Minggu, November 24, 2024
30.4 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Minggu 1 Oktober 2023, Minggu Biasa XXVI (hijau)

Bacaan I: Yeh. 18:25-28

Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel, apakah tindakan-Ku yang tidak tepat ataukah tindakanmu yang tidak tepat?

Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya.

Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur 25:4bc-5,6-7,8-9

  • Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.
  • Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala.
  • Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN.
  • TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.
  • Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

Bacaan II: Flp. 2:1-11 (Flp. 2:1-5)

Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Bacaan Injil – Matius 21:28-32

Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi, “Bagaimana pendapatmu? Ada orang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada yang sulung dan berkata, ‘Anakku, pergilah bekerja di kebun anggur hari ini’.

Jawab anak itu, ‘Baik, Bapa’. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga.

Dan anak itu menjawab, ‘Tidak mau’. Tetapi kemudian ia menyesal lau pergi juga. Siapakah di antara kedua orang anak itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka, “Yang kedua.”

Maka berkatalah Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan pelacur-pelacur akan mendahului kalian masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Sebab Yohanes Pembaptis datang menunjukkan jalan kebenaran kepada kalian, dan kalian tidak percaya kepadanya. Dan meskipun kalian melihatnya, namun kemudian kalian tidak menyesal, dan kalian tidak juga percaya kepadanya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Mengakui Kesalahan

Di dalam Tuhan Yesus Kristus, tidak ada jalan seburuk apapun yang tidak bisa kembali kepada kebenaran. Jalan itu ialah jalan pertobatan, membangun sikap pertobatan yang tulus dan jujur.

Sikap mau mengakui kesalahan dan kemudian mengikuti yang benar menjadikan “pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah”. Namun sikap jumawa dan tinggi hati justru mendatangkan kebinasaan yang semakin dalam.

Sabda Tuhan hari ini merupakan sebuah permenungan yang sangat dalam terutama bagi yang mengatakan diri bahwa kehidupannya dekat dengan Tuhan. Atau bagi mereka yang mungkin setiap hari berada di sekitar Gereja, diingatkan bahwa itu bukanlah sebuah jaminan yang mutlak. Pertanyaanya adalah dalam kehidupan sehari-hari saya berlaku seperti anak yang pertama atau anak yang kedua?

Namun demikian, tidak benar juga mereka yang tidak pernah meluangkan waktu untuk ke Gereja kemudian dengan sabda hari ini merasa bangga bahwa ternyata pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan lebih dahulu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian tidak perlu ke Gereja?

Bukan itu yang hendak disampaikan Yesus. Bagi mereka yang berdosa seberat apapun tetap mempunyai jalan terbuka untuk kembali kepada Tuhan, apalagi bagi mereka yang hidupnya lebih baik. Keterbukaan hati dan kemauan untuk senantiasa membangun sikap pertobatan itu lah yang menjadi ukuran hidup dalam Tuhan.

Ukuran untuk mengatakan seseorang dekat dengan Tuhan atau sebenarnya ia hanya kelihatannya dekat dengan Tuhan adalah sikap kerendahan hati.

Seorang teolog besar, Karl Rahner mengatakan bahwa sepintar apapun seorang teolog, pada akhirnya ia harus tetap berani berlutut dihadapan Tuhan tanpa mengatakan apapun, karena pengetahuannya tidak pernah cukup untuk mengerti Tuhan. Dihadapan yang Kuasa, seorang beriman hanya bisa berlutut dan berserah.

Jika kita sudah merasa banyak pergi ke Gereja dan berdoa, dan bahkan berbuat karya amal besar, pertanyaannya adalah apakah saya sudah menjadi semakin rendah hati dan hidup dengan tulus dan jujur?

Doa Penutup

Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu, ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Amin

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini