Anastasia Pia Eliavati Widjaja OP meninggal dengan dandanan cantik dan jubah Dominikan

0
10136
IMG_0480
Anggota Persaudaraan Dominikan Awam (PDA) bersama para suster Dominikan menyanyikan lagu Berkat Dominikan mengelilingi anggota PDA yang meninggal, Anastasia Pia Eliavati Widjaja OP. PEN@ Katolik/soni

Beberapa hari sebelum meninggal dunia, Anastasia Pia Eliavati Widjaja OP, sebagai anggota Persaudaraan Dominikan Awam (PDA) Chapter Santa Katarina dari Siena Jakarta sudah mengatakan kepada Stephanus Suriaputra, ketua chapter itu, yang juga merupakan suaminya, agar dia “didandani sangat cantik” untuk menghadap Tuhan.

Ketika meninggal, setelah menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan indulgensi dari Pastor Yohanes Robini OP, 27 Februari 2019, Anastasia Pia didandani dan dikenakan jubah Dominikan. “Sebagai devosi anggota Dominikan Awam kepada Santa Katarina dari Siena yang mengatakan ‘kehendak Tuhan adalah gaun cantik yang menghias dan melindungi kita’,” kata Pastor Andreas Kurniawan OP (Pastor Andrei) saat Misa Penutupan Peti di Rumah Duka Harapan Kita, Jakarta, 2 Maret 2019.

Bahkan sebelum meninggal, Pia, yang aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan dan wilayah di Paroki Maria Kusuma Karmel (MKK) Meruya, Jakarta, Legio Maria, Wanita Katolik RI dan pernah menjadi Ketua Ornata (penata bunga di altar gereja) selama dua periode, “bertanya apakah pakaiannya sudah disiapkan?”

Wanita yang lahir 30 Oktober 1953 dan dibaptis 11 Desember 1976 itu terpanggil menjadi anggota PDA Indonesia. Tanggal 3 Jan 2016, dia resmi diterima dan mengikrarkan janji sebagai postulan di Pondok Si Boncel Jakarta, kemudian 10 Desember 2017 melanjutkan ikrar kesetiaannya sebagai novis, dan 2 September 2018 mengucapkan Profes Pertama.

Maka, sebelum peti ditutup, para anggota PDA Jakarta bersama para suster Dominikan mengelilingi peti itu dan menyanyikan lagu Berkat Dominikan, “May God the Father bless us. May God the Son heal us. May God the Holy Spirit enlighten us, and give us eyes to see with, ears to hear with, hands to do the work of God with, feet to walk with, a mouth to preach the word of salvation with, and the angel of peace to watch over us and lead us at last, by our Lord’s gift, to the Kingdom.”

Untuk mengenang devosi Pia kepada Bunda Maria, pada ritus pembuka Misa itu umat membacakan Doa Catena para legioner atau antifon dari Kitab Salomo atau Kidung Agung 6:10, “Siapakah Puteri itu yang datang sebagai fajar menyingsing kemerah-merahan. Indah penaka bulan, gemerlap laksana surya, dahsyat bagaikan bala tentara yang siap bertempur.”

Pastor Andrei mengatakan dalam homili bahwa Pia akan mendoakan keluarganya, juga keluarga besar Dominikan, dan imam itu mengingatkan anggota PDA untuk terus mendoakan Pia dengan Misa dan Doa Rosario. “Saling mendoakan untuk keselamatan jiwa-jiwa adalah kewajiban Ordo Dominikan,” tegas Pastor Andrei.

Mengenang lulusan Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Taruma Negara yang dikaruniai tiga anak, Lukas Suriaputra, Maria Yusticia, Matias Reza dengan tiga cucu itu, Pastor Andrei menjelaskan bagaimana kegelapan dan ketakutan membangkitkan pengharapan akan masa depan.

Dalam perjumpaan terakhir dengan Pia, Pastor Andrei pun bertanya kepada Pia, “Mana senyummu?” dan “Pia masih tersenyum dan saya bersukacita, karena dalam menghadapi tantangan dia masih bisa tersenyum,” kata Pastor Andrei mengenang Pia yang siap membantu sesama dan selalu tersenyum.

Ketika mengalami kegelapan dan keputusasaan, cerita Pastor Andrei, Pia juga masih selalu minta agar mendoakan dia, dan dengan penuh kepasrahan kepada Tuhan masih meminta mujizat supaya Tuhan memberikan yang terbaik. “Itulah pengharapan. Ketika mengalami kegelapan dan keputusasaan kita berani meminta kepada Tuhan, bisa memiliki pengharapan, bisa melihat masa depan, dan bisa melihat bahwa Tuhan yang Mahapengasih selalu terus memberikan pengharapan.”

Dua hari sebelumnya, semua anggota PDA Jakarta mendoakan Pia dalam Misa Requiem. Mereka datang lengkap dengan skapulir  kecil dan besar beserta pin Dominikan.

Pia adalah legioner aktif dan sangat perhatian. Dia adalah perangkai bunga yang cekatan dan berseni. Kami bertemu kembali dalam PDA, semakin akrab dan semakin saling mengerti. “Selamat Jalan duluan, Bu Pia terkasih,” kata koordinator nasional PDA Theo Atmadi.

“Pia adalah seorang yang berhati pendengar dan siap memberi semangat serta dukungan dalam bentuk apa pun. Kehadiran dan kata-katanya sungguh membawa kesejukan dan ketenangan di tengah aneka keunikan keluarga Dominikan,” demikian Suster Elisabeth OP menggambarkan sosok Pia, yang katanya pantas menyandang “Profes Kekal.”

Tanggal 3 Maret, setelah Misa Pelepasan, jenazah dibawa dan dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills, Karawang.

“Meski lelah, dia tetap bersuka cita melewati hari demi hari,” kata Pastor Andrei yang meyakini bahwa Pia mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa dan akal budinya dan dengan segenap kekuatannya, dan mujizat demi mujizat dia alami dalam perjalanannya yang terakhir. (PEN@ Katolik/paul c pati)

Pastor Andreas Kurniwan OP memerciki jenazah Anastasia Pia. PEN@ Katolik/soni
Pastor Andreas Kurniwan OP memerciki jenazah Anastasia Pia. PEN@ Katolik/soni
PEN@ Katolik/soni
PEN@ Katolik/soni
IMG_0730
Stephanus Suriaputra, suami dan ketua chapter PDA Jakarata memberi kenangan terakhir bagi isterinya sebelum peti ditutup. PEN@ Katolik/soni
PEN@ Katolik/soni
Suami serta anak-anak dan cucu-cucu. PEN@ Katolik/soni
Anggota Persaudaraan Dominikan Awam Chapter Santa Katarina dari Siena Jakarta dan para Suster Dominikan di depan jenazah Anastasia Pia. PEN@ katolik/soni
Anggota Persaudaraan Dominikan Awam Chapter Santa Katarina dari Siena Jakarta dan para Suster Dominikan di depan jenazah Anastasia Pia. PEN@ katolik/soni

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here