Home PLURALISME Komisi HAK KAS laksanakan pameran lukisan untuk edukasi perdamaian dan kerukunan

Komisi HAK KAS laksanakan pameran lukisan untuk edukasi perdamaian dan kerukunan

0
Pastor Aloys Budi Purnomo Pr (ketiga dari kiri) memberi keterangan pers

“Kita semua tahu, hingga hari ini, salah satu keprihatinan global yang sedang memedihkan hati sebagian besar bangsa-bangsa adalah masalah Palestina. Perang tak kunjung berakhir. Darah terus bersimbah. Air mata duka kian merana. Upaya-upaya untuk menggapai perdamaian tak kunjung menjadi kenyataan,” kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Agung Semarang (KAS).

Pastor Aloys Budi Purnomo Pr berbicara dengan awak media tentang penyelenggaraan Pameran Lukisan bertema “Perdamaian Palestina, Kerukunan Kita” di Pastoran Johannes Maria, kompleks Unika Soegijapranata, Semarang, 19 Maret 2018. Pastor Budi adalah Pastor Kepala Reksa Pastoral Kampus Unika Soegijapranata sejak 22 November 2017 dan juga Ketua Komisi HAK KAS, yang menjadi penyelenggara pameran 21-25 Maret 2018.

“Ternyata, ketika cita-cita perdamaian untuk Palestina dan kerukunan untuk negara kita digemakan, akan menjadi sebuah daya tarik,” kata Pastor Budi melukiskan tema besar pameran itu.

Indonesia, jelas Pastor Budi, termasuk dalam 128 negara, bersama empat negara anggota tetap Dewan Keamanan: Cina, Prancis, Rusia, dan Inggris, yang mendukung resolusi PBB yang mendesak Amerika Serikat menarik keputusan yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mendukung relosusi PBB itu, bahkan sudah mengungkapkan sikapnya itu dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, 13 Desember 2017. Sebelumnya, 7 Desember 2017, Presiden Jokowi juga mengecam keras sikap Trump yang secara sepihak mengklaim pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Pameran lukisan ini juga menjadi sebentuk apresiasi kita terhadap sikap Presiden Jokowi dalam kasus ini. Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan dukungannya terhadap Palestina, khususnya dalam konteks niat Presiden Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, padahal Yerusalem selama ini diterima bangsa-bangsa sebagai kota perdamaian, baik untuk Palestina maupun Israel. Karenanya, dalam pameran ini terdapat pula beberapa lukisan yang bersubjek Presiden Joko Widodo,” kata Pastor Budi dalam keterangan pers itu.

Pastor Budi mengutip perkataan Paus Fransiskus bahwa tidak boleh secara sepihak mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota Israel, karena “itu kota perdamaian.” Pastor Budi, yang sudah tiga kali ke sana, melihat kota itu sebagai tempat yang damai bagi semua agama samawi Yahudi, Nasrani (Katolik dan Kristen) dan Islam.

“Maka, dalam konflik politis antara Israel-Palestina, yang menjadi korban bukan hanya umat salah satu agama, melainkan semua umat beragama di Palestina. Itulah sebabnya, melalui pameran ini kita menyerukan perdamaian untuk rakyat Palestina, namun seruan itu sekaligus menjadi wujud kita merajut kerukunan di Tanah Air kita, Indonesia. Jangan sampai seruan-seruan perdamaian kita untuk Palestina justru membuat kerukunan di antara kita terkoyak,” kata imam itu.

Menurut Pastor Budi, 100 lukisan akan dipajang dalam pameran 21-25 Maret 2018 di Pastoran Johannes Maria itu. “Sebanyak 46 pelukis dan 30 skester dari Semarang, Ungaran, ​Ambarawa, Salatiga, Boyolasi, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Jakarta akan terlibat dalam Pameran Lukisan itu, bersama sejumlah komunitas seni rupa seperti Sanggar Seni Tosan Aji Gedongsongo Ungaran, Omah Seni Mbah Semar Ambawara dan Komunitas arsiSKETur Semarang.”

Selain memamerkan lukisan, panitia juga menggelar pentas seni rakyat yang nyaris punah, diskusi, dan teater serta lomba menggambar dan mewarnai untuk anak-anak, “untuk merayakan perdamaian dan merayakan kerukunan.”

Pameran itu akan dibuka dengan pawai yang mengarak beberapa lukisan dari pastoran masuk kampus, “supaya yang tersembunyi akhirnya terbaca di luar, di jalan dan di kampus, lalu kembali ke pastoran.” Pastor Budi berharap, setelah pameran lukisan, kegiatan bisa berlanjut dengan berbagai peristiwa berikut yang bermanfaat dalam rangka mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agamanya.

Ketua panitia MA Soetikno mengatakan, pameran itu adalah jawaban akan keprihatinan yang terjadi terkait dengan perdamaian. Maka, dalam acara itu, katanya, “anak-anak pun diajak untuk memaknai perdamaian dengan mengikuti lomba menggambar dan mewarnai gambar bertema perdamaian. Semua, dari anak-anak sampai dewasa, diajak terlibat dalam pameran ini dalam rangka edukasi perdamaian dan kerukunan dan dalam semangat multikultural dan keberagaman.”(Lukas Awi Tristanto)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version