Home VATIKAN Pastor Luigi Maccalli: misionaris memutus kekerasan dengan pengampunan dan doa

Pastor Luigi Maccalli: misionaris memutus kekerasan dengan pengampunan dan doa

0
Pastor Pier Luigi Maccalli dalam misinya di Neger (ANSA)
Pastor Pier Luigi Maccalli dalam misinya di Neger (ANSA)

Ketika melihat para pemuda dengan senjata di tangan, Pastor Luigi Maccalli yang dibebaskan dari penahanan di Niger awal bulan ini mengatakan, “mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” dan “kekuatan saya adalah doa.”

Ketika diwawancarai oleh Radio Vatikan di Hari Minggu Misi se-Dunia, 18 Oktober 2020, imam itu mengatakan, “mereka menculik saya yang sedang mengenakan piyama, tetapi saya membuat Rosario dari simpulan kain yang saya gunakan untuk berdoa setiap hari, pagi dan sore, dan mempercayakan diri saya kepada Maria.”

Hari Minggu itu, dalam sambutan Angelus, Paus Fransiskus menyebut misionaris Italia itu. Paus berterima kasih kepada Tuhan atas pembebasan Pastor Luigi, dan tiga orang lain bersamanya, dan mengajak semua orang untuk berdoa bagi semua orang yang dianiaya di seluruh dunia.

Pastor Luigi diculik di Niger 17 September 2018, dan dibebaskan di Mali dalam pertukaran tahanan hampir dua minggu lalu. Dalam wawancara itu, imam itu mengatakan, “para misionaris memutus siklus kekerasan dengan pengampunan. Itulah yang saya berikan kepada mereka yang menahan saya.”

“Saya tidak punya apa-apa selain doa,” kata Pastor Luigi yang juga mengaku masih sedang berupaya untuk pulih dari cobaan berat yang berlangsung selama dua tahun itu. Imam itu berterima kasih kepada semua orang atas doa mereka selama waktu itu dan mengatakan dia yakin bahwa cepat atau lambat dia akan bebas dan bisa memeluk keluarganya lagi.

Pastor Luigi mengatakan, awalnya dia merasa waktunya sebagai misionaris terbuang percuma di penjara. “Sekarang saya menyadari,” kata imam itu, “dua tahun itu bermanfaat, karena misinya adalah Missio Dei dan misi itu berada di tangan yang baik, tangan Tuhan.”

Selama dua tahun itu, imam itu bisa juga merasakan persekutuan dengan semua “korban yang tidak berdosa dari kekerasan dan perang.”

“Kami misionaris sering menjadi sasaran empuk balas dendam dan penganiayaan di banyak bagian dunia,” lanjut imam itu. “Kami berbahaya karena kami dipersenjatai dengan non-kekerasan dan yakin bahwa perdamaian akan menang.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

Artikel Terkait:

Imam Italia yang diculik dan tiga lainnya dibebaskan di Mali

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version