Jumat, November 22, 2024
28.1 C
Jakarta

Mgr Paskalis minta orang Flores banggakan persatuan dengan Gereja Katolik

Mgr Paskalis

Orang Flores di perantauan bukan hanya harus membanggakan dan mempromosikan apa yang istimewa di Flores tetapi juga persatuan mereka dengan Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik. “Di mana pun Anda berada, hadirlah dan bangunlah Gereja, karena membangun Gereja pasti juga membangun keluargamu.”

Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM berbicara dalam homili Misa Paskah Bersama Keluarga Besar Katolik Flores di Gereja Santa Maria Kota Bukit Indah, Purwakarta, 10 April 2016. Dari sekitar 1500 umat Katolik yang menghadiri Misa itu, 750 adalah umat Flores yang tinggal di Keuskupan Bandung, Keuskupan Bogor, dan Keuskupan Agung Jakarta. Tema Misa itu adalah “Berbagi Sukacita.”

Selain meminta orang Flores yang merantau, serta anak-anaknya, untuk belajar menjadi orang Katolik bermutu, Mgr Paskalis minta agar mereka bangga menjadi orang Katolik  “Paus mengajak umatnya menjadi umat yang bersukacita, maka jangan sembunyi-sembunyi sebagai orang Flores, melainkan tampilkan hidupmu sebagai orang Flores Katolik bermutu,” kata uskup.

Uskup asal Manggarai  itu juga minta agar orang Flores mendidik anak-anak ‘generasi digital’ untuk tetap percaya kepada Tuhan, agar Gereja tetap bertumbuh dan berkembang kendati mendapat tantangan. Selain itu, tegas Mgr Paskalis, “Utuslah anak-anakmu menjadi pejabat-pejabat yang hebat. Jangan hanya menjadi pastor, tetapi menjadi pejabat publik yang bisa membawa pengaruh positif untuk masyarakat.”

Menanggapi anjuran apostolik pasca-Sinode, Amoris Laetitia, yang ditulis Paus Fransiskus dan dirilis 8 April 2016, Uskup Bogor memulai Misa dengan mengajak keluarga-keluarga untuk merayakan Paskah dengan bergembira dan berbagi sukacita. “Marilah dalam Misa ini kita bergembira dan bersukacita menyanyikan lagu-lagu dengan sukacita dan dengan gembira mendengarkan pewartaan Kitab Suci, kemudian berbagi sukacita ini dengan sesama, dimulai dalam keluarga masing-masing.”

Dalam Misa dengan lagu-lagu dan tarian Flores itu, serta kelompok koor dari orang Flores di Cikarang, Mgr Paskalis yang ditemani tiga imam konselebran dari Manggarai, Bajawa dan Larantuka, serta Kepala Paroki Santa Maria KBI Pastor Paulus Tri Perasetijo Pr dijemput dan diantar dengan Tari Ja’i dari Ngada. Dalam Misa itu, Mgr Paskalis juga memberkati patung-patung Jalan Salib di dalam gereja itu, yang merupakan sumbangan dari berbagai donatur, yang juga hadir dalam Misa itu.

Sambutan-sambutan serta pentas seni budaya Flores dan makan siang bersama berpuncak pada Pentas Tarian Caci dari Manggarai. Dengan bersenjatakan cambuk, Mgr Paskalis dan Pastor Tri Prasetijo turut memecut lawan yang dipersenjatai perisai.

Acara itu dilaksanakan oleh orang Flores yang kini menjadi umat Paroki Santa Maria KBI untuk berjumpa dengan sesama umat Katolik asal Flores yang merantau di tiga wilayah keuskupan itu dan untuk berbagi kasih menyelesaikan pembangunan dan pembayaran utang yang diakibatkan dengan pembangunan gereja itu.

“Kami sungguh ingin mengundang sesama umat Katolik asal Flores untuk merasakan sukacita kami di gereja baru ini, serta di gedung-gedung multi fungsi di bawahnya. Di saat yang sama kami ingin mengajak sesama umat Katolik asal Flores dan sesama umat Katolik lain untuk berbagi dengan menyelesaikan beban keuangan yang kami rasakan di paroki kami saat ini,” kata Ketua Panitia Hendrikus Kosmas Ganal. Dalam kegiatan itu Panitia mendapatkan sumbangan bersih sekitar Rp. 75.000.000,- dari berbagai kegiatan antara lain proposal, iklan, penjualan kaus, dan lelang lagu.

Tanggal 19 April 2015, sebelum menjadi paroki, Gereja itu telah merayakan Paskah Bersama Keluarga Katolik Sumatera Utara dari paroki itu dan paroki lainnya, dan kini giliran umat yang berasal dari suku Flores. “Tak bermaksud untuk memperkuat ‘sukuisme, namun tak terhindarkan bahwa kita berasal dan dibesarkan dalam keluarga dengan suku tertentu. Kemudian karena iman yang satu dan sama akan Kristus Sang Juru Selamat, maka kita dipersatukan sebagai satu kawanan domba bersama umat dari suku lain. Bukan hanya untuk menikmati kenyamanan dan sukacita di ‘dalam’ tetapi juga untuk berani pergi ‘keluar’,” jelas Pastor Tri Prasetijo.(paul c pati)

Mgr Paskalis memimpin Misa

Mgr Paskalis berkat patung Jalan Salib

Mgr Paskalis diarak keluar gereja

Mgr Paskalis menerima pengalungan bunga

Mgr Paskalis dalam Gong Wani

Mgr Paskalis memukul lawan Tari Caci

Mgr Paskalis pimpin Misa Paskah Flores

 

 

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini