Pen@ Katolik

Uskup David mengkritik Duterte yang menyebut dirinya ‘anak pelacur’

Bishop David
Uskup Kalookan Mgr Pablo Virgilio David (CBCPNews)

Uskup Kalookan Mgr Pablo Virgilio David membela almarhum ibunya setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyebut dirinya “anak pelacur.” Uskup itu tersinggung atas serangan Duterte terhadap dirinya dalam pertemuan politik di Kota Malabaon, 2 April 2019.

Uskup itu mengatakan keluarganya tidak mengharapkan pengakuan atas sumbangan yang diberikan ibunya dalam pembangunan bangsa “tetapi kami juga tidak mengharapkan siapa pun menghina kenangan masa lalunya dan memanggilnya pelacur.”

“Dia tidak pantas mendapatkan penghinaan itu,” kata Uskup David, kritikus vokal terhadap pembunuhan yang terkait dengan kampanye anti-narkoba yang dijalankan Duterte.

Presiden menjelek-jelekkan David karena diduga menggunakan mimbar gereja untuk menyerangnya. Namun uskup itu mengklaim tidak pernah dan tidak akan melakukan hal itu. “Mimbar tidak pernah (digunakan) untuk tujuan itu,” kata Mgr David, yang juga Wakil Ketua Konferensi Waligereja Filipina.

“Kecuali, tentu saja, kalau dia mengira seruan untuk mengakhiri kekerasan dan pembunuhan di luar hukum di keuskupan saya sama saja dengan menyerangnya,” lanjut uskup itu seraya mengatakan perang narkoba yang dilancarkan pemerintah telah mengubah keuskupannya, yang meliputi kota Caloocan, Malabon, dan Navota, menjadi “ladang pembantaian.”

Uskup kemudian menceritakan bagaimana ibunya, Bienvenida, konsisten meraih penghargaan tertinggi sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, meskipun dia gagal menyelesaikan gelarnya karena pendudukan Jepang.

Setelah menikah pada usia 23 tahun, kata Mgr David, ibunya melakukan semua yang bisa dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan karena sedikit gaji ayahnya sebagai pegawai negeri. Mgr David juga ingat bagaimana ibunya harus mengajar semua 13 anaknya sambil melakukan pekerjaan rumah yang tak habis-habisnya. Apa yang dikerjakan ibu itu membuat semua anaknya menyelesaikan kuliah.

Ibu uskup yang meninggal tahun 2000 itu adalah penerima penghargaan “Gintong Ina” di akhir tahun 80-an.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan CBCP News, Manila)

Artikel Terkait:

Merendahkan martabat perempuan bukan kebebasan berbicara kata suster kepada Duterte

Mgr Pablo Virgilio David mengecam pernyataan tentang HAM dalam pidato Duterte

Tiga imam ungkapkan adanya ancaman mati terhadap diri mereka

Keluarga Dominikan Filipina akan puasa melawan pembunuhan akibat perang melawan narkoba

Para Uskup Filipina khawatir perang lawan narkoba tewaskan 81 orang dalam empat hari

Para uskup Filipina ajak umat berdoa mengaku dosa beramal untuk masa-masa sulit

Umat Katolik Filipina berdemo menentang ancaman terhadap kehidupan

Gereja mendesak pertobatan atas pembunuhan yang merajalela di Filipina