Sabtu, November 23, 2024
25.6 C
Jakarta

Cinta dari Lahat: Kecantikan itu Kodrat

Anita Suherman. IST

TANGERANG, Pena Katolik – Beauty begins the moment you decide to be yourself ! – Kecantikan dimulai saat dirimu memutuskan menjadi dirimu sendiri. Setidak-tidaknya ungkapan itu berlaku bagi Anita Suherman, konsultan kecantikan. Ia mengutip ungkapan asli dari Coco Chanel yang nama aslinya Gabrielle Bonheur Chanel.

Chanel yang lahir di Saumur, Perancis adalah seorang perancang mode revolusioner dan pembuat parfum terkenal di dunia. Salah satu inovasinya yang terkenal adalah parfum Chanel No. 5 yang diluncurkan pada tahun 1932. Dia adalah satu-satunya perancang busana yang masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh pada abad ke-20 dari majalah Time.

Anita Suherman adalah perempuan cantik keturunan Tionghoa. Ia lahir dan dibesarkan di Cikupa, Banten. Awalnya dia bukanlah konsultan kecantikan tetapi konsultan pajak. Dua dunia yang berbeda meskipun sama-sama memiliki profesi mempercantik „wajah“ kliennya. Konsultan pajak memercantik „wajah“ laporan keuangan perusahaan. Sementara sebagai konsultan kecantikan, ia memercantik wajah seseorang dalam arti yang sebenarnya.

Awalnya, demikian Anita Suherman berkisah, ia merasa tertantang oleh adiknya yang dokter umum di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Tantangannya adalah untuk mandiri, menjadi tuan bagi dirinya sendiri, Ia diminta untuk menentukan masa depan dari jerih payahnya sendiri. Entah kebetulan atau tidak, tantangan itu seperti menjawab kejenuhan dirinya sebagai sebagai konsultan pajak. Anita mengawali ceritanya saat bertemu di sebuah ruko di kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan, Senin (28/08/2023).

„Sampai kapan, Cici mau jadi pekerja dan ikut orang lain? Sampai kapan kerja di kantor yang bukan punyamu ? Kamu haru harus menantang dirimu sendiri dengan memiliki satu kehalian yang bisa menjadi usaha mandiri dan sekaligus tumpuan masa depan.,“ Ujar Anita mengenang tantangan adiknya yang berdomisili di lahat dan memiliki beberapa klinik kecantikan. Ketekunan, prospek serta lingkungan pergaulan adiknya itu yang membuatnya jatuh cinta atas keputusan besar yang kemudian diambilnya.

Menurut Anita, itu terjadi satu tahun yang lalu. Tantangan yang demikian kuat akhirnya mendorong dirinya untuk mengambil keputusan mengundurkan diri dari tempatnya bekerja sebagai konsultan pajak. Konsultan itu berkantor di bilangan elit di Kuningan, Jakarta. Ia mengaku harus rela meninggalkan tempat nyaman yang telah menghidupinya selamat 7 (tujuh) tahun lamanya.

Adiknya tidak hanya memberikan tantangan tetapi juga jalan keluar. Melihat kakaknya tertarik dengan apa yang digeluti, sang adik secara spesifik kemudian mendorong Anita untuk belajar menguasai keahlian. Keahlian yang ditunjukan sang adik adalah Anita diminta belajar sulam alis. Jika keahlian itu sudah dikuasai, Anita dapat menjadi bagian dari klinik kecantikan adiknya dan kemudian belajar mandiri.

“Saya terima tantangan itu…saya cari sekolahnya, tempat belajarnya lalu saya belajar, dan akhirnya bisa,” ujar Anita, seraya menambahkan karena skill sulam alis itu akhirnya dia bergabung dalam klinik adiknya.

PASSION
Anita merasa dirinya punya passion di bidang kecantikan. Oleh karena itu, Anita kemudia belajar kecantikan lain selain sulam alis. Dirinya merasa yakin bisa melakukannya karena passionnya ada di bidang kecantikan yang menjadi modal utama untuk menjadi konsultan kecantikan. Maka ia pun menambah skill-nya dengan mengikuti pendidikan soal facial electro.

