Sabtu, 22 Oktober 2016

0
1751

figueira

PEKAN BIASA XXIX (H)

Santo Yohanes Paulus II; Santa Salome; Santo Nunila dan Alodia; Santo Filipos, Santo Hermes, dan Santo Severus

Bacaan I: Ef. 4:7-16

Mazmur: 122:1-2.3-4a.4b-5; R:1

Bacaan Injil: Luk. 13:1-9

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.  Yesus menjawab mereka: ”Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kede­lapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?  Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: ”Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemu­kannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!  Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”

Renungan

”Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Luk. 13:3) Dalam satu perikop, Yesus mengatakan kalimat tersebut sampai dua kali. Mengapa? Yesus ingin menekankan bahwa kebinasaan seperti itu pun dapat menimpa siapa pun kalau orang itu tidak mau bertobat. Yesus mengajak kita untuk belajar dari pengalaman orang lain; bukannya merasa diri lebih beruntung atau lebih baik dari yang lain. Kalau kita tidak waspada dan berhati-hati dengan hidup kita, kita pun akan tertimpa musibah yang sama.

Dalam kaitannya dengan hal ini, Santo Paulus membekali umat dengan senjata kewaspadaan bahwa setiap orang dilengkapi dengan pekerjaan pelayanan bagi pembangunan Tubuh Kristus. Dengan demikian, setiap anak-anak Allah hidup bukan dalam kebimbangan dan ketidaktentuan arah hidup, melainkan dalam keteguhan berpegang pada tugas pembangunan Kerajaan Allah.

Tugas inilah yang akan menjadi penuntun langkah hidup kita agar berjalan searah dengan tujuan dan maksud penciptaan kita.

Ya Allah, Engkaulah Alpha dan Omega; awal dan akhir segala yang tercipta di muka bumi ini. Berikanlah kesadaran dalam hatiku untuk tetap menghayati panggilan hidupku seturut teladan Putra-Mu, yang setia hingga akhir. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here