Paus kepada Media Katolik: Jadilah tanda persatuan di tengah keanekaragaman

1
1310
Paus menyapa para wartawan di pesawat yang membawanya ke Thailand (November 2019) (Vatican Media)
Paus menyapa para wartawan di pesawat yang membawanya ke Thailand (November 2019) (Vatican Media)

Asosiasi Pers Katolik (CPA) yang didirikan lebih dari seratus tahun lalu di Amerika Serikat dengan tujuan “melayani dan menyatukan” anggotanya, kini memiliki hampir 225 anggota publikasi dan 600 anggota individu di asosiasi.

Tetapi tahun ini, untuk pertama kali dalam sejarahnya yang panjang, asosiasi itu akan mengadakan Konferensi Media Katolik secara virtual, karena pandemi virus corona. Mengingat pandemi itu, Paus Fransiskus memulai pesannya untuk konferensi itu dengan menyatakan kedekatannya “kepada mereka yang terkena virus dan kepada mereka yang bekerja dan terus bekerja membantu saudara dan saudari kita yang membutuhkan meskipun dengan risiko nyawa mereka.”

Tema yang dipilih untuk acara virtual ini adalah “Together While Apart” (bersama meskipun berjauhan). Paus mencatat bagaimana tema itu “mengungkapkan dengan baik rasa kebersamaan yang muncul, secara paradoks, dari pengalaman menjaga jarak sosial yang dipaksakan oleh pandemi.”

Paus menggarisbawahi bagaimana “pengalaman beberapa bulan terakhir ini menunjukkan betapa pentingnya misi media komunikasi untuk menyatukan orang, memperpendek jarak, memberikan informasi yang diperlukan, dan membuka pikiran dan hati kepada kebenaran.”

E pluribus unum – cita-cita persatuan di tengah keragaman, yang tercermin dalam moto Amerika Serikat,” kata Paus, “juga harus mengilhami pelayanan yang kalian berikan demi kebaikan bersama. Betapa mendesaknya hal ini dibutuhkan saat ini, di zaman yang ditandai konflik dan polarisasi dan komunitas Katolik sendiri tidak kebal terhadapnya.”

“Kita perlu media yang mampu membangun jembatan dan mempertahankan kehidupan serta meruntuhkan tembok, yang terlihat dan yang tidak terlihat, yang menghalangi dialog tulus dan komunikasi jujur di ​​antara individu dan masyarakat,” kata Paus.

“Kita perlu media yang bisa membantu orang, terutama orang muda, untuk membedakan yang baik dari yang jahat, untuk mengembangkan penilaian sehat berdasarkan presentasi fakta yang jelas dan tidak bias, dan untuk memahami pentingnya karya untuk keadilan, kerukunan sosial dan hormat untuk rumah kita bersama,” lanjut Paus.  Paus menekankan juga perlunya pria dan wanita yang memiliki keyakinan “yang melindungi komunikasi dari semua yang akan membelokkan atau membengkokkannya ke tujuan-tujuan lain.”

Sebagai orang Kristen, tegas Paus, “setiap kita, di mana pun kita berada, dipanggil untuk berkontribusi, melalui profesi kebenaran dalam kasih, bagi pertumbuhan Gereja menuju kedewasaan penuh dalam Kristus.” Kita tahu, komunikasi “bukan hanya masalah kompetensi profesional,” lanjut Paus.

“Seorang komunikator sejati, “ lanjut Paus, “mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk kesejahteraan orang lain, di setiap tingkatan, dari kehidupan setiap individu hingga kehidupan seluruh keluarga manusia.”

Menurut Paus, “kita tidak bisa benar-benar berkomunikasi kecuali kalau kita terlibat secara pribadi, kecuali kalau kita secara pribadi bisa membuktikan kebenaran dari pesan yang kita sampaikan.” Semua komunikasi, kata Paus, “memiliki sumber pokoknya dalam kehidupan Allah Tritunggal, yang berbagi dengan kita kekayaan kehidupan ilahi-Nya dan memanggil kita, pada gilirannya, untuk mengkomunikasikan harta itu kepada orang lain melalui persatuan kita dalam melayani kebenaran-Nya.”

Seraya memohon curahan karunia-karunia kebijaksanaan, pengertian dan nasihat Roh Kudus atas pekerjaan mereka, Paus mengatakan “hanya tatapan Roh Kudus yang memungkinkan kita untuk tidak menutup mata terhadap orang yang menderita dan mengupayakan kebaikan sejati bagi semua orang. Hanya dengan tatapan itu kita bisa bekerja efektif mengatasi penyakit-penyakit rasisme, ketidakadilan, dan ketidakpedulian yang merusak wajah keluarga bersama kita.”

Paus juga mendesak para komunikator Kristen untuk “berbicara dengan kata benda yang mengakui dan mementingkan klaim kebenaran dan meningkatkan martabat manusia,” di dunia yang terlalu mudah “berbicara dengan kata sifat dan kata keterangan.”

“Kalau terjadi konflik dan perpecahan di dunia, semoga kalian memperhatikan orang-orang yang menderita dan orang yang miskin, dan menyuarakan permohonan saudara-saudari kita yang membutuhkan belas kasihan dan pengertian,” kata Paus.

Pembicara utama pada Konferensi Media Katolik tahun ini antara lain adalah Dr Paolo Ruffini, Prefek Dikasteri untuk Komunikasi. Pertemuan virtual berlangsung dari 30 Juni hingga 2 Juli.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

1 komentar

Leave a Reply to Sius Galmin Batal

Please enter your comment!
Please enter your name here