“Bersyukur Tim Relawan Untuk Kemanusiaan (TRUK) Flores hidup dari belas kasih orang, tetapi mereka mau berbagi belas kasih kepada mama-mama, kepada banyak orang, sehingga berlipat ganda, karena belas kasih itu datang dari Tuhan,” ujar Provinsial SSpS Flores Bagian Timur Suster Ines Surat Lanan SSpS di hadapan 40 ibu di halaman kantor TRUK Maumere, 17 Juni 2020. Ibu-ibu itu terdiri dari janda, korban kekerasan dan pemulung. Suster Ines minta mereka melipatgandakan benang yang diterima. “Perhitungannya, benang yang diterima dapat menghasilkan tiga sarung. Satu diberikan untuk TRUK untuk dijual dan hasilnya akan dipergunakan untuk beli benang bagi kelompok tenun ikat lain. Sementara dua sarung menjadi milik ibu penenun. Saya harapkan hasil jual sarung dimanfaatkan untuk beli benang lagi sehingga berkelanjutan,” pinta Suster Ines. Menurut Ketua Divisi Perempuan TRUK Suster Eustochia SSpS, ibu-ibu yang mengelola keuangan rumah tangga di tengah pandemi sedang mengalami kesulitan ekonomi. “Kali ini TRUK membantu ibu-ibu kelompok tenun ikat agar sedikit meringankan beban ekonomi. Karena bantuan ini harus tepat sasaran, staf saya betul mendata ibu-ibu dari keluarga yang harus dibantu. Saya juga minta ibu-ibu supaya menghasilkan sarung berkualitas dan punya nilai jual tinggi,” kata Suster Esto. Bantuan berikut, katanya, untuk petani sayur. “Saya senang menerima bantuan benang. Sekurang-kurangnya anggaran beli benang sudah ditanggulangi TRUK,” kata Vero asal Nita. Kegiatan itu diawali Doa untuk Solidaritas Dunia menentang rasisme dalam bentuk ibadat sabda yang dipimpin Suster Fanty SSpS. Anak-anak yang ditampung memegang spanduk bertuliskan “Menolak Diskriminasi Terutama Pada Perempuan.”(PEN@ Katolik/Yuven Fernandez)