25.2 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

“Hari Perbaikan” di Filipina akan diisi bunyi lonceng, perarakan, adorasi, pengakuan, puasa

BERITA LAIN

More
    SABINS STUDIO
    SABINS STUDIO

    Uskup Agung Lingayen-Dagupan, Filipina, Mgr Socrates Villegas mengajak umat beriman untuk merayakan “Day of Reparation” (hari perbaikan) tanggal 18 Juni 2018, seraya mendesak umat beriman untuk menentang pembunuhan. Dalam sepucuk surat kepada umat beriman, uskup agung itu mengatakan bahwa seruan itu dibuatnya karena “pembunuhan terus berlanjut tanpa ada penyesalan.”

    Tanggal 18 Juni 2018 adalah hari Senin, hari kesembilan setelah pembunuhan brutal terhadap Pastor Richmond Nilo, imam ketiga yang dibunuh di Filipina dalam enam bulan terakhir. “Kini, para pembunuh dipuji dan sang raja tidak terganggu,” lanjut prelatus itu.

    “Penghakiman Allah hendaknya terjadi pada mereka yang membunuh orang-orang yang diurapi Tuhan. Ada tempat khusus di neraka untuk para pembunuh. Ada tempat lebih jelek untuk pembunuh para imam,” kata Mgr Villegas seperti dilaporkan oleh wartawan CBCPNews, Roy Lagarde dari Dagupan City.

    Uskup agung itu bahkan mengajak para imam dari keuskupan lain dan kongregasi-kongregasi religius untuk ikut dalam prakarsa itu dengan persetujuan uskup dan atasan mereka. “Kami mohon kepada Tuhan untuk membangunkan orang-orang kami, yang sekarang berjalan dalam kegelapan dan mati rasa karena ketakutan, untuk berpihak kepada Tuhan dan berani merubah kesalahan dan dosa,” kata uskup.

    “Semoga kita menemukan di antara umat awam kesiapan untuk secara aktif mengupayakan perubahan sosial dan politik yang berdasarkan ajaran moral Katolik dan etika sosial Kristen,” lanjut Mgr Villegas.

    Tanggal 18 Juni 2018, jelas uskup, semua Misa di Keuskupan Agung Lingayen-Dagupan akan dipersembahkan sebagai perbaikan atas dosa-dosa penghujatan terhadap Tuhan, dosa-dosa penistaan ​​dan kesedihan terhadap para imam dan uskup kita, pembunuhan yang berlanjut tanpa penyesalan. Para pemimpin Misa harus mengenakan warna penyesalan, ungu. Hari itu akan menjadi hari puasa dan pantang bagi para imam, religius dan umat beriman Gereja kita.

    Selain itu, pastor paroki hendaknya memperlihatkan Sakramen Mahakudus selama satu jam pada waktu yang paling nyaman bagi umat paroki untuk adorasi dan membuat perbaikan. Pada hari itu juga, para imam harus mengaku dosa dan juga mendengarkan pengakuan dosa umat beriman.

    Semua lonceng gereja paroki harus berdentang selama lima belas menit pada pukul enam sore di malam hari 18 Juni guna memperingati saat terbunuhnya Pastor Richmond Nilo.

    Pada malam itu akan juga dilakukan perarakan dengan membawa patung  atau gambar Santo Entierro atau Nazarene Hitam untuk menutup Hari Perbaikan.

    Para seminaris dari seminari-seminari Bunda Maria Penolong umat Kristiani akan memimpin ziarah jalan kaki sebagai tanda pertobatan dari Gereja Paroki San Jacinto ke Basilika Manaoag pukul 4.30 pagi. Kaum muda juga didorong untuk bergabung.

    Mgr Villegas juga meminta umat beriman memohon rahmat Allah “untuk menyentuh hati” Presiden Rodrigo Duterte agar menghentikan “penganiayaan verbal” terhadap Gereja Katolik. “Serangan seperti itu tanpa disadari dapat meningkatkan kejahatan terhadap para imam,” lanjut uskup agung.

    “Kami mohon bimbingan Roh Kudus agar para pemimpin dalam pemerintahan bisa menahan semakin merosotnya ketertiban hukum dan peraturan di negara ini dan memulihkan penghormatan terhadap kehidupan manusia dan martabat manusia,” kata Mgr Villegas. (pcp berdasarkan laporan CBCPNews)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI