Home KEGEREJAAN Katekis harus miliki nilai plus karena kehausan dan kerinduan umat meningkat

Katekis harus miliki nilai plus karena kehausan dan kerinduan umat meningkat

2

Katekis

Benarlah, tidak cukup hanya menjadi katekis, tidak cukup hanya terampil mengajar di kelas, tidak cukup hanya bisa memimpin ibadah. Katekis harus memiliki nilai plus, jika tidak ia hanya menjadi katekis ‘biasa-biasa’ saja, kata Ketua Komisi Kateketik (komkat) Keuskupan Manado.

Pastor Terry Ponomban Pr menantang para pembimbing retret dan rekoleksi yang mengikuti workshop di Pusat Kateketik Keuskupan Manado, Lotta, Pineleng, Sulawesi Utara.

“Gereja, umat Allah, bahkan masyarakat sangat membutuhkan pendampingan khusus dan khas lewat retret atau rekoleksi, karena kehausan dan kerinduan umat makin meningkat, sementara pembimbing retret dan rekoleksi yang terlatih baik, dapat dikatakan kurang,”  kata Pastor Terry.

Workshop tanggal 24-26 Oktober 2014 yang diikuti 32 mahasiswa dan dosen STIPAS (Sekolah Tinggi Pastoral) Don Bosco Tomohon itu bertujuan untuk berbina diri ekstra, demi profesionalitas panggilan dan pelayanan sebagai katekis. Pastor Terry menyebut para lulusan kegiatan  itu sebagai “Katekis Plus.”

Menurut  imam itu, sesudah mencerna seluk beluk retret dan rekoleksi, “peserta mendapatkan masukan melimpah mengenai kiat-kiat menyusun sebuah pembukaan yang baik, bagaimana mengolah tema dengan pelbagai metode dan gaya, bagaimana memanfaatkan sarana-sarana pendukung dan penunjang, serta bagaimana mengakhiri sebuah permenungan maupun rekoleksi secara keseluruhan.”

Dalam pertemuan itu, jelasnya, peserta membuat latihan presentasi dan praktek berekspresi, bercerita, mengolah serta mengungkap gagasan. Peserta juga diajarkan memanfaatkan alat peraga, menggunakan gerak dan lagu, dan sarana-sarana audio-visual pendukung rekoleksi dan retret. “Diskusi, kerja kelompok kecil dan sharing memperkaya peserta. Hal ini juga menggugah mereka untuk mengungkapkan yang terbaik yang dimiliki mereka,” jelas imam itu.

Menurut Pastor Terry, peserta sangat antusias dan menemukan bahwa mereka mampu melaksanakan misi khusus itu. “Hasil praktikum menunjukkan kemampuan dan potensi besar mereka. Dalam workshop ini, mereka dipacu untuk bisa menghasilkan satu presentasi yang disusun dalam kelompok dengan tiga anggota, dan masing-masing telah sanggup menyusun satu presentasi yang siap pakai.”

Dari jumlah peserta, dua orang merupakan utusan katekis dari Fak Fak, Keuskupan Sorong. Hadir juga beberapa guru, seorang siswi dan tiga orang suster DSY dari Manado.

Peserta pulang setelah berjanji akan terus berlatih dan saling memperkaya. Komkat Keuskupan Manado pun menyatakan kesediaan untuk selalu menemani mereka dalam bina lanjut pasca workshop itu. (Komkat Keuskupan Manado)

 

2 KOMENTAR

  1. Bisa bantu kah? I would like to communicate with Romo Terry Ponomba, he was my college mate when were in Rome in 1990 – 1993.
    Please my email to him. God bless.

    Rev. Dr. Peter Abas

    • okay, i will give him your email address. he is my classmate as well during the days in minor seminary.

      regards

      paul

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version