Jumat, September 12, 2025

Bacaan dan Renungan Senin 15 September 2025, Peringatan Wajib St. Perawan Maria Berduka Cita (Putih)

acaan I – Ibr. 5: 7-9

Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah

Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20

  • Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku! Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
  • Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku.
  • Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia. Engkau benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia, tetapi aku percaya kepada TUHAN.
  • Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
  • Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.

Bacaan Injil – Yoh. 19:25-27

Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat salib itu berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Kleopas dan Maria Magdalena.

Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Maria di Bawah Salib

Injil hari ini menceritakan salah satu momen paling mengharukan dalam kisah sengsara Yesus: saat Ia, yang tergantung di kayu salib, melihat Maria, ibu-Nya, dan murid yang dikasihi-Nya berdiri di dekat-Nya. Dalam penderitaan yang luar biasa, Yesus masih memikirkan orang-orang yang dikasihi-Nya.

Yesus berkata kepada Maria, “Ibu, inilah anakmu!” dan kepada murid itu, “Inilah ibumu!” Dalam kata-kata ini terkandung kasih yang dalam, penghiburan, dan juga suatu penugasan rohani. Ia tidak hanya menunjuk pada relasi manusiawi antara Maria dan Yohanes, tetapi juga membentuk suatu komunitas iman baru: Gereja.

Maria, yang telah setia mendampingi Yesus sejak awal hingga akhir, kini dipercayakan kepada murid yang dikasihi, lambang dari semua murid yang mengasihi Kristus. Maka, Maria menjadi Bunda Gereja, ibu bagi semua orang percaya. Ini bukan sekadar gelar simbolik, melainkan realitas rohani yang hidup: Maria mendampingi kita dalam perjalanan iman, mendoakan kita, dan menunjukkan kepada kita bagaimana setia pada rencana Allah meski dalam penderitaan.

Yohanes, di sisi lain, menerima tanggung jawab bukan hanya untuk merawat Maria, tetapi juga untuk hidup dalam hubungan yang lebih dalam dengan misteri salib. Sebagai murid yang dikasihi, ia menjadi contoh bagi kita untuk tetap setia berdiri di kaki salib, bahkan ketika banyak orang lain lari.

Renungan ini menantang kita: Apakah kita tetap berdiri di kaki salib bersama Maria dan Yohanes, ataukah kita memilih menjauh ketika hidup menjadi sulit? Dalam penderitaan Yesus, kita menemukan kasih yang tak tergoyahkan—kasih yang mengikat kita menjadi satu keluarga rohani, dengan Maria sebagai ibu kita, dan Yesus sebagai sumber hidup kita.

Saat dunia menawarkan jalan pintas dari penderitaan, salib mengajarkan ketekunan, kasih, dan pengorbanan. Di sanalah kita belajar menjadi murid sejati, seperti Yohanes, dan mencintai Maria sebagai Bunda kita.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, di tengah penderitaan-Mu di salib, Engkau masih memikirkan kami dan menghadiahkan Maria sebagai ibu kami. Ajarilah kami untuk mencintai dan menghormati Bunda Maria, seperti Yohanes, dan untuk setia berdiri di kaki salib dalam setiap penderitaan hidup kami. Semoga kami tidak lari dari salib, tetapi menemukan kekuatan dalam kasih-Mu yang menyelamatkan. Bimbing kami agar menjadi murid yang setia, yang mencintai-Mu dengan sepenuh hati, dan hidup dalam semangat keluarga Allah. Dalam nama-Mu yang kudus kami berdoa. Amin.

***

Maria, Mater Dolorosa

Hari ini juga Gereja mengenangkan ‘Kedukaan Santa Perawan Maria’. Banyak sekali penderitaan yang dialami Maria sepanjang perjalanan hidupnya bersama Yesus, Anaknya dalam karya agung penyelamatan umat manusia dari dosa. Maria menyertai Yesus hingga akhir hayatNya di bawah kaki salib. Oleh karena itu Gereja menamai Maria ‘Mater Dolorosa’, Bunda Dukacita, dan ‘Ratu para Martir’.

