daging. Dialah Tabut Kerahiman yang membawa Hukum menjadi daging, Roti Kehidupan, dan Imam Agung dalam dirinya untuk semua orang.

Gagasan tentang Maria yang menjadi “bahtera” baru atau “tabernakel” dari Allah adalah tradisi panjang. Misalnya, himne Akathist kuno abad ke-6 berbunyi, “Salam! tabernakel Allah dan Firman. Salam! yang suci melampaui semua yang suci. Salam! bahtera yang disepuh oleh Roh Kudus. Salam! rumah harta kehidupan yang tak habis-habisnya.”

Lebih lanjut, Paus Benediktus XVI mengulangi gambaran ini dalam homili Pesta Maria Diangkat ke Surga, “Maria adalah Tabut Perjanjian karena dia menerima Yesus dalam dirinya; dia menerima di dalam dirinya Firman yang hidup, seluruh isi kehendak Allah, kebenaran Allah; dia menerima dalam dirinya Dia yang adalah Perjanjian baru dan abadi, yang berpuncak dalam persembahan Tubuh dan Darah-Nya: tubuh dan darah yang diterima melalui Maria.

Karena itu benarlah bahwa umat Kristen menghormati Bunda Maria dalam litani, yang menghormatinya, yang memohon kepadanya sebagai Foederis Arca, yaitu, “Tabut Perjanjian,” Tabut kehadiran Allah, Tabut Perjanjian cinta yang Allah ingin bangun bersama seluruh umat manusia, dalam Kristus, sekali dan untuk selamanya.

Meski tradisi membangun tabernakel dalam patung Perawan Maria ini tidak tersebar luas, namun itu kebiasaan terhormat yang mengakui keindahan peran Maria dalam keselamatan, dan citranya sebagai “tabernakel” pertama yang memberi tempat tinggal bagi tubuh dan darah Yesus Kristus.(PEN@ Katolik/paul c pati/Philip Kosloski/Aleteia)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version