Home VATIKAN Kongregasi untuk Ibadat Ilahi keluarkan Dekrit 25 Maret yang perbarui dekrit sebelumnya

Kongregasi untuk Ibadat Ilahi keluarkan Dekrit 25 Maret yang perbarui dekrit sebelumnya

0
Perayaan Minggu Palma 14 April 2019 di Lapangan Santo Petrus  (Vatican Media)
Perayaan Minggu Palma 14 April 2019 di Lapangan Santo Petrus (Vatican Media)

Dekrit berjudul “Di Saat Covid-19” (II) telah dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen pada hari Rabu, 25 Maret 2020. Dokumen baru itu memperbarui dekrit 19 Maret 2020. Dekrit baru itu berisi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diterima tentang perayaan liturgi Paskah. Kedua dekrit itu dikeluarkan “atas mandat Supreme Pontiff (imam agung tertinggi), hanya untuk tahun 2020.”

Dekrit 25 Maret itu ditandatangani yang dikeluarkan dalam bahasa Italia, Perancis, Inggris dan Spanyol dan ditandatangani oleh Prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen Robert Kardinal Sarah dan sekretarisnya Uskup Agung Arthur Roche.

Karena Hari Raya Paskah tidak bisa diubah, dekrit itu menyatakan, “di negara-negara yang telah terkena penyakit ini dan di mana pembatasan pertemuan dan pergerakan orang diberlakukan, para uskup dan imam boleh merayakan ritus-ritus Pekan Suci tanpa kehadiran umat dan di tempat sesuai, serta menghindari konselebrasi dan menghilangkan salam damai.”

Dekrit itu mendorong para gembala untuk memberitahukan kepada umat tentang waktu perayaan liturgi, “sehingga mereka bisa dengan penuh doa mempersatukan diri mereka di rumah mereka” dengan doa Gereja. Dalam hal ini, lanjut dekrit itu, “sarana siaran langsung (bukan rekaman) bisa membantu.” Dekrit itu lalu menekankan betapa pentingnya mendedikasikan “waktu yang memadai untuk berdoa.” Dekrit itu juga menegaskan bahwa ibadat harian sangat penting.

Pekan Suci dimulai dengan perayaan Minggu Palma. “Peringatan Tuhan Yesus Masuk ke Kota Yerusalem harus dirayakan dalam bangunan-bangunan suci,” kata dekrit itu. Kalau dirayakan di gereja-gereja Katedral, ditentukan untuk menggunakan bentuk kedua dari Buku Misa Romawi, dan bentuk ketiga kalau dirayakan di gereja-gereja paroki.

Untuk Misa Krisma, dekrit terakhir itu mengatakan, Konferensi Waligereja “bisa memberi petunjuk tentang kemungkinan pemindahan ke tanggal lain.” Umumnya, Misa itu dirayakan di setiap keuskupan pada Kamis Suci, atau di hari lain dalam Pekan Suci.

Pada Kamis Putih, “pembasuhan kaki, yang sudah opsional, harus dihilangkan” tulis dekrit itu. Prosesi yang biasa dilakukan di akhir Misa, saat Sakramen Mahakudus dibawa ke Altar of Repose (altar yang dibangun tersendiri untuk persinggahan Sakramen Mahakudus di sebuah sudut yang tenang dalam gereja. Red.), juga dihilangkan. Sakramen Mahakudus harus diletakkan di dalam tabernakel.

Dekrit itu memberikan izin khusus kepada semua imam untuk merayakan Misa “di tempat yang sesuai, tanpa kehadiran umat.”

Di mana pun peringatan Sengsara dan Wafat Tuhan dirayakan saat Jumat Agung, dekrit itu mengarahkan para Uskup membuat “intensi khusus bagi orang-orang yang berada dalam kesulitan, orang sakit, orang mati.” Dekrit itu juga mengusulkan agar “penghormatan Salib dengan menciumnya dibatasi hanya bagi selebran.”

Vigili Paskah “harus dirayakan hanya di Katedral dan gereja paroki,” tegas dekrit itu. Dekrit yang diperbarui itu mengklarifikasi, “dalam ‘Liturgi Pembaptisan,’ hanya ‘Pembaruan Janji Baptis’ yang harus dipertahankan.”

Dekrit itu mencatat, “seminari-seminari, rumah-rumah imam, biara-biara, dan komunitas-komunitas religius harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari dekrit ini.”

Dekrit itu juga menyatakan, tidak seperti perayaan liturgi resmi, “ungkapan kesalehan dan prosesi umat yang memperkaya hari-hari Pekan Suci dan Tri Hari Suci dapat dipindahkan ke hari-hari lain yang sesuai di tahun ini.” Contoh yang diberikan adalah tanggal 14 dan 15 September (Pesta Salib Suci dan Santa Perawan Maria Berdukacita). Penetapan tentang pemindahan devosi-devosi semacam itu diserahkan kepada keputusan Uskup Keuskupan.

Petunjuk-petunjuk juga dikirim melalui komunikasi terpisah untuk Perayaan Paskah di Gereja-Gereja Katolik Timur. Petunjuk-petunjuk itu ditandatangani oleh Prefek Kongregasi untuk Gereja-Gereja Oriental Kardinal Leonardo Sandri dan Wakil Sekretarisnya Pastor Flavio Pace.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

Artikel Terkait:

Paus berdoa Bapa Kami di tengah krisis global yang dipicu pandemi COVID-19

Paus mengundang semua umat ikut dengannya dalam doa pukul 6 sore WIB

Paus bersyukur atas teladan kepahlawanan dokter dan imam dan renungkan tentang air

Paus ajak umat Kristen doa bersama 25 Maret dan berkat luar biasa Urbi et Orbi 27 Maret/

Paus: COVID-19 mengajarkan bahwa kita adalah satu komunitas manusia

Vatikan beri indulgensi penuh bagi umat penderita COVID-19 dan yang bantu mereka

Paus Fransiskus pergi berdoa kepada Maria dan berjalan kaki di Via del Corso Roma

Covid-19: Perayaan Pekan Suci Vatikan tanpa partisipasi publik

Covid-19: Paus memanjatkan doa kepada Perawan Maria untuk perlindungan

Dengan persetujuan Paus, gereja-gereja paroki di Roma tetap dibuka untuk doa pribadi

Virus Corona: kantor-kantor Vatikan tetap buka, Paus sumbang 100 ribu Euro

Virus Corona: Vatikan menutup Basilika Santo Petrus bagi para wisatawan

Paus Fransiskus berdoa bagi mereka yang terke

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version