Home NUSANTARA Warga Tionghoa rayakan Malam Kasih Imlek untuk bangun gereja

Warga Tionghoa rayakan Malam Kasih Imlek untuk bangun gereja

0

IMG_7849

Warga Tionghoa yang tinggal di wilayah Stasi Santa Maria Kota Bukit Indah (KBI) Purwakarta, yang sebagian masuk Kabupaten Purwakarta dan sebagian Kabupaten Karawang, atau yang dikenal dengan Stasi Cikampek, merayakan Malam Kasih Tahun Baru Imlek 2565 untuk mengumpulkan dana pembangunan gereja yang sedang berlangsung.

“Dengan hati gembira dan penuh syukur, kami menyambut ‘Perayaan Malam Kasih, Tahun Baru Imlek 2565,’” kata Kepala Paroki Salib Suci Purwakarta Pastor Paulus Tri Prasetijo Pr di depan sekitar 400 tamu dalam acara di Restoran Alam Sari, Purwakarta, 9 Februari 2014.

Kepada para undangan, Pastor Tri, yang baru bertugas di paroki dan stasi itu sejak 20 Januari 2014 setelah serah terima jabatan dengan Pastor Yustinus Hilman Pujiatmoko Pr, berterima kasih untuk kehadiran para tamu yang datang dari beberapa kecamatan di Purwakarta, Karawang serta Bandung, Cikarang, Bekasi dan Jakarta.

“Baru saja kita memasuki Tahun Baru Imlek 2565 yang merupakan Tahun Baru Kuda. Kuda merupakan simbol kerja keras, pantang menyerah dan penuh semangat,” kata Pastor Tri yang mengajak peserta untuk memohon berkat Tuhan agar bisa menjalani kehidupan di masa mendatang dengan lebih baik, dan  agar keluarga mereka senantiasa sehat, damai dan harmonis.

Pastor Tri, yang berharap agar berkat Tuhan dibagikan kepada sesama dalam bentuk kepedulian, mengajak serta mengetuk pintu hati dan budi kedermawanan peserta untuk dengan “semangat kuda” membantu atau ikut serta dengan umat stasi yang sedang membangun rumah Tuhan di kawasan industri KBI, “yang tak bisa berhasil tanpa dukungan perhatian banyak insan.”

Acara yang dibuka oleh Pastor Tri dengan doa dengan cara Katolik, karena tidak semua yang hadir itu beragama Katolik, diisi dengan berbagai acara saling bergantian, mulai dari sambutan dan makan malam hingga penampilan barongsai,  tarian-tarian dan lagu-lagu Mandarin, lelang dan door prize.

Selain kuda emas, kuda giok, kuda kristal, naga emas, arwana emas, dan sembilan naga, dilelang juga papan bertuliskan “Tuhan yang Maha Kuasa Memberi Berkat Berkelimpahan” dalam bahasa Inggris dan Cina,” papan dengan Doa Bapa Kami dalam bahasa Cina, Rosario batu giok, patung Bunda Maria La Vang, hingga Perjamuan Terakhir yang terukir dalam sebuah papan kayu jati.

Perjamuan Terakhir berhasil diraih umat stasi itu, FX Han Han Tamara, dengan harga Rp. 40,000,000. Karena “cinta kepada Stasi Santa Maria” itu, Pastor Hilman menghadiahkan Rosario kristal yang sudah disimpannya selama 12 tahun. Rosario itu direbut oleh ketua panitia pembangunan gereja stasi itu Wanwan Haryono dengan harga Rp. 10,000,000.

Pastor Mikael Adi Siswanto Pr ikut menyanyikan dua lagu bahasa Cina. Lagu kedua dibawakan secara duet dengan Vivi, yang terlibat dalam kepanitiaan. Dua lagu itu mengumpulkan lebih dari 23,2 juta rupiah. “Pembangunan gereja ini tidak terlepas dari peran orang Tionghoa di Stasi Santa Maria,” kata imam itu.

Selama dua lagu itu dibawakan, dua layar besar di kiri dan kanan restoran menayangkan perjalanan stasi Santa Maria, sejak masih Kring Santa Maria Dawuan, bagian Paroki Kristus Raja, Karawang, hingga Stasi Santa Maria KBI Purwakarta, dari Misa sebulan sekali di Dawuan dan Salon Rosmike Cikampek, hingga dua kali sebulan dan mingguan di dua gudang pinjaman Gudang Berikat Blok A KBI, sampai Misa di aula gereja yang sedang dibangun di atas tanah hibah dari PT Besland Pertiwi di Kawasan KBI itu.

Hasil lelang yang juga dibantu Pastor Yohanes Harris Andjaja OSC dari Karawang berhasil mengumpulkan uang sejumlah Rp. 144,100,000. Kalau ditambahkan dengan donasi yang diberikan para undangan lewat amplop yang disediakan di atas meja maka jumlahnya Rp. 248,190,000. Pemasukan lain diterima dari penjualan undangan dan iklan booklet yang diterbitkan malam ini, sebesar Rp. 129,200,000. Di saat yang sama panitia membayar ongkos perayaan sebesar Rp. 85,059,900.

Yang menarik bagi Ketua Umum Panitia, Fransiscus Dekih Sunarya, perayaan Malam Kasih Imlek 2665 itu bukan saja menjadi saat pencaharian dana untuk pembangunan gereja tetapi “menjadi ajang silaturahmi, saat mempererat persaudaraan dan saling berbagi kasih di tahun baru ini.”(paul c pati)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version