Uskup San Carlos Mgr Gerardo Alminaza mencela pembunuhan brutal atas Zara Alvarez, “yang paling dekat saya dalam melayani orang tertindas.” Uskup itu mencari keadilan atas Alvarez, 39, dan mendesak pihak berwenang mengatasi impunitas yang memungkinkan serangan semacam itu terhadap pembela HAM. “Saya berkorban demi ketidakadilan dan kekerasan yang tidak pernah berakhir ini … Pembunuhan sistematis terhadap pembela dan aktivis HAM harus dicela dan dihentikan,” kata Mgr Alminaza dalam pernyataannya. “Badan-badan bertanggung jawab harus mengejar keadilan dan akuntabilitas orang yang bertanggung jawab dan tidak boleh membiarkan impunitas penjahat yang melakukan eksekusi tak masuk akal terhadap orang Filipina,” kata uskup. Alvarez ditembak mati di Kota Bacolod 17 Agustus malam, seminggu setelah pembunuhan aktivis perdamaian Randall Echanis di Manila. Pekerja kelompok ekumenis Church People-Worker Solidarity (Solidaritas Umat-Pekerja Gereja, CWS) itu adalah “pejuang HAM” di Pulau Negros. Uskup mengatakan keterlibatan aktif Alvarez dalam CWS, yang dia juga pimpin, “layak ditiru – dan selalu mengingatkan kita untuk profetik dalam pekerjaan evangelisasi dan keadilan sosial.” “Saya berterima kasih kepada Tuhan karena mengenalmu, Zara, anak perjuangan kecilku yang terkasih,” kata Mgr Alminaza. “Saya berjanji terus melanjutkan pekerjaan kita melayani orang miskin Allah.” Dikatakan, “Zara, mereka mengambil hidupmu, dan yakin bisa membungkam perjuanganmu … Tapi tidak, Zara, kemartiranmu demi keadilan akan menginspirasi kita untuk lebih menyerukan keadilan – teriakan orang tertindas,” kata uskup. Alvarez adalah mantan tahanan politik sebelum melayani kelompok HAM Karapatan dan petugas advokasi Program Terpadu Kesehatan Pulau Negros.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan CBCPNews)