Home NUSANTARA Wayang Kulit, silaturahmi, dan Natal Warga Gunung Kidul awali Tahun Hikmat Paroki...

Wayang Kulit, silaturahmi, dan Natal Warga Gunung Kidul awali Tahun Hikmat Paroki Kuta Bumi

0
Foto PEN@ Katolik/km
Foto PEN@ Katolik/km

Tahun Berhikmat atau Tahun Hikmat 2019 di seluruh paroki se-Keuskupan Agung Jakarta telah dibuka serentak tanggal 5-6 Januari 2019, namun umat Paroki Santo Gregorius Agung Kuta Bumi Tangerang menandai pembukaan itu secara khusus dengan pementasan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Semar Mbangun Jiwa” di halaman gereja.

Kegiatan 19 Januari 2019, yang diawali dengan Misa itu, sekaligus menjadi kesempatan ucapan syukur atas perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, silaturahmi dengan warga sekitar, serta Perayaan Natal warga Gunung Kidul se- Jabotabek.

Sekitar 1.500 umat Katolik hadir menyaksikan pementasan wayang kulit yang menampilkan tiga dalang asal Gunung Kidul. Hadir juga sejumlah undangan antara lain Komandan Korem 052/WKR Kolonel Kaveleri Agustinus Purbaya, Ketua FKUB Kabupaten Tangerang KH Maski serta perwakilan lintas agama, Kapolsek Kuta Bumi, dan para ketua RT dan RW sekitar gereja.

Kegiatan itu, jelas Kepala Paroki Kuta Bumi Pastor Yustinus Sulistiadi Pr, bertujuan untuk menandai pembukaan Tahun Hikmat yang akan direnungkan sepanjang tahun 2019. “Tahun Hikmat adalah aktualisasi sila keempat Pancasila. Gagasan-gagasan penting itu direnungkan dalam pementasan wayang kulit yang memuat kearifan lokal yang bisa bermanfaat bagi seluruh warga setempat,” kata imam itu.

Kolonel Agustinus Purbaya dalam sambutan mengatakan tantangan saat ini sangat berat dihadapi generasi muda, “maka diperlukan local wisdom yang mengarahkan mereka untuk menjalani hidup yang lebih bak, dan untuk menatap masa depan yang lebih sejahtera.” Orangtua, lanjutnya, tidak hanya memberikan nasihat kepada anak tapi juga “memberikan teladan kepada generasi muda.”

KH Maski mengingatkan perlunya menjaga keharmonisan antarwarga. “Tanpa ada kerukunan, sulit membangun bangsa dan negara kita tercinta,” tegas kiai itu. “Tanpa kerukunan antarwarga, pembangunan masyarakat dan tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama akan sulit tercapai, tegasnya. (PEN@ Katolik/Konrad R Mangu)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version