Home NUSANTARA Umat yang rayakan ulang tahun paroki diminta mencermati sejarah keuskupan

Umat yang rayakan ulang tahun paroki diminta mencermati sejarah keuskupan

0

helena3

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo meminta kepada umat Paroki Santa Helena, Curug, Tangerang, yang merayakan ulang tahun ke-10 untuk selalu bersyukur dan juga untuk mencermati sejarah Keuskupan Agung Jakarta.

Suatu tanda bahwa paroki mengalami perkembangan, menurut Mgr Suharyo, adalah semakin meningkatnya jumlah umat dari waktu ke waktu. Namun ciri-ciri lain yang menandakan perkembangan suatu paroki, seperti ditemukan dalam Kitab Suci atau dalam Ajaran Katolik, lanjut uskup agung itu, adalah umat, keluarga, atau komunitas yang menunjukkan pribadi yang selalu bersyukur.

Maka, “saya mengajak seluruh umat di paroki ini untuk selalu bersyukur dalam kehidupan menggereja,”’ kata Mgr Suharyo dalam homili Misa HUT ke-10 Paroki Santa Helena, tanggal 9 Oktober 2016.

Dalam Misa bertema “Melangkah dalam Kasih” itu Mgr Suharyo didampingi konselebran Kepala Paroki Santa Helena Pastor Lukas Sulaeman OSC, Pastor Eduard Daeli OSC, Pastor Rafael Adi Pramono OSC dan Pastor Barnabas Nono Juarno OSC dari Paroki Katedral Bandung.

Selain memohon umat untuk bersyukur atas gerakan Roh Kudus yang mendorong tokoh pendahulu umat sebelumnya untuk mengusahakan kehadiran paroki itu dan atas karya pelayanan ordo OSC, Mgr Suharyo mengajak seluruh umat paroki itu untuk mencermati sejarah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) yang akan genap berusia 210 tahun di tahun 2017. KAJ adalah wilayah formal Gereja Katolik Roma yang tertua di Indonesia, dimulai dengan status prefektur apostolik tahun 1807.

Mencermati sejarah KAJ, lanjut Mgr Suharyo, pada tahun 1634 seorang Portugis dibunuh oleh Belanda karena mengajarkan agama Katolik. Ditegaskan bahwa, kehadiran awal pembawa Injil dari Portugis bukanlah perkara gampang. “Ketika hadir di Batavia (sebutan Jakarta kala itu) mereka justru disambut dengan wabah kolera yang  mematikan. Akibatnya pembawa kabar Injil yang masih berusia  20-30 tahun itu harus mati menjadi martir,” cerita Mgr Suharyo seraya menegaskan bahwa bahwa pasti para pendiri paroki itu juga memiliki tantangan yang sama, sekalipun bentuknya berbeda.

“Kita semua memikul tanggungjawab sejarah itu dan mengembangkan pada masa-masa yang akan datang. Dan saya tahu bahwa di paroki ini banyak kelompok kategorial yang melakukan karya-karya karitatif. Semoga rasa syukur itu diwujudkan dalam berbagai  bentuk pelayanan di paroki,” harap uskup.

Pastor Lukas Sulaeman OSC mengatakan kepada PEN@ Katolik bahwa dia berharap umat paroki itu semakin semangat dalam melakukan pelayanan-pelayanan kasih. “Pelayanan kasih yang dilakukan dalam kelompok kategorial diharapkan membentuk karakteristik umat yang suka peduli dan empati kepada yang kurang mampu,” kata imam itu.

Dijelaskan bahwa umat di paroki itu sudah mencapai 7300 orang yang tersebar di 11 wilayah dan 56 lingkungan. “Saya berharap mereka  semakin semangat dalam beriman, artinya bukan hanya iman teori  melainkan iman nyata yang dilakukan dalam kehidupan setiap hari,” jelas Pastor Lucas.

Harapan yang sama diungkapkan oleh ketua panitia Stevanus F Tikno. “Semoga usia ke-10 memberikan semangat bagi umat untuk terus-menerus melayani dalam komunitas,” harapnya.

Dalam ramah tamah di Gedung Karya Pastoral Santa Helena, nampak 3000-an umat menyaksikan pentas seni yang dipersembahkan umat paroki setempat. Para lansia tampil juga memainkan angklung.(Konradus R Mangu)

 

Foto-foto diambil dari Halaman Facebook Paroki Santa Helena Curug Tangerang

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version