Awam bukanlah hal baru dalam Ordo Pewarta (Dominikan, OP) yang didirikan oleh Santo Dominikus. Awam sudah terlibat sejak awal berdirinya OP, karena Gereja tidaklah lengkap kalau hanya pastor, bruder dan suster. Gereja pun memperbolehkan Ordo Dominikan memiliki anggota awam, yang merupakan bagian terbesar dari Gereja. Spiritualitas pewarta sangat umum. Mewartakan bukan hanya tugas eksklusif para imam dan biarawan-biarawati. Awam juga harus menjadi pewarta. Imam dan uskup projo atau diosesan pun bisa menjadi Dominikan.
Superior Ordo Dominikan untuk Indonesia Pastor Edmund Nantes OP berbicara dalam memperkenalkan Ordo Dominikan kepada 12 umat awam dari daerah Anjongan, Mandor, Senakin dan sekitarnya di Rumah Retret Goa Maria Anjongan, Kalbar, 22 Agustus 2020. Kegiatan itu dipandu oleh Presiden Persaudaraan Dominikan Awam (PDA) Chapter Santo Dominikus Pontianak Fransiskus Edy OP.
Kegiatan perkenalan itu berlangsung tepat pada Pesta Santa Perawan Maria Ratu, maka kalau kelompok ini berdiri sebagai bagian dari PDA Indonesia, Pastor Nantes mengusulkan mereka menggunakan nama Kelompok Maria Ratu. “Kebetulan hari ini, kita memperingati perayaan Maria sebagai Ratu, dan dalam tradisi Ordo Dominikan, kami melihat Maria sebagai ratu dan lagu yang sering kami nyanyikan adalah Salve Regina (Salam Ya Ratu),” lanjut Pastor Nantes.
Rektor Seminari Tinggi Antarkeuskupan Antonino Ventimiglia Pontianak itu yakin, di saat Stasi Mandor sedang dipersiapkan menjadi paroki, “pasti karisma Dominikan membantu mereka untuk lebih semangat dalam hidup di paroki, agar menjadi anggota paroki yang semakin produktif dan berguna.”
Imam dari Filipina itu berpesan, hidup doa dan studi adalah dua hal terpenting dalam hidup Dominikan, “karena manusia tidak bisa berkarya terus tanpa pembekalan, dan semua itu dimulai dari dasar relasi manusia pribadi dengan Tuhan. Itulah pokoknya. Sebab, tanpa relasi dengan Tuhan, semua sia-sia.”
Juga diingatkan, Sabda Allah bukan hanya ada di Alkitab, tapi di lingkungan sekitar, “maka yang paling penting adalah peka terhadap sekitar dan didasarkan pada semangat studi,” kata Pastor Nantes yang mengajak mereka “sebelum membuka mulut, bukalah mata, bukalah tangan, lalu bicara.”
Peserta diajak juga menjalin persaudaraan “yang didasarkan dalam komunitas.” Kalau persaudaraan hancur, jelasnya, otomatis pelayanan tidak efektif. Oleh sebab itu, Pastor Nantes mengajak mereka mengutamakan doa, studi, komunitas dan kemudian karya.
Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus berharap Dominikan Awam yang dibentuk itu bisa membantu karya pastoral dan pelayanan untuk banyak umat. “Saya selalu doakan, dan saya dukung adanya Dominikan Awam di Keuskupan Agung Pontianak, terlebih mereka yang berkarya di daerah-daerah,” kata Mgr Agus kepada PEN@ Katolik di hari yang sama.
Fransiskus Edy OP mengaku misinya kali ini adalah pengembangan PDA Chapter Santo Dominikus Pontianak ke daerah. “Target awal adalah Anjongan dan sekitarnya, karena selaras dengan hadirnya Suster-Suster Dominikan yang mulai berkarya di Anjongan. Semoga para suster itu menjadi pendamping rohani saat kelompok itu diresmikan.”
Pertemuan berhasil memilih Herkulanus sebagai ketua koordinator, Heribertus Neri sebagai sekretaris, dan Riki Rikardo sebagai bendahara. Herkulanus berharap kelompok yang sudah terbentuk itu eksis dan bertahap menerapkan tujuan pembentukannya.
“Saya pernah dengar PDA, Fransiskan Ordo Ketiga dan ordo ketiga lainnya. Alasan memilih PDA, karena Dominikan sudah ada di tempat kita, kemudian spiritualitas dan teladan Santo Dominikus memang luar biasa, inspiratif,” kata Herkulanus yang menyambut baik Suster Benedicta OP dari Suster-Suster Blessed Imelda Brasil sebagai pembimbing rohani.(PEN@ Katolik/samuel)