Jumat, Juni 27, 2025

Bacaan dan Renungan Kamis 3 Juli 2025; Pesta St. Thomas Rasul (Merah)

Bacaan I – Efesus 2:19-22

“Kamu dibangun di atas dasar para rasul.”

Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 117:1.2

Refrain: Pergi ke seluruh dunia, wartakanlah Injil!

  • Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!
  • Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil Lukas 24:32

Refrain: Alleluya, alleluya, alleluya.

Yesus bersabda, “Hai Tomas, karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Bacaan Injil – Yohanes 20:24-29

“Ya Tuhan dan Allahku.”

Pada hari Minggu Paskah, ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, Tomas, seorang dari kedua belas murid, yang juga disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka.

Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya, “Kami telah melihat Tuhan!” tetapi Tomas berkata kepada mereka, “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, aku sama sekali tidak akan percaya.”

Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu, dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang. Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, “Damai sejahtera bagimu!” Kemudian Ia berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Tomas menjawab kepada-Nya, “Ya Tuhanku dan Allahku!” Kata Yesus kepadanya, “Karena telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Berbahagialah yang Tidak Melihat, Namun Percaya

Tomas, salah satu dari dua belas rasul, tidak berada bersama para murid saat Yesus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya. Ketika mereka bersaksi bahwa mereka telah melihat Tuhan, Tomas tidak langsung percaya. Ia menuntut bukti nyata: melihat bekas paku dan mencucukkan jarinya ke dalam luka Yesus. “Sebelum aku melihat… sekali-kali aku tidak akan percaya,” katanya tegas.

Keraguan Tomas mencerminkan keraguan banyak dari kita. Dalam dunia modern yang menuntut bukti ilmiah dan kepastian logis, percaya tanpa melihat bisa terasa sulit. Namun Tuhan Yesus tidak mencela Tomas. Ia mengerti kelemahannya, dan delapan hari kemudian, Yesus datang secara pribadi kepada Tomas. Ia tidak hanya menunjukkan diri-Nya, tapi juga mengundang Tomas untuk menyentuh luka-luka-Nya.

Tomas akhirnya berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku!”—sebuah pengakuan iman yang luar biasa, lahir bukan hanya dari penglihatan, tetapi dari perjumpaan pribadi dengan Kristus.

Yesus lalu berkata: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Kata-kata ini ditujukan kepada kita—umat yang hidup di zaman tanpa kehadiran fisik Yesus. Kita tidak melihat secara langsung, namun kita percaya melalui sabda, sakramen, dan kesaksian Gereja. Inilah iman sejati: mempercayakan hidup kepada Yesus yang bangkit, meskipun kita tidak melihat-Nya dengan mata jasmani.

Tomas mengajarkan bahwa keraguan bukanlah dosa, tetapi bisa menjadi jalan menuju iman yang lebih mendalam jika kita membiarkan Yesus hadir dan menjawabnya. Tuhan tidak menjauh dari orang yang ragu, tetapi justru datang untuk menyentuh hati mereka yang sungguh mencari.

Hari ini, kita diajak untuk menyerahkan segala keraguan, kekhawatiran, dan pertanyaan kita kepada Yesus. Percaya bukan berarti tidak pernah ragu, tetapi tetap memilih untuk bersandar pada kasih-Nya, bahkan ketika kita belum melihat jawabannya.

Doa Penutup

Tuhan Yesus yang bangkit, kami bersyukur karena Engkau tidak menjauh dari hati yang ragu. Seperti Tomas, kami pun sering lemah dan sulit percaya. Namun kami datang kepada-Mu dengan harapan dan kerinduan akan kehadiran-Mu. Teguhkan iman kami, ya Tuhan, agar kami mampu percaya tanpa harus melihat. Sentuhlah hati kami yang rapuh dengan damai dan kasih-Mu. Jadikan kami saksi kebangkitan-Mu yang hidup, dalam perkataan dan perbuatan kami setiap hari. Kuatkan kami agar tetap setia di tengah keraguan, dan percayalah, Engkaulah Tuhan dan Allah kami. Amin.

***

St Thomas

Sering kali St. Tomas Rasul diidentikkan dengan orang yang sulit dipercaya dan memberi kesan kurang positif.

Rasul yang lain sudah percaya bahwa Yesus yang wafat di salib itu tetap hidup, sedangkan Tomas memberi kesan lambat untuk itu.

Reaksi Tomas ketika mendengar para rasul mengatakan bahwa mereka telah melihat Tuhan, adalah sangat manusiawi, karena Yesus yang telah wafat di salib dan dimakamkan tidak mungkin hidup kembali. Baginya kesaksian yang disampaikan teman-temannya tidak masuk akal dan memang demikian. Baru ketika melihat sendiri kenyataan yang tidak masuk akal itu sungguh ada, bisa dia terima.

Mengakui bahwa kenyataan/realitas itu jauh lebih kaya daripada yang bisa dilihat dan bisa dipikirkan adalah sikap yang benar, karena memang demikian halnya. Kendati sulit diterima akal dan tidak logis, ternyata demikian adanya. Di situlah letak misteri iman kepercayaannya yang tidak mengakui adanya misteri, yaitu bagian yang tidak terselami dan tetap rahasia.

Maka ketika Yesus datang lagi dan menunjukkan realitas yang tidak masuk akal itu, secara sadar Tomas mengakui bahwa Yesus yang hadir di hadapannya itu nyata. Karena itu ia mengungkapkan kepercayaannya dengan tegas: “Ya Tuhanku dan Allahku”.

Menerima begitu saja informasi tanpa sikap kritis, bisa tertipu karena banyak berita itu tidak benar atau bohong. Betapa banyak orang yang tertipu. Lebih parah lagi ketika muncul sikap tidak mau mengerti walau diyakinkan.

Sebaiknya, sikap tertutup untuk hal-hal yang tetap misteri dan hanya mau menerima sebagai kenyataan apa yang bisa dipikirkan dan masuk akal sesungguhnya mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Sikap seperti itu merupakan penghalang untuk bisa melihat dan memahami kenyataan yang sesungguhnya.

Jika sikap untuk berani menerima bahwa kenyataan itu jauh lebih luas dan kaya daripada yang bisa dipikirkan akan berkembang sikap rendah hati dan terbuka untuk percaya akan Allah yang tetap mengandung misteri yang tak terselami.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini