Mengikuti tradisi yang hampir sama tuanya dengan Gereja di Roma, Paus Fransiskus melakukan prosesi tobat dari Basilika San Anselmo ke Basilika Santa Sabina, keduanya di Roma, untuk merayakan awal masa Prapaskah pada hari Rabu Abu, 6 Maret 2019.
Prosesi yang dipimpin oleh Paus sendiri itu dimulai dengan doa di San Anselmo kemudian berarak dengan menyanyikan Litani Para Kudus seraya memohon penyertaan semua martir dan orang kudus selama 40 hari ke depan.
Setibanya di Santa Sabina, yang merupakan pusat Ordo Dominikan (OP), Paus merayakan Misa, dan dengan demikian Prapaskah dimulai dengan kunjungan ke gereja stasi pertama dari beberapa “gereja stasi” yang akan dikunjungi Paus.
Praktek mengunjungi “gereja-gereja stasi” sudah terjadi sejak umat Katolik perdana merayakan Misa di katakombe tempat para martir dimakamkan. Menjelang abad keempat, sudah menjadi tradisi bagi Paus untuk mengunjungi gereja di setiap bagian Kota Roma pada masa Prapaskah guna merayakan Misa bersama umat beriman keuskupannya.
Urutan gereja stasi saat ini, dimulai dengan Santa Sabina, yang didirikan oleh Paus Santo Gregorius Agung di abad keenam. Di setiap stasi, Paus juga mengunjungi relikui para martir di gereja itu.
Tidak sepenuhnya jelas mengapa Basilika Santa Sabina dipilih sebagai yang pertama dari gereja-gereja stasi yang dikunjungi. Ada teori yang mengatakan bahwa pendakian ke gereja yang berada di atas Bukit Aventine di Roma itu adalah simbol pendakian Yesus ke puncak bukit Golgota.
Tetapi basilika itu juga penting secara historis. Di sana ada rumah dari martir Santa Sabina yang berdiri di abad kedua. Rumahnya adalah salah satu dari banyak “gereja rumah” yang digunakan selama penganiayaan terhadap umat Kristiani di Kekaisaran Romawi. Rumah itu kemudian diubah menjadi basilika, yang menyimpan relikui-relikuinya hingga hari ini.
Berbagai gereja di Roma menyimpan relikui para kudus yang ditetapkan pada seluruh hari di masa Prapaskah. Di saat yang sama, umat beriman didorong untuk meminta perantaraan para kudus itu saat mereka berdoa dan berpuasa bersama Yesus dalam 40 hari menuju perayaan Paskah yang agung.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan Joachim Teigen dari Vatican News)
