“Kita memang sudah memberi sumbangan materi kepada saudara-saudara kita di NTT: Lembata, Timor, Adonara. Tetapi tidak sebatas itu, kita harus memberi dukungan moril dan secara khusus memberi dukungan doa karena duka mereka adalah duka kita dan duka kita adalah duka mereka. Dengan tema Pray For NTT, semua yang hadir mempersembahkan kepada Tuhan semua korban, baik yang sudah meninggal maupun yang di penampungan.”
Demikian orasi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Manggarai Barat Sergius Tridedi dalam Aksi 1000 Lilin berupa doa bagi korban bencana alam di NTT, 10 April.
Kegiatan DPD KNPI Kabupaten Manggarai Barat bersama Pemuda Lintas Organisasi Kabupaten Manggarai yang berlangsung malam hari, mulai pukul 19.30 WITA, di halaman Kantor Bupati Kabupaten Manggarai Barat itu mengundang JPIC SSpS, beberapa instansi, Ketua Pemuda Muslim dan komunitas-komunitas biara.
Menurut Komunitas Sant’Egidio, organisasi itu sudah melakukan aksi lapangan di Malaka Pulau Timor, dan dengan ringan langkah mereka berkumpul untuk berdoa bersama dengan harapan aksi malam itu memberi dukungan dan kekuatan bagi para korban.
Orasi-orasi ditutup dengan doa bersama dipimpin oleh perwakilan Muslim dan Katolik. Bencana ini, menurut permenungan dan refleksi Ketua JPIC SSpS Flores Barat Suster Maria Yosephina Pahlawati SSpS mengingatkan kita untuk “selalu bersyukur dengan alam ciptaan Tuhan yang begitu indah.”
Keserakahan dan kerakusan, lanjutnya, membuat kita lupa akan kasih Tuhan dan bencana alam terjadi di mana-mana. Suster itu menegaskan, bukan berarti para korban adalah pelaku bencana alam. “Kontribusi seluruh umat manusia membuat alam tidak seimbang dan terjadilah bencana alam. Saudara-saudara kita harus menerima bencana itu, mereka kehilangan orang yang dicintai, rumah, materi dan segalanya,” ungkap Suster Yosephina. “Karena itu kita yang hadir di sini mendukung mereka agar diberi rahmat kekuatan dan ketabahan,” lanjut Suster.(PEN@ Katolik/Suster Herdiana Randut SSpS)
