Untuk membahas aplikasi media daring (dalam jaringan atau online) dan hubungannya dengan iman Katolik, Manado Catholic Orchestra (MCO) bersama beberapa komisi di Keuskupan Manado (Kateketik, Liturgi, Kepemudaan, Kerawam, Komsos) dan Komsos Paroki Santo Ignatius Manado akan mengadakan talkshow serta lomba cerdas cermat Kitab Suci dengan hadiah pulsa.
Seorang anggota team broadcast MCO Caren Mainsiouw menjelaskan kepada PEN@ Katolik, 8 Juli 2020, talkshow bertema “Media daring dan iman Katolik: Okay Kah?” itu sangat penting bagi umat saat ini “karena perubahan selalu terjadi, tak terkecuali pada Gereja, dan karena perubahan menjadi tantangan dan juga keuntungan bagi Gereja.”
Karena percaya bahwa perubahan harus dilakukan berdasarkan landasan iman dan media daring merupakan perubahan yang sudah menjangkiti tubuh Gereja, maka MCO dan beberapa komisi di Keuskupan Manado itu menampilkan dua pembicara untuk menjawab “Sejauh apakah media daring ini menjadi keuntungan bagi gereja?”
Acara itu akan juga menjawab pertanyaan tentang yang boleh dan tidak boleh dalam penggunaan media daring, cara menggunakan media ini untuk perkembangan iman Katolik, dan apakah media daring relevan saat ini sementara gaya hidup jemaat perdana belum memiliki media itu?
Dua pembicara, yang akan tampil dalam tayangan langsung Sabtu, 11 Juli 2020, pukul 19.00 WITA melalui halaman Facebook Manado Catholic Orchestra dan direlay di akun-akun komisi yang terlibat itu, adalah cendekiawan sekaligus rohaniwan, Pastor Stenly Vianny Pondaag MSC dan Pastor Hermas Asumbi MSC.
Pastor Stenly Vianny Pondaag MSC, yang lahir di Woloan, 29 Mei 1977, adalah pemegang gelar Magister Teologi (S2) di Universitas Innbruck, Austria (2014), dan Doktor Teologi (S3) di Universitas Innsbruck, Austria (2018). Kini imam dengan moto hidup “Ad astra per aspera” (menuju bintang dengan jerih paya) itu adalah dosen di STF Seminari Pineleng, Pembina di Skolastikat MSC Pineleng, dan Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Manado sejak Juni 2020.
Pastor Hermas Asumbi MSC lahir di Nulion, 29 September 1976. Imam yang hidup dengan moto hidup “ut vitam abundantius habeant” (supaya mereka memiliki kehidupan secara berkelimpahan) itu pernah menjadi misionaris di Jepang selama 10 tahun (2005-2015), dua tahun pertama sebagai mahasiswa di Nanzan Univerity di Nagoya. Tahun lalu Pastor Hermas baru menyelesaikan program Lisensiat (SSL) dari Pontificio Istituto Biblico, Roma, yang popular dikenal dengan nama ‘Biblicum’ (2015-2019). Kini Pastor Hermas bekerja sebagai dosen (Kitab Suci) di STF Seminari Pineleng.
Menurut catatan dari Caren Mainsiouw, dalam acara untuk umum yang akan dipandu oleh Pastor Hendro Kandowangko Pr (Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Manado) dan Pastor Kris Ludong Pr (Ketua Komisi dan Komisi Kerawam Keuskupan Manado) akan dilemparkan beberapa pertanyaan. “Yang menjawab dengan akan menerima hadiah pulsa, jelasnya.
Selain menjawab pertanyaan, peserta juga boleh memberikan pertanyaan dalam acara yang juga akan dimeriahkan dengan live music dari divisi Band Manado Catholic Orchestra.(PEN@ Katolik/michael)