Paus Fransiskus merayakan Hari Doa se-Dunia untuk Peduli Ciptaan yang pertama dengan memimpin sebuah perayaan di Basilika Santo Petrus pada malam tanggal 1 September 2015. Hari doa, yang mulai hari itu akan dilaksanakan setiap tahun tanggal 1 September, diisi dengan bacaan dari kidung Kitab Daniel, di mana ciptaan dipanggil untuk memuji Tuhan, dan bacaan-bacaan dari Kitab Kejadian, Injil Matius, dan ensiklik Bapa Suci tentang lingkungan Laudato Si’.
Pastor Raniero Cantalamessa OFMCap, pengkhotbah dari rumah tangga kepausan, memberi homili dengan fokus pada tanggung jawab kita untuk peduli pada planet ini. Peduli pada ciptaan, demikian pengkhotbah kepausan itu menggarisbawahi, tidak berarti “mendominasi” dunia tempat kita tinggal, tapi peduli terhadapnya seperti Allah Bapa peduli pada ciptaan-Nya.
Pastor Cantalamessa juga menyoroti bagaimana Santo Fransiskus dari Assisi memberi kepada kita “bukti hidup tentang sumbangan yang bisa diberikan oleh iman kepada Allah pada upaya bersama untuk peduli dan melindungi lingkungan.” Imam itu juga mengingatkan mereka yang hadir bagaimana Yesus meminta umat beriman untuk memikirkan generasi-generasi yang akan datang setelah mereka.
Di akhir Audiensi Umum pekan lalu, Paus Fransiskus mengumumkan bahwa akan dilaksanakan Ibadat Sabda bersama para uskup, imam, biarawan-biarawati atau yang menjalani hidup bakti dan umat beriman dari Kuria Romawi di Basilika Santo Petrus pada malam 1 September. Paus juga mengundang semua warga Roma, para peziarah, dan semua orang yang mau, untuk ikut serta dalam ibadat itu.
Tanggal 10 Agustus, Paus menetapkan Hari Doa se-Dunia untuk Peduli Ciptaan dirayakan setiap tahun tanggal 1 September. Penetapan itu tertuang dalam pengumuman dalam surat yang dikirim kepada Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian Kardinal Peter Turkson dan Presiden Dewan Kepausan untuk Peningkatan Persatuan Umat Kristen Kardinal Kurt Koch.
Dalam surat itu, Paus menegaskan kembali bahwa ikut menyelesaikan krisis ekologi yang manusia hadapi saat ini adalah bagian dari tanggung jawab umat Kristiani. Dalam melakukannya, paus menekankan, kita pertama-tama harus menemukan kembali di dalam diri kita sendiri “warisan spiritual yang kaya” yang merupakan motivasi-motivasi terdalam perhatian kita untuk peduli ciptaan dan bagaimana Yesus hidup di dunia.
Berkaitan dengan ensikliknya tentang lingkungan Laudato Si’, Paus Fransiskus menekankan bahwa krisis ekologi memanggil kita untuk melakukan “pertobatan spiritual yang mendalam.” “Umat Kristiani dipanggil untuk “pertobatan ekologis,” di mana dampak pertemuan mereka dengan Yesus Kristus menjadi jelas dalam hubungan mereka dengan dunia di sekitar mereka. (217)
“Hari Doa se-Dunia untuk Peduli Ciptaan yang dirayakan setiap tahun akan memberikan kepada umat beriman secara pribadi dan kepada komunitas-komunitas kesempatan yang pas untuk menegaskan kembali panggilan pribadi mereka untuk menjadi pelayan-pelayan ciptaan, untuk bersyukur kepada Tuhan atas hasil karya indah yang Dia percayakan pada kepedulian kita, dan untuk memohon bantuan-Nya guna melindungi ciptaan serta maaf-Nya atas dosa-dosa yang dilakukan terhadap dunia tempat kita hidup,” kata Paus.
Bapa Suci menegaskan bahwa perayaan yang jatuh bersamaan dengan perayaan Gereja Ortodoks itu akan memberikan kesempatan berharga untuk memberi kesaksian tentang persekutuan kita yang sedang bertumbuh bersama saudara-saudari kita, umat Ortodoks.
Yang hadir pada perayaan malam itu adalah beberapa wakil Gereja Ortodoks, bersama dengan banyak pejabat Vatikan, dan para duta besar untuk Takhta Suci. Paus Fransiskus menutup ibadat dengan berkat: “Semoga berkat-Mu turun atas kami, ya Tuhan, dan mengubah kami dengan kekuatan-Mu yang membaharui, sehingga kami sungguh-sungguh mau melayani apa yang baik.” (diterjemahkan oleh paul c pati dari laporan ZENIT.org/Deborah Castellano Lubov)
Atas: Keterangan foto: Paus Fransiskus mendengar homili Pastor Raniero Cantalamessa OFMCap dalam Liturgi Sabda Hari Doa se-Dunia untuk Peduli Ciptaan di Basilika Santo Petrus, 1 September 2015. Kredit: Daniel Ibanez/CNA
bawah: Paus Fransiskus meninggalkan Basilika Santo Petrus sesudah Ibadat Sabda 1 September 2015. Foto: AFP/Getty Image