Setelah mengikuti Orientasi Misi SVD tahun 2013 di Hokeng, Keuskupan Larantuka, sejak 15 hingga 30 November 2013, 31 imam muda Serikat Sabda Allah (SVD) dari Indonesia dan Timor Leste menerima salib misi yang merupakan simbol kesiapan lahir batin seorang SVD untuk mewartakan Sabda Allah.
Wakil Provinsial SVD Ende, Pastor Dr Philipus Tule SVD menyerahkan salib-salib itu dalam Misa yang dipimpinnya di Paroki Kewapante, Keuskupan Maumere. Dalam homili, Pastor Philipus Tule menegaskan tentang ensiklik yang baru dari Paus Fransiskus yang menekankan kegembiraan dalam mewartakan kabar gembira untuk melawan individualisme, konsumerisme, dan egoisme.
Para imam muda diajak untuk membebaskan diri dari semua itu, yang merupakan “musuh yang harus dilawan dalam setiap tugas perutusan dan pewartaan kabar gembira dewasa ini.” Imam itu mengingatkan tentang perutusan murid Yesus secara berdua-dua dan larangan membawa segala sesuatu yang diperlukan.
Menurut Pastor Hubertus Tenga SVD yang dipercayakan sebagai event organizer, Orientasi Misi SVD dilaksanakan setiap tahun secara bergilir dan tahun 2013 diselenggarakan di Provinsial Ende. Kegiatan dengan tema “Pergilah! Sesungguhnya Aku Mengutus Kamu” itu membekali peserta dengan berbagai topik menarik yang bermanfaat bagi karya dan perutusan di tanah misi, jelas imam itu.
Bahan yang juga diterima peserta adalah tentang “Misi Perdana dan Evangelisasi Baru” yang dibawakan oleh Pastor Dr Hubert Muda SVD, “Culture Shock – Problem dan Penanganannya” oleh Pastor Anton Jemanru SVD, dan “Leadership SVD Indonesia dalam Kancah SVD Global” oleh Pastor Dr John Prior SVD.
Ada juga sesi “Sharing Misionaris” yang dibawakan oleh Pastor Lawrence Hambach SVD, misionaris Belanda yang sudah 50 lebih tahun berkarya di Indonesia, dan oleh Pastor Primus Jan SVD, misionaris muda asal Manggarai Flores yang berkarya di Kongo, Afrika.
Pastor Hubertus menjelaskan, para peserta juga mendapat materi tentang Spiritualitas SSpS, karena para suster SSpS adalah “Rekan Kerja Saudari se-Bapa Pendiri.” Tujuannya, lanjut imam itu, agar mereka melihat spiritualitas misi dari sisi perempuan. Beach party dan rekreasi bersama melengkapi acara itu.
Sementara itu, dalam lima hari terakhir para peserta mendapat masukan tentang Spiritualitas Keuangan yang disusul dengan lokakarya keuangan oleh Pastor Yusuf Halim SVD dan Pastor Lukas Fransiskus Xaverius SVD.
Dengan demikian, lanjut Pastor Hubertus, para misionaris bisa mengatur keuangan mulai dari jurnal, pembukuan, dan audit, serta bisa membuat budget tahunan. “Urusan uang juga penting dalam karya misi. Hukumnya wajib supaya uang umat, uang serikat, dan uang pribadi dapat digunakan sebagaimana mestinya, dan supaya para misionaris bisa hidup layak dan pantas serta tidak jatuh dalam dosa keuangan,” guyon imam itu.***