Tepat empat bulan setelah kebakaran yang menghancurkan Katedral Notre-Dame di Paris, sore hari 15 April, Keuskupan Agung Paris mengadakan prosesi tradisional Santa Perawan Maria untuk Pesta Perawan Maria Diangkat ke Surga. Dimulai di Pont Saint Louis, beberapa ratus umat beriman, dengan rosario di tangan dan menyanyikan Ave Maria, berarak ke Gereja Saint-Sulpice, dan merayakan Misa dipimpin Uskup Agung Paris Mgr Michel Aupetit.
Di bagian penutup Misa, Rektor Notre-Dame Mgr Paul Chauvet membacakan pesan, yang dikirim oleh Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin atas nama Paus Fransiskus kepada Mgr Michel Aupetit dan umat Keuskupan Agung Paris, dan yang mengajak mereka menjadi “pembangun kemanusiaan baru yang berakar pada Yesus Kristus” untuk keluarga-keluarga mereka, komunitas-komunitas mereka, dan di tempat-tempat mereka tinggal.” Pesan itu juga memastikan “kedekatan spiritual” Paus kepada umat beriman di Paris.
“Seperti ibu yang sejati,” tulis pesan itu, “Maria berjalan bersama kita, bergumul bersama kita, dan tanpa lelah menyebarkan kedekatan cinta Allah. Dia ikut bersama menjalani sejarah setiap orang yang telah menerima Injil dan sekarang ikut dalam identitas historis mereka.” Bapa Suci, lanjut pesan itu, “juga memohon kepada Allah, melalui perantaraan Bunda Maria, agar rekonstruksi batu permata arsitekturnya boleh menjadi tanda sangat kuat akan kelahiran kembali dan revitalisasi iman mereka yang beriman kepada-Nya.”
Dalam perayaan Liturgi itu, Uskup Agung Aupetit, sesuai tradisi, membaharui “janji” Raja Louis XIII untuk mengkonsekrasi Prancis kepada Perawan Maria Terberkati. Kaul itu awalnya dibuat 10 Februari 1638. (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)