Paus Fransiskus menyatakan kesedihan setelah menerima berita tentang pembunuhan dua wartawan dan sopirnya oleh faksi yang kini dibubarkan yakni Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia yang dikenal dengan singkatan FARC.
“Saya berdoa bagi mereka, dan keluarga mereka, dan saya dekat dengan orang-orang Ekuador yang terkasih, seraya mendorong mereka untuk maju, bersatu dan tenang, dengan bantuan Tuhan dan Bunda-Nya yang Maha Kudus.”
Ketiga orang yang bekerja untuk surat kabar El Comercio itu mengalami “pembunuhan kejam” saat pergi ke perbatasan untuk menyelidiki peningkatan kekerasan yang dipicu oleh obat-obatan. Mereka diculik setelah melintasi pos pemeriksaan militer di provinsi Esmeraldas, Ekuador utara, di perbatasan dengan Kolombia selatan.
Sementara itu, para uskup Ekuador mengecam pembunuhan itu dan menyerukan perdamaian menyusul penculikan dan pembunuhan itu. Mereka menyatakan “keprihatinan mendalam” dan “kesedihan” serta menyerukan berakhirnya kekerasan dan ketidakadilan oleh kelompok-kelompok sosial dan politik bersenjata.
Dalam pernyataan yang mereka kirim ke Kantor Berita Fides, para uskup Ekuador menyatakan “doa tulus bagi istirahat abadi saudara-saudara kita” dan menulis tentang “kedekatan dan solidaritas mereka dengan keluarga mereka atas kehilangan manusia yang tak dapat diperbaiki itu, dan juga untuk semua wartawan yang mempertaruhkan hidup mereka untuk membuat kita tahu akan kebenaran fakta.”
Para uskup menyerukan kepada pemerintah Ekuador dan Kolombia untuk mengupayakan penciptaan dan konsolidasi “kondisi hidup yang lebih bermartabat, lebih adil dan lebih bersaudara, terutama di daerah perbatasan, seraya mengembangkan sumber pekerjaan dan kebijakan-kebijakan bantuan sosial, serta memperkuat sistem keamanan.”
Pernyataan itu mendesak kelompok-kelompok bersenjata “untuk mengesampingkan penggunaan kekuatan guna mengatasi ketidakadilan dan untuk mematuhi inisiatif dialog dan rasa hormat untuk membangun demokrasi sejati yang bebas dari segala bentuk korupsi dan kekerasan.” Mereka yang menghasilkan uang dengan kegiatan-kegiatan tidak manusiawi didesak “untuk tidak tunduk pada keuntungan ekonomi yang berasal dari perdagangan manusia dan produksi serta perdagangan senjata dan zat-zat beracun.”
Dalam pesan itu, para uskup menegaskan kembali “komitmen kuat mereka untuk terus mengupayakan masyarakat yang lebih damai, adil dan mendukung,” karena mereka sadar akan situasi yang mengkhawatirkan di negara itu, termasuk “kelemahan struktur institusional, krisis ekonomi dan korupsi.”
Presiden Ekuador Lenin Moreno bersumpah untuk menemukan, menangkap, dan menghukum para pembunuh. Setelah menerima korfirmasi pembunuhan wartawan Javier Ortega, fotografer Paul Rivas dan sopir Efrain Segarra, yang diculik 26 Maret 2018 oleh orang-orang bersenjata anggota kelompok Oliver Sinisterra, presiden membatalkan perjalanannya, ke KTT Amerika di Peru, seraya bersumpah akan melakukan tindakan segera dalam koordinasi dengan Angkatan Bersenjata Kolombia, dan berjanji untuk melawan teroris dalam apa yang dia sebut, “Dunia yang mereka pilih.”
Presiden juga mengatakan, “Saya akan menepati janji, seperti yang selalu saya lakukan. Saya akan menggunakan tangan yang kuat melawan para penjahat. Saya merasakan kepedihan sanak saudara.” Bagian dari janji itu, katanya, adalah memberikan hadiah setara dengan seratus ribu dolar, untuk menangkap pemimpinnya, yang dikenal dengan nama El Gaucho. (paul c pati berdasarkan Vatican News)