Ada banyak alasan untuk berdoa Rosario: Santo Yohanes Paulus II menyerukan Rosario setiap hari untuk perdamaian dan untuk keluarga. Paus Fransiskus meminta kita berdoa Rosario untuk melindungi Gereja dari iblis, tetapi Santo Dominikus adalah yang pertama menyerukan Rosario untuk mengalahkan bidaah Albigensia yang, antara lain, menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi. Mari kita lakukan hal yang sama.
Rosario sangat Ekaristis. Gema Ekaristi bisa terdengar di seluruh Rosario. Yang paling jelas adalah dalam Misteri Cahaya Kelima yakni Yesus Menetapkan Ekaristi. Namun, Ekaristi ada di mana-mana, dari piala dalam Penderitaan di Taman Getsemani hingga janji Kenaikan, “Ketahuilah, Aku selalu menyertai kamu.”
Misteri Gembira Pertama adalah Ekaristi dan Kabar Gembira. Gereja mengajarkan bahwa Yesus Kristus benar-benar hadir, tubuh, darah, jiwa, dan keilahian, dalam Ekaristi. Hosti yang kelihatan sama seperti roti, sudah menjadi Tubuh Kristus. Mungkin sulit dipercaya bahwa Yesus Kristus, putra Allah yang Hidup, mau hadir dengan cara yang begitu sederhana dan tanpa ada pembedaannya.
Renungan selanjutnya tentang misteri Maria Menerima Kabar Gembira dari Malaikat Gabriel di saat Maria hamil dalam bulan keenam itu memecahkan masalah itu. Lagi pula, Kabar Gembira adalah saat di mana “Sabda menjadi daging dan tinggal di antara kita.” Kita dapat belajar dari sikap Maria bagaimana seharusnya saat disucikan itu: Syukur dan kagum yang rendah hati.
Misteri Gembira Kedua: Kehadiran Nyata dan Kunjungan. Masalah yang mungkin juga dihadapi dengan Ekaristi adalah pertanyaan sederhana, “Mengapa? Mengapa Yesus Kristus ingin kita memakan-Nya dalam Komuni? Sepertinya aneh.”
Jawaban pertanyaan itu sebenarnya sangat mendalam: “Ekaristi membentuk Gereja,” seperti dikatakan dalam Katekismus. Kita menerima tubuh Kristus sehingga kita bisa menjadi Tubuh Kristus dan melakukan pekerjaan-Nya di dunia.
Jelasnya, kita menerima Yesus dalam bait suci tubuh kita, dan tubuh-tubuh kita dikirim ke dunia untuk melakukan pekerjaan-Nya. Maria adalah contoh tertinggi. Dalam “kunjungan” Maria ke Elizabeth, Yesus yang berada dalam dirinya menggerakkan upayanya untuk meladeni sepupunya, dan sepupunya mengenali Tuhan yang hadir dalam dirinya.
Misteri Gembira Ketiga: Kelahiran Yesus dan penyembahan. Tetapi Ekaristi bukan hanya sesuatu yang kita terima dalam Komuni. Kita juga menyembah Yesus dalam Sakramen Mahakudus di gereja-gereja kita.
Pikirkan apa artinya para gembala meninggalkan kawanan domba mereka untuk memuja seorang bayi, atau orang Majus melakukan perjalanan bermil-mil untuk bersujud di depan kandang kelahiran bayi itu. Kehadiran Yesus, Pribadi Kedua dari Tritunggal, benar-benar mengilhami orang dewasa, dan sejumlah malaikat, untuk berkumpul di sekitar bayi yang sedang tidur. Dan kini, Kehadiran Nyata-Nya dalam sakramen benar-benar mengumpulkan kita di sekitar tabernakel.
Misteri Gembira Keempat: Kehadiran dan Bait Suci Tubuh Kita. Salah satu dari kesaksian-kesaksian paling awal tentang Ekaristi adalah dari Surat Pertama Santo Paulus kepada jemaat Korintus. Paulus menceritakan kembali tentang pembentukan Ekaristi dan mengatakan bahwa sangat penting “mencermati tubuh” Kristus dalam Komuni.
Kemudian dalam surat itu, ia memberikan alasan bagus mengapa kita perlu begitu berhati-hati dengan Ekaristi: Tubuh-tubuh kita adalah “bait-bait suci Roh Kudus,” katanya.
Misteri Gembira Keempat itu berfokus pada Yesus yang dipersembahkan oleh Maria dan Yusuf ke bait suci Yerusalem. Perhatian mereka untuk melakukan apa yang ditentukan oleh iman mereka adalah pelajaran yang baik bagi kita: Dengan perhatian yang sama kita perlu membawa Yesus ke bait suci tubuh-tubuh kita sendiri.
Dan begitu kita melakukannya, kita bisa memiliki reaksi yang sama dengan Simeon setelah perjumpaannya dengan Yesus: “Sekarang, Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai … sebab mataku telah melihat keselamatanmu.”
Misteri Gembira Kelima: Menemukan Yesus di Tabernakel. Tetapi dari semua misteri gembira itu, makna yang sangat Ekaristis ditemukan dalam misteri Menemukan Yesus Dalam Bait Allah. Dalam kisah asli, Yusuf dan Maria kehilangan putra mereka dan mencari Dia terlebih dahulu di antara keluarga mereka, yang kembali dari perjalanan ke Yerusalem.
Mereka tidak menemukan Yesus di sana, maka mereka kembali dan Dia ada sana, di Bait Allah, sedang berbagi kebijaksanaan-Nya dengan para alim ulama di sana. Inilah analogi sempurna tentang apa itu Ekaristi bagi kita. Kalau kita tidak bisa menemukan Yesus dalam hidup kita, ada satu tempat di mana kita selalu bisa menemukan Dia: Di tabernakel. Di sana Dia menanti, siap bertanya jawab seperti yang Dia lakukan bertahun-tahun yang lalu.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Tom Hoopes/Aleteia).