Home BERITA TERKINI Mirelle-Anthony puji Raja Segala Raja yang tempatkan mereka di hati-Nya

Mirelle-Anthony puji Raja Segala Raja yang tempatkan mereka di hati-Nya

1

You Are the King

Dalam suasana dan melodi Mandarin terdengar seorang pria bernyanyi, “Kukenal wajah-Mu, di dalam hatiku, kurindu kau Tuhan, penolongku penyelamatku,” dan disusul seorang perempuan, “Kasih setia-Mu, abadi selalu, di saat kujatuh, kauulur tangan-Mu menjamah hidupku.” Lalu, mereka berduet, Kaupenuhi aku, dengan terang kasih-Mu, di setiap langkahku, hembusan nafasku, hanya Kaulah yang kuperlu. Apa yang kutahu, Kautempatkanku di hati-Mu, mengasihiku, memeliharaku, hingga akhir usiaku.”

Di saat musik Indonesia sepi dengan lagu duet, Mirelle dan Anthony bersama menendangkan “Terang Kasih-Mu’ dalam versi bahasa Indonesia dan Mandarin, yang merupakan bagian album kedua mereka, “You Are the King.” Lagu dalam bahasa Inggris itu ada juga dalam album terbaru itu. Mereka mengakui album itu sebagai ungkapan pengalaman hidup mereka. Sembilan lagi di album kedua dan semua lagu di album pertama, “Di Kaki Bapa” muncul dari sharing pengalaman hidup kakak beradik sepupu itu.

Mirelle adalah umat Paroki Redemptor Mundi Surabaya dan Anthony umat Paroki Gembala Baik Surabaya. Mereka berharap dengan album kedua ini semakin banyak paroki mereka mereka, dan mereka bisa melayani bukan saja di tanah air tapi di mancanegara.

Tanggal 31 Mei-1 Juni 2014 mereka tampil di Gereja Santo Kristoforus, Jakarta. “Kami ingin melayani dan menjadi berkat bagi semua orang, umat Kristen dan umat Katolik, di Indonesia dan di luar negeri,”  ungkap mereka saat peluncuran album kedua itu di Toko Buku Immanuel, Jakarta, 30 Mei 2014.

Dengan keunikan masing-masing mereka menciptakan dua album. Yang unik dalam membuat album-album itu adalah bahwa musik diselesaikan oleh Mirelle, yang sejak kecil main piano dan memenangkan berbagai lomba nasional dan internasional, baru kemudian liriknya diisi oleh Anthony, yang juga sejak kecil suka nyanyi dan lomba nyanyi.

Mirelle dan Anthony dibesarkan dalam Gereja Katolik, namun ketika menciptakan lagu rohani mereka berpikir bagaimana album mereka bisa masuk dan diterima oleh seluruh umat umat Kristen dan Katolik, “agar menjadi berkat bagi semua.” Memang, mereka berdua merasakan kesulitan untuk menyanyi dalam Perayaan Ekaristi karena ketatnya tata liturgi Misa.

Namun, dengan dukungan dan perhatian “yang sangat besar” dari Kepala Paroki Redemptor Mundi Pastor Andrei Kurniawan OP serta dari para pastor, pimpinan dan staf Dewan Paroki dan umat paroki itu, mereka bisa bernyanyi di gereja paroki itu saat komuni atau seusai komuni. Pelayanan sama kini mereka berikan juga di beberapa gereja Katolik lain. “Gereja Katolik mulai terbuka meskipun puji-pujian kami tidak seperti dalam Madah Bakti atau Puji Syukur,” kata mereka.

Heri Santosa dari Toko Buku Immanuel mengakui duet pendatang baru itu bagus dan bisa masuk di segmen Kristen dan Katolik, serta penuh jadwalnya sampai Agustus 2014, tetapi “dipakai Tuhan, karena mereka serius dan komitmen untuk membuat album mereka menjadi berkat bagi banyak orang.” Maka, untuk lebih mengenal mereka, Paul C Pati dari PEN@ Indonesia mewawancarai mereka sesaat sebelum peluncuran album kedua itu.

Apa yang mendorong kalian tetap menyanyi?

Mirelle: Sejak kecil saya dididik secara Katolik, sehingga selalu muncul niat saya untuk aktif dalam pelayanan. Itu pun yang sekarang saya lakukan. Saya ingin melayani Tuhan dengan lagu-lagu pujian. Awalnya kami hanya banyak tampil di Gereja Kristen. Kami berharap bisa juga melayani di Gereja Katolik, agar lagu-lagu kami bisa menjadi berkat bagi lebih banyak orang.

Anthony: Keinginan kami adalah melayani juga dalam Misa Kudus di Gereja Katolik, agar kami bisa juga sekalian merayakan Ekaristi di sana. Kami senang sekali, karena sekarang kami mulai diterima dan diajak menyanyi dalam Misa di beberapa Gereja Katolik.

Apa misi yang sedang kalian jalankan lewat pelayanan itu?

