Sabtu, November 23, 2024
26.5 C
Jakarta

Yuda Turana Dipilih Menjadi Rektor Baru Unika Atma Jaya Jakarta

Rektor baru Unika Atmajaya jakarta Prof Yuda Taruna (keempat dari kiri) bersama Kardinal Ignatius Suharyo dan beberapa dosen Atma Jaya lain. IST

JAKARTA, Pena Katolik – Prof. Dr. Yuda Turana diumumkan sebagai Rektor Atma Jaya yang baru pada Perayaan Dies Natalies ke-63 kampus Katolik di Jakarta Selatan, 1 Juni 2023. Yua menggantikan Agustinus Prasetyantoko yang telah menyelesaikan masa baktinya. Kepemimpinan Yuda ini akan membawa Atma Jaya memasuki era baru Unika Atma Jaya yang bergerak menuju masyarakat 5.0.

Yuda selama ini dikenal sebagai seorang professional doktor spesialis saraf. Ia menempuh pendidikan spesialis di Universitas Indonesia. Ia juga anggota Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.

Yuda selama menjalani masa pendidikan dari S1-S3 ditempuh di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat. Selama ini ia menjadi dokter spesialis bedah syarat di Rumah Sakit Atma Jaya Pluit. Selain itu, ia adalah Dosen di Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya.

Pada 26 Mei 2022, ia dikukuhkan sebagai guru besar untuk Fakultas Kedokteran Atma Jaya. Pada pidato pengukuhannya, Yuda mempresentasikan hasil riset mengenai penyakit Alzheimer berfokus pada perkembangan penyakit Alzheimer (pikun) di tengah situasi pendemi Covid-19 yang melanda dunia. Alzheimer sendiri merupakan penyakit otak yang menyebabkan kehancuran memori, kebingungan, hingga menurunkan kinerja berpikir serta berbicara si penderitanya.

Riset Prof. Yuda berfokus pada sisi positif penyakit Alzheimer sehingga berhasil menemukan metode penyembuhan yang baik, yaitu dengan program yang mengutamakan promotif dan preventif serta mengurangi terjadinya kasus disabilitas bagi lansia, khususnya pada populasi yang kurang mampu dan terpinggirkan.

“Dengan mengurangi faktor risiko yang berkaitan dengan penyebab penyakit utama dan memaksimalkan peningkatan faktor yang melindungi kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hidup, maka penyakit Alzheimer tidak lagi menakutkan. Meskipun terjadi kepikunan dan gangguan fungsi motorik tubuh, namun penderita Alzheimer tetap bisa beraktivitas secara aktif,” katanya.

Ia menerangkan, kondisi pandemi mendorong perubahan perilaku ke arah yang tidak sehat, seperti aktivitas duduk yang memakan waktu lebih lama, kemudian kehidupan sosial lansia menjadi terbatas, stimulasi sosial berkurang, dan berita negatif di media sosial menjadi sumber stimulasi yang mempercepat proses penuaan di otak. Perubahan yang dramatis tersebut semakin terasa di saat pandemi Covid.

Era Baru

Ulang Tahun Ke-63 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 1 Juni 2023, ditandai dengan sebuah tema besar seminar Membangun Sumber Daya Manusia Unggul; Bersama Bergerak Menuju Masyarakat 5.0. Sebuah tema yang sangat aktual sekaligus sebuah tantangan besar. Acara diadakan hari Kamis, 2 Juni 2023 di Kampus Semanggi, Jakarta Selatan.

Masyarakat 5.0 merupakan sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Bagaimana implementasinya dalam dunia pendidikan? Biasanya ada tiga hal yang harus dimanfaatkan para pendidik di era society 5.0, antara lain: Internet of things pada dunia Pendidikan (IoT), Virtual/Augmented reality dalam dunia pendidikan, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui serta mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik.

Saya yang ikut bergumul dalam Web 3 termasuk Augmented, AI dan Iot merasakan menariknya dunia yang akan kita selami sekaligus tantangan menarik.

Konsep yang demikian besar diperkaya melalui khotbah Kardinal Ignatius Suharyo (Uskup Agung Jakarta/Ketua Dewan Pembina Yayasan Atma Jaya) dan dibungkus dengan semangat Bunga Matahari yang mewarnai altar siang itu.

Kardinal Suharyo memberikan khotbah sangat menarik. Kardinal mengatakan bahwa kita ingin membangun sumber daya manusia unggul dan berbasis teknologi. Pertanyaannya, manusia seperti apa? Jawabannya ada di KUPP Atma Jaya. Kristinani, Unggul dan Profesional merupakan jalan. Yang membedahkan adalah P yang terakhir yaitu Peduli. Hal ini seturut semangat KAJ yaitu semakin mengasihi, semakin peduli dan semakin bersaksi

Dalam konteks ini Universitas Katolik dapat menjadi salah satu pelopor tempat yang kaya akan perkembangan teknologi, paham akan kemajuan jaman sekaligus
turut mengembangkan nilai nilai kekatolikan seperti memperkuat kadar kemanusiaan yang tinggi, empati dan kepedulian salah satunya.

Kecerdasan melalui perkembangan teknologi dan nilai nilai kemanusiaan seperti kepedulian harus bersanding dan beriringan.

Kami percaya kecerdasan melalui berbagai kemajuan teknologi dapat menjadi cahaya pikiran yang membuka berbagai kemungkinan. Nilai nilai kekatolikan menjadi cahaya hati yang mempu berbicara secara personal kepada setiap orang.

Kecerdasan terutama melalui perkembangan teknologi akan menuntun kita untuk menimbang benar salah secara logika. Tapi kepedulian menuntun kita tentang kebaikan untuk sesama manusia tanpa melihat perbedaan yang ada seperti agama, suku dan latar belakang budaya.

Bagaimana kepedulian dapat dibangun? Mungkin kita dapat belajar dari Bunga Matahari yang hari ini begitu nampak di altar.

Kita tahu bahwa Bunga Matahari berputar sesuai dengan posisi Matahari atau biasa disebut Heliotropisme. Mengikuti gerak Matahari dari Timur ke Barat. Kuncup bunga matahari dan bunga muda akan menghadap ke Timur di pagi hari dan mengikuti matahari saat bumi bergerak di siang hari. Lalu apa yang terjadi pada hari-hari mendung dan hujan ketika matahari benar-benar tertutup awan?

Ada yang mengatakan Bunga Matahari layu atau menoleh ke tanah. Benarkah demikian?
Inilah yang terjadi. Mereka berpaling ke satu sama lain untuk membagikan energi mereka. Kesempurnaan alam luar biasa. Kita semua menginginkan cahaya dan mencarinya dengan cara yang berbeda: dalam keluarga, teman sekolah komunitas, dan sebagainya.

Tetapi akan selalu ada hari-hari mendung, hari-hari suram seperti situasi virus corona, saat kampus tutup, belajar melalui online, situasi ekonomi yg menurun, banyak plan berantakan dll. Ketika ini terjadi, kebanyakan orang menjadi kewalahan, bersemangat rendah, panik bahkan dapat membuat depresi. Bagaimana mengikuti contoh bunga matahari yang saling mendukung dan memberdayakan satu sama lain. Alam memiliki begitu banyak hal untuk kita pelajari dalam membangun semangat kepedulian. (Th. Wiryawan)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini