Home MANCANEGARA Gereja mendesak pertobatan atas pembunuhan yang merajalela di Filipina

Gereja mendesak pertobatan atas pembunuhan yang merajalela di Filipina

0

Filipina

Ketua Konferensi Waligereja Filipina Uskup Agung Lingayen-Dagupan Mgr Socrates Villegas menyerukan pertobatan di tengah meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan penjahat dan tersangka pelaku narkoba, termasuk anak di bawah umur.  Waktu memanggil semua orang, termasuk para pemimpin politik dan Gereja untuk bertobat “agar penyembuhan dapat dimulai,” kata Mgr Villegas.

Dalam homili Misa Minggu “Lord Heal Our Land” (Tuhan, sembuhkan negeri kami) di Tempat Ziarah Maria Ratu Damai, yang juga dikenal sebagai Tempat Ziarah Edsa di Quezon City, 5 November 2017, Mgr Villegas mengatakan, “Kita perlu bertobat sebagai sebuah bangsa.”

Uskup agung itu menegaskan, “Bertobatlah sekarang. Waktu bukan milik kita. Mulailah penyembuhan dengan bertobat sekarang. Kita tidak bisa menyembuhkan sebagai suatu bangsa dengan menyalahkan orang lain. Yang pertama, kita hanya bisa menyalahkan diri kita sendiri. Biarkan penyembuhan dimulai di sini … dalam diri setiap orang di sini.”

Namun, pemimpin Gereja itu mengatakan, meskipun menghentikan pembunuhan merupakan langkah besar, perjalanan penyembuhan demi nilai-nilai bangsa yang “terbalik masih akan menjadi perjalanan yang panjang.”

Dikatakan, banyak orang Filipina “tersesat” dan memilih “jalan kegelapan bukan terang” karena membiarkan pembunuhan terjadi dalam perang berdarah terhadap narkoba yang dilakukan pemerintah.

Kelompok hak asasi manusia menghitung kematian karena tindakan keras pemerintah terhadap obat-obatan terlarang itu lebih dari 13.000 orang sejak pemerintahan Duterte berkuasa bulan Juni tahun lalu.

Mgr Villegas mengatakan seruan untuk bertobat harus dipimpin oleh pemimpin Gereja “karena tetap tenang saat harus berbicara dan berkoar-koar saat yang dibutuhkan diam.”

“Tuhan ampunilah kami para pemimpin Gereja-Mu. Kasihanilah kami,” kata uskup agung, yang juga meminta “penyembuhan” di kalangan pemimpin pemerintah dari partai-partai penentang dan “biarkan politik melayani orang miskin.”

Kalau loyalitas partai untuk kesejahteraan publik, maka kebutuhan bertobat adalah keharusan, lanjut uskup agung itu seraya menegaskan bahwa tidak ada pemerintah untuk selamanya dan tidak ada politisi untuk selamanya. “Hanya Tuhan yang abadi. Berpalinglah kepada Tuhan dan berpalinglah dari politik yang merusak,” kata Mgr Villegas.(pcp berdasarkan CBCP)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version