Mirelle: Kami ingin mengembalikan apa yang kami peroleh dalam pelayanan ini untuk pekerjaan Tuhan dalam karya-karya sosial. Beberapa bentuk aksi sosial sudah dan sedang kami rencanakan. Kami akan bernyanyi bersama mahasiswa-mahasiswi Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) Surabaya dari berbagai agama, yang menerima beasiswa dari Keluarga Dominikan Indonesia, dalam semua Misa tanggal 5-6 Juli 2014 di Gereja Redemptor Mundi. Keuntungan dari penjualan CD sesudah semua Misa akan kami serahkan untuk kepentingan mereka.

Anthony: Misi itu akan tetap kami jalankan. Namun, tidak seperti di saat-saat lalu, seorang imam sudah mengajarkan kami untuk tidak mengembalikan semua keuntungan itu untuk karya sosial, tapi menyimpan sebagian untuk pengembangan karya-karya kami yang berikutnya.

Apa yang menginspirasi dan mempengarui lagu-lagu yang kalian ciptakan?

Mirelle: Mirelle sejak kecil main musik, tetapi sebelum membuat lagu rohani untuk pelayanan, Mirelle selalu berdoa, karena percaya tanpa kuasa Tuhan tak mungkin musik itu tercipta dan menjadi berkat bagi yang mendengarkan. Benar, untuk membuat lagu rohani, kami juga merasakan begitu banyak dukungan, mulai dari pimpinan hingga umat di Paroki Redemptor Mundi. Maka, kami menciptakan lagi album-album berikut agar tidak hanya tampil di gereja-gereja Kristen seperti selama ini di setiap Natal, tetapi pelan-pelan di Gereja Katolik. Yang pertama di Redemptor Mundi, kemudian Gereja Katolik Fransiskus Xaverius Kuta Bali, dan di beberapa gereja Katolik di Makassar.

Anthony: Lirik-lirik lagu yang saya buat sangat terpengaruh dengan iman Katolik yang saya jalani, dari pengalaman pribadi kami sebagai umat Katolik. Maka, hampir semua lagu itu sungguh menyentuh kami, karena selain lahir dari pengalaman pribadi, lagu-lagu itu kami gubah setelah meminta petunjuk dari Bunda Maria. Saya hampir setiap hari datang berdoa di Gua Maria. Mirelle pun demikian, karena dia punya Gua Maria di rumahnya.

Mengapa “You Are the King” menjadi judul album ini?

Anthony: Awalnya kami bingung pilih lagu yang mana. Tapi mungkin dari sisi komersial, nama itu lebih menggugah, mengangkat, dan menjual. Yang pasti, yang kami berdua inginkan adalah menciptakan album yang bisa diterima di semua kalangan, karena ada yang mengundang kami juga untuk menyanyi lagu Bahasa Inggris dan Mandarin.

Mirelle: “You Are the King” memang bagi kami berdua sangat mengangkat. Waktu membuat musik itu, saya bayangkan lagi memuji Tuhan Raja Segala Raja, karena saya merasa bisa seperti hari ini, karena Dia, Allah yang luar biasa. Jadi waktu keluar musiknya, Mirelle bilang sama Anthony, ini lagu kamu cari likriknya dalam bahasa Inggris.

Anthony: Ini memang kemurahan dari Tuhan. Biasanya kalau membuat lagu, dari lirik ke musik, tapi ini sulit sekali, dari musik ke lirik, bahasa Inggris lagi. Tapi setelah lagu “You Are the King” selesai kami berdua waktu di studio merasa puas sekali, entah kenapa dengan lagu ini. Secara overall, kami tak bisa pilih mana yang enak, karena bagi kami enak semua.

Kalian ingin agar CD-nya terjual. Apa yang ingin kalian katakan?

Mirelle: Album ini berisi lagu pujian (praise), penguatan iman dalam gelombang kehidupan, dan lagu yang mengingatkan kemurahan Tuhan, Raja Segala Raja, yang tetap melayakkan kita di hadapan-Nya meski kita berdosa. Selain lagu syukur, album ini menceritakan kehidupan dan hubungan pribadi kami dengan Tuhan. Sebagai manusia, kami merasa karya tangan Tuhan mampu mengubah air mata kami menjadi permata. Kami merasa berbeban berat saat tak tahu arah kehidupan, namun dengan kehadiran Tuhan, kami melihat Terang Kasih Bapa bagaikan lentera penerang jalan hidup kami. Dengan memiliki Yesus, kami tak gentar, dan dengan terang kasih-Nya kami bangun saat jatuh. Kami pun merindukan air bagai seekor rusa untuk memuliakan Tuhan. Kami memuji Yesus, yang merupakan Jalan Kebenaran, yang selalu menjaga kami seperti matahari, dan kami pun berterima kasih.

Anthony: Kami berdua berangkat dengan ketulusan hati dan keinginan agar album ini menjadi berkat buat umat Katolik. Berjalannya waktu, kami tidak menyangka bahwa album kami bisa diterima di semua segmen umat Kristiani. Kami berharap umat Katolik di Indonesia mendukung kami dalam bentuk membeli CD-nya, karena sebagian keuntungan akan kami kembalikan kepada kebutuhan sosial. Kami tidak mengerti bagaimana langkah kami dituntun oleh Tuhjan. Tetapi, sejauh ini kami lihat selalu ada jalan. Semoga pujian kami bisa menjadi berkat untuk umat Kristen dan umat Katolik.***

1 komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version