Jumat, November 22, 2024
27.8 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Harian Katolik Sabtu 19 November 2022, Hari Biasa Pekan-XXXIII

Bacaan Pertama: Wahyu 11:4-12

Kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Aku, Yohanes, mendengar suatu suara yang berkata, “Lihatlah kedua saksiku ini. Mereka itulah kedua pohon zaitun dan kedua kaki dian yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.

Jika ada orang yang hendak menyakiti keduanya keluarlah api dari mulut mereka dan menghanguskan semua musuh mereka. Jika ada orang yang hendak menyakiti mereka, maka orang itu harus mati secara demikian.

Kedua saksi itu mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujan selama mereka bernubuat. Dimilikinya pula kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali dikehendakinya.

Dan apabila mereka telah menyelesaikan kesaksiannya, maka binatang yang muncul dari jurang maut, akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. Mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di mana juga Tuhan mereka disalibkan.

Dan orang-orang dari segala bangsa dan suku, bahasa dan kaum melihat mayat mereka tiga setengah hari lamanya dan orang-orang itu tidak akan memperbolehkan mayat itu dikubur.

Dan para penduduk bumi akan bergembira dan bersukacita atas kedua saksi itu. Mereka akan berpesta dan saling mengirim hadiah, karena kedua nabi itu telah merupakan siksaan bagi semua orang yang diam di atas bumi.

Tetapi, tiga setengah hari kemudian masuklah roh kehidupan dari Allah ke dalam kedua orang itu, sehingga mereka bangkit. Semua orang yang melihat mereka menjadi sangat takut.

Dan orang-orang itu akan mendengar suara yang nyaring dari surga berkata kepada mereka, “Naiklah ke mari!” Lalu naiklah mereka ke langit, diselubungi awan, disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 144:1,2,9-10

Ref. Terpujilah Tuhan, Gunung Batuku!

Terpujilah Tuhan, Gunng Batuku! Ia mengajar tanganku bertempur, Ia melatih jari-jariku berperang! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung. Dialah yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku.

Ya Allah, aku hendak menyanyikan lagu baru bagi-Mu; dengan gambus sepuluh tali aku hendak bermazmur. Sebab Engkaulah yang memberikan kemenangan kepada raja-raja, dan yang membebaskan Daud, hamba-Mu

Bait Pengantar Injil: 2 Timotius 1:10b

Ref. Alleluya, alleluya.

Juruselamat kita Yesus Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Bacaan Injil: Lukas 20:27-40

Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.

Pada suatu ketika datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menulis untuk kita perintah ini:

Jika seorang yang mempunyai saudara laki-laki mati meninggalkan isteri tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Ada tujuh orang bersaudara.

Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak. Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu.

Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?

Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Berkatalah Yesus kepada mereka, “Orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati tidak kawin dan tidak dikawinkan.

Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama dengan malaikat-malaikat dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.

Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, karena di hadapan Dia semua orang hidup.” Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata, “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” Maka mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Nikah dan Dinikahkan

Bacaan Injil hari ini mungkin agak sulit untuk dipahami. Orang Saduki menantang Yesus. Mereka memberinya skenario tentang tujuh bersaudara. Kakak laki-laki tertua menikahi seorang wanita yang tidak memberinya anak.

Pria ini meninggal tanpa keturunan. