Dalam pertemuan Kamis sore, 17 Oktober 2019 sekitar pukul 15.30, di tengah berlangsungnya Sinode Amazon di Vatikan, Paus Fransiskus bertemu sekitar 40 orang pribumi Amazon, beberapa dari mereka adalah peserta Sinode Amazon itu dan yang lain sedang mengikuti kegiatan budaya yang saat ini sedang berlangsung juga di Roma. Kelompok itu didampingi oleh Kardinal Brasil Claudio Hummes, dan Uskup Agung Porto Velho, Brasil, Mgr Roque Paloschi. Kepada mereka Paus menegaskan tentang perlunya inkulturasi Injil.
Menurut pernyataan Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni, pertemuan itu dibuka dengan dua pidato singkat yang dibacakan oleh seorang wanita dan seorang pria yang mewakili masyarakat adat. “Mereka berterima kasih kepada Bapa Suci karena telah mengadakan Sinode itu. Mereka juga meminta bantuan agar bisa terlaksana keinginan mereka untuk memastikan kehidupan yang damai dan bahagia bagi rakyat mereka, menjaga tanah mereka, dan melindungi perairannya, bisa dinikmati keturunan mereka.”
Paus kemudian berbicara sedikit dengan menggarisbawahi bahwa Injil itu laksana benih, yang jatuh ke tanah dan tumbuh sesuai karakteristik tanah itu. Merujuk Wilayah Amazon, lanjut pernyataan Kantor Pers Vatikan itu, seperti dilaporkan oleh Vatican News, “Bapa Suci menunjukkan bahaya-bahaya bentuk-bentuk baru kolonisasi.”
Akhirnya, merujuk asal-usul agama Kristen, yang lahir di dunia Yahudi, yang berkembang di dunia Yunani-Latin, dan kemudian mencapai negeri-negeri lain, Slavik, Timur, dan Amerika, Paus Fransiskus menegaskan kembali perlunya menginkultutrasi Injil sehingga “orang bisa menerima pewartaan tentang Yesus dengan budaya mereka sendiri.” (PEN@ Katolik/paul c pati)