“Gereja Katedral Jakarta turut terlibat dan berkontribusi dalam menggiatkan hemat listrik melalui panel energi surya yang dimilikinya. Sumber daya listrik terbarukan berupa panel energi surya yang memanfaatkan panas matahari telah menjalankan seluruh kegiatan kelistrikan di Gereja pada waktu siang hari. Daya maksimal dari seluruh panel mencapai 238,02 kWp atau setara dengan 183 unit rumah dengan daya 1.300 watt. Dengan adanya panel surya sebanyak itu, Gereja Katedral bisa menghemat biaya listrik sampai dengan 30% dari total biaya biasanya.”
Demikian bunyi sebuah tulisan dalam web muri.org berjudul “Gereja Katolik Pertama yang Seluruh Sumber Ebergi Listriknya Menggunakan Panel Surya.” Dengan alasan itu, Gereja Katedral Jakarta menjadi Rekoris MURI dengan Nomor Rekor 9815 yang dilaksanakan 9 Januari 2021.
MURI adalah singkatan dari Museum Rekor Indonesia yang sekarang dikenal dengan Museum Rekor Dunia Indonesia. MURI, yang diprakarsai oleh Jaya Suprana, didirikan 27 Januari 1990.
Panel energi surya, lanjut tulisan itu, memiliki banyak kelebihan, di antaranya dapat menghemat biaya listrik dan tidak memerlukan bahan bakar, tidak menghasilkan polusi suara, ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida, serta tidak berdampak pada perubahan iklim.
Dan, tegasnya, “Langkah ini sejalan dengan komitmen Katedral dalam merawat bumi sebagai rumah kita serta pelaksanaan pengelolaan sampah yang sudah dijalankan dengan baik.”
Untuk menerima penghargaan itu, seperti dilaporkan Facebook Keuskupan Agung Jakarta, Katedral Jakarta menyelenggarakan seremoni sederhana berupa penandatanganan prasasti oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, dan pencatatan Rekor MURI sebagai “Gereja Katolik Pertama yang Menggunakan Panel Energi Surya” di Indonesia, pada Pesta Pembaptisan Tuhan, 10 Januari.
Piagam Penghargaan MURI diterima oleh Kardinal Suharyo dan disaksikan oleh Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan.(PEN@ Katolik/pcp)
Foto-foto Jo Hanapi