“Saya cari lembaga yang bisa mengajarkan saya tentang kecantikan. Dan ketemu lah facial electro di Karawang. Saya ikut pendidikan atau pelatihan selama empat hari, nginep di hotel lalu langsung ujian sertifikasi dan puji Tuhan saya lulus,” kenang Anita.

Dengan berbekal dua keahlian barunya, Anita melakukan collab atau kerja sama dengan adiknya. Dia menawarkan jasa sulam alis dengan menggunakan klinik kecantikan adiknya sebagai ruang praktik. “Puji Tuhan…bukan sekadar jalan, sulam alis saya banyak peminat. Sehingga setahun belakangan saya mondar-mandir Cikupa, Jakarta, Lahat bahkan Lampung,” ungkap wanita penyuka petualangan ini.

Di era digital saat ini, promosi merupakan hal mudah dan murah. Untuk menjaring peminat, Anita memanfaatkan media sosial (medsos). Ia menawarkan jasa sulam alis melalui Instagram. “Dengan nebeng, bahwa di klinik kecantikan adik juga ada sulam alis. Jadi sekalian… mengiklankan klinik dia dan mempromosikan skill saya,” papar Anita.

KECANTIKAN ITU KODRAT
Ia mengaku bahwa menjadi konsultan kecantikan seperti dilahirkan kembali. Sesuai dengan ungkapan, Life Begins At Forty – hidup dimulai saat usia 40 tahun. Dan dia menemukan makna sebuah kecantikan sebagai kodrat, kodrat dari seorang perempuan. Tidak ada seorang perempuanpun tidak ingin menjadi cantik baik lahir ataupun batin. Dan kecantikan itu merupakan bagian yang terikat erat serta tak terlepas dengan kehidupan perempuan. Jelas Anita lebih lanjut.

Menurutnya, kekuatan seorang perempuan sebenarnya terletak pada 3B yakni brain (otak), beauty (kecantikan) and behaviour (perilaku). Dan dari penelitian terbukti, secara intelektual, emosional dan mental perempuan lebih unggul daripada pria. Dan, kecantikan adalah kodrat bagi perempuan. Sehingga, perempuan ingin cantik sepanjang hidupnya.

“Perempuan menjadi sempurna ketika ia memiliki kesimbangan antara brain, beauty dan behavior. Namun karena lawan jenisnya hanya melihat kecantikan sebagai daya tarik awal, sering perempuan hanya menekankan segi kecantikannya saja demi lawan jenisnya. Dan pada akhirnya, kecantikan memang menjadi pesona tersendiri dan sekaligus kodrat bagi kaum perempuan,“ urai Anita.

“Kalau orang-orang saya lihat, bikin social media bagus, punya skill canggih, tekniknya bagus, cara menjualnya juga oke. tapi tidak mengedukasi. Saya gak mau cuma itu. saya maunya orang tau kenapa harus melakukan treatment itu, fungsinya apa, setelah di-treatment, efeknya apa, dan sebagainya. Jadi treatment yang saya berikan sesuai kondisi klien saya,” beber penikmat wisata pantai utamanya yang masih natural.

Oleh karena itu, lewat akun IG-nya, tidak heran Anita tidak hanya memperlihatkan foto alis, foto bibir, foto wajah namun lebih jauh ia juga memberikan penjelasan manfaatnya, dan sejumlah keterangan yang perlu diketahui calon klien.

“Kan wanita sudah terlahir cantik semua. Kenapa itu perlu dilakukan juga? Karena tingkat kepercayaan diri orang berbeda-beda. Ada juga yang merasa ‘oh bibirku kayaknya atas item, yang bawah pucat. gimana ya biar bibirku warnanya sama dan segar?’ terus ada juga yang merasa ‘alisku berantakan gimana ya biar aku tambah cantik, alis biar rapi? Ya, sulam alis,” imbuh Anita.
Lebih dalam Anita menjelaskan bahwa selain edukasi, dirinya juga berupaya para klien merasa nyaman seperti sedang bertemu teman atau saudara sendiri, atau bahkan sahabat.