Seluruh penderitaan Maria diringkas Gereja dalam 7 jenis kedukaan yang diambil dari 7 peristiwa berikut ini:

  1. Kedukaan sewaktu Simeon meramalkan apa yang akan terjadi atas diri Yesus, Anaknya sewaktu ia bersama Yusuf mempersembahkan Yesus di Bait Allah.
  2. Kedukaan yang dialaminya sewaktu pengungsian ke Mesir.
  3. Kedukaan sewaktu ia bersama Yusuf mencari Yesus di Yerusalem.
  4. Kedukaan sewaktu bertemu dengan Yesus di jalan salib.
  5. Kedukaan sewaktu Yesus disalib dan wafat.
  6. Kedukaan sewaktu Yesus dibaringkan di pangkuannya.
  7. Kedukaan sewaktu Yesus dimakamkan.

Maria menanggung semua penderitaan itu dengan tabah dan penuh iman karena ia sendiri telah mengatakan dengan bebas kepada malaekat Allah: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Santa Katarina Fieschi dari Genoa, Janda

Di antara sekian banyak wanita kudus yang menyandang nama Katarina, Katarina Fieschi patut diberi julukan “Pencinta Jiwa-jiwa di Api Penyucian.” Katarina berasal dari sebuah keluarga bangsawan kaya raya. Ia cantik sekali dan berpendirian tegas.Pada umur 13 tahun, ia masuk sebuah ordo yang keras sekali aturannya. Permohonannya ditolak karena umurnya dianggap belum memenuhi syarat. Tiga tahun kemudian, ia menikah dengan Yuliano Adorno, pemuda kebanggaan orangtuanya.

Awal perkawinan mereka tidak begitu bahagia. Yuliano, acuh tak acuh dan sering tidak menghiraukannya. Lima tahun lamanya, ia menanggung penderitaan batin yang luar biasa karena ulah suaminya Yuliano. Tetapi ia menanggung semuanya itu dengan sabar dan tawakal. Secara ekonomi mereka tidak kekurangan apa pun karena harta warisan orangtuanya berlimpah-limpah. Ia hidup berfoya-foya dan menikmati kesenangan duniawi yang tak ada taranya. Namun batinnya tidak tenteram.Pada usia 36 tahun, ia melepaskan semua kesenangan duniawi itu dan bertobat. Ia mulai lebih banyak berdoa untuk memohon bimbingan Tuhan. Suaminya Yuliano pun ikut bertobat. Keduanya mulai mengenyam suatu hidup yang bahagia dalam cinta dan cita-cita yang luhur untuk mengabdi Tuhan. Mereka pindah ke sebuah rumah yang sederhana dan berkarya di sebuah rumah sakit secara cuma-cuma.

Yuliano meninggal dunia pada tahun 1497. Katarina dengan tekun melanjutkan karya amal itu sambil tetap menjalin hubungan dengan Tuhan dengan doa dan matiraga. Tuhan memperhatikan hambanya dan memberinya banyak karunia istimewa dan kehidupan mistik yang tinggi. Perhatiannya yang lebih besar dicurahkan kepada jiwa-jiwa di api penyucian karena ia berpendapat bahwa penderitaan mereka jauh lebih besar mengingat mereka dianggap belum berkenan kepada Tuhan secara sempurna. Katarina Fieschi meninggal dunia pada tahun 1510.

Santo Nikomedes, Martir       

Sangat sedikit keterangan tentang riwayat Nikomedes, meskipun Gereja menghormatinya sebagai martir Kristus dan kepadanya dipersembahkan sebuah Gereja di Via Nomeritana. Konon beliau adalah seorang imam di Roma pada masa pemerintahan Kaisar Domisianus. Ia dipenggal kepalanya karena menguburkan jenazah Santa Felicula. Jenazahnya sendiri dimakamkan di gereja Santa Praksedis di Roma.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini