Mengingat fakta bahwa hari Minggu, 21 Maret, merupakan Hari Peringatan Korban-Korban Tak Berdosa dari Mafia di Italia, Paus Fransiskus mengatakan ada organisasi-organisasi mafia di berbagai belahan dunia yang memanfaatkan pandemi virus corona untuk memperkaya diri melalui korupsi.
Ketika berbicara setelah doa Angelus, Paus mengingat celaan kepada mafia yang dilakukan pendahulu-pendahulunya, Santo Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI.
“Santo Yohanes Paulus II mencela budaya kematian mereka dan Benediktus XVI mencela mereka sebagai jalan kematian,” kata Paus, dan menggambarkan mereka sebagai “organisasi-organisasi dosa” yang bertentangan dengan Injil Kristus.
“Mereka menukar iman dengan penyembahan berhala,” kata Paus seraya mengajak semua umat beriman untuk mengenang semua korban dari organisasi-organisasi mafia dan memperbarui komitmen melawan organisasi-organisasi kriminal ini.
Dalam kunjungan ke Agrigento di Sisilia, 9 Mei 1993, Santo Yohanes Paulus II mengeluarkan apa yang diakui secara internasional sebagai “fitnah profetik” terhadap mafia. Dalam pernyataan spontan di akhir Misa, orang kudus itu meminta ‘Mafiosi’ (para anggota mafia) bertobat, mengubah cara mereka atau menghadapi murka penghakiman terakhir Allah.
Dalam kunjungan ke pusat kelompok itu di wilayah selatan Calabria, 9 Oktober 2011, Paus Benediktus XVI mencela “mafia Ndrangheta” yang “ganas” dari Italia. Kepada 40.000 orang di lokasi industri yang tidak digunakan di Lamezia Terme, Paus emeritus itu mengatakan keluarga-keluarga kriminal di Calabria “merobek tatanan sosial” di wilayah “yang tampaknya terus-menerus berada dalam keadaan darurat.” Dalam kunjungannya ke kota Sisilia di Palermo tahun sebelumnya, Paus Benediktus menyebut mafia sebagai “jalan kematian, tidak sesuai dengan Injil.”
Hari Peringatan Nasional Italia dan Komitmen untuk Mengenang Para Korban Mafia, yang didirikan tahun 2016, berlangsung 21 Maret setiap tahun. Associazione Libera Italia, organisasi anti-mafia nasional, menggunakan tanggal ini untuk memperingati para korban kejahatan mafia sejak 1996. Ketika ditetapkan sebagai perayaan institusional, presiden Libera menggambarkan langkah tersebut sebagai “pengakuan penting” terhadap perjuangan berkelanjutan melawan pemerasan dan kekerasan mafia.(PEN@ Katolik/paul c pati/Linda Bordoni/Vatican News)