“Cara saya menangani klien menurut saya punya nilai jual tersendiri. Saya bukan hanya ketemu, dikerjain, selesai. Tidak seperti itu. Setiap orang yang datang kepada saya, untuk sulam alis atau sulam bibir, semua ada cerita masing-masing. Dari kenyamanan yang mereka rasakan saat treatment menjadi pengalaman yang membekas di hati mereka. Dan kisah baik itu bisa saja diceritakan kepada teman, saudara, atau kenalan lainnya,” terang Anita.

Bukan hoaks, terbukti. Klien Anita di klinik kecantikan adiknya di Lahat semakin hari makin bertambah.

“Saya 5-10 hari di Lahat, setiap harii 3-5 orang datang dan semuanya bercerita sendiri kepada saya. Saya cuma membuka pertanyaan, seperti kakak kerjanya apa? ibu dari mana? Ada yang cerita perjuangannya butuh waktu dua jam untuk mencapai klinik, hanya untuk ketemu saya,” ucap Anita sedikit haru.

Jika cerita semua klien Anita dikumpulkan bisa menjadi sebuah buku. Betapa tidak? Kliennya beragam dari ibu rumah tangga, pekerja, mahasiswi, bahkan pmilik bakery hingga jaksa. Mereka pun datang dari berbagai pelosok di Kota Lahat maupun luar kota yang harus melewati kebun sawit, kebun duren, dan hutan lainnya untuk dapat mencapai klinik kecantikan di kota.

“Jadi datang ke klinik saya bukan sekadar sulam alis atau bibir tapi seperti konsultasi kesehatan, mulai dari masalah kegemukan, hingga ibu hamil yang menderita IPF (Idiopathic Pulmonary Fibrosis/penyakit fibrosis paru), yang setelah tiga kali datang berhasil punya anak… Nah hal-hal seperti itu yang mungkin tidak semua orang mau bercerita di klinik lain,” tutur Anita.

Dengan mengenal lebih dalam secara pribadi, Anita menjalin relasi yang harmonis dengan klien yang akhirnya mendatangkan pelanggan baru.

“Dengan mengajak ngobrol, saya bisa mengenal klien lebih baik, besok-besok dia datang, bawa temannya, iparnya, mertuanya, adiknya, dan sebagainya. Makanya saya bilang, it’s a blessing? Yes,” ujarnya.

Terakhir, Anita menandaskan bahwa apa yang dialaminya ini merupakan anugerah Tuhan. Tuhan mengatur semua kehidupan manusia. Semua berubah begitu cepat. Hidupnya hari lepas, hari selalu berubah menjadi lebih baik setahun belakangan ini. Ia meyakini bahwa dalam Tuhan berkarya dalam hidup seseorang. Pertemuan dengan klien dan atau seseorang tidak mungkin akan terjadi jika, Tuhan tidak menghendaki.

Kini Anita siap menatap masa depan cemerlang. Satu hal yang ingin ia wujudkan adalah membuka klinik kecantikan sendiri, tidak lagi nebeng sang adik.

“Saya tidak menutup mata, kebanyakan klien saya memang pasien di klinik adik saya, yang akhirnya sulam alis sulam bibir sama saya. Tapi ada juga klien yang tau informasi sulam alis lewat akun instagram klinik adik saya tapi dia ga pernah datang ke klinik itu. Dan setelah dia sulam sama saya dan ngobrol-ngobrol, akhirnya jadi perawatan juga di klinik,” pungkas Anita.

Anita telah menjadi cantik bagi hidupnya seperti yang dikatakan Coco Chanel… Beauty begins the moment you decide to be yourself ! Anita telah menemukan dirinya sendiri melalui kecantikannya.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini