Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Dokumen Abu Dhabi diperkenalkan kepada Pastores Keuskupan Agung Pontianak

Pastores KAP
Uskup Purwokerto Mgr Tri Harsono (kiri) bersama Pastor William Chang OFMCap (moderator) (PEN@ Katolik/semz)

Selama empat hari, 27-30 Januari 2020, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus bersama para imam se-Keuskupan menyelenggarakan Temu Pastores (TePas) di Pontianak dengan hari studi, 28 Januari, yang mengangkat topik “Perdamaian Insani untuk Indonesia Damai”.

Menurut Mgr Agus, topik itu sengaja dipilih sebagai tindak lanjut dari Hari Studi Sidang KWI 2019 di Bandung yang mendalami isi Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed el-Tayeb 4 Februari 2019.

Untuk mendalami topik itu, hari studi menghadirkan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nazaruddin Umar yang berbicara tentang cinta kasih, dan Ahli Islamologi Katolik Uskup Purwokerto Mgr Tri Harsono dengan tema “Dialog adalah Keunggulan dari Gereja Katolik.”

Khusus hari studi itu Mgr Agus mengundang ormas-ormas Katolik termasuk PMKRI, para bruder, suster, frater, dan para pendeta dari Agama Protestan dengan harapan, “peserta semakin menemukan berbagai peluang untuk memperkuat persaudaraan antarumat manusia, khususnya di Kalimantan Barat, terutama di Keuskupan Agung Pontianak.”

Menurut Mgr Tri Harsono, dialog di Uni Emirat Arab antara Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar Ahmad At-Tayyeb menghasilkan lima poin. Yang pertama, deklarasi itu merupakan undangan untuk berekonsiliasi dan bersaudara antara semua orang beriman yang berkehendak baik. Kedua, setiap insan berhati nurani, beragama, dan beriman diminta menolak kekerasan, ekstremisme buta, dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sejati dan persaudaraan.

Teladan kebesaran dan kebenaran iman akan Allah, tulis poin ketiga, mempersatukan hati yang terpecah dan mengangkat harkat-martabat jiwa manusia, sebagai ciptaan utama. Keempat, tanda dan bukti kedekatan antara Timur dan Barat, Utara dan Selatan, adalah bahwa orang beriman percaya Allah telah menciptakan dan menghendaki saling cinta, saling bersaudara, saling mengerti, bekerja sama, dan saling berbeda. Dan, kelima, Perdamaian Universal dapat dinikmati semua makhluk dari waktu ke waktu dan masa depan.”

Mgr Tri Harsono menegaskan, dialog adalah keunggulan Gereja Katolik. “Gereja kita sudah mulai duluan hal itu. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana berdialog tentang kemanusiaan secara nyata untuk mewujudkan perdamaian manusia,” kata Uskup Purwokerto itu.

Menurut Nazaruddin Umar, “jika cinta berbicara, maka semua akan indah, dengan Bahasa Cinta semua bisa menjadi damai.” Juga dijelaskan bahwa pengalaman hidup membuat kita semakin matang dalam menghadapi berbagai situasi yang terjadi di negara apalagi terkait dengan toleransi dalam hidup beragama. “Kebenaran bukan ditentukan oleh mayoritas atau senioritas saja, tetapi yang paling penting adalah cara hidup seseorang dalam masyarakat,” tegasnya.(PEN@ Katolik/Semz).

Para Pastores KAP bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nazaruddin Umar  (PEN@ Katolik/semz)
Para Pastores KAP bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nazaruddin Umar (PEN@ Katolik/semz)

Pastores KAP 3Pastores KAP 2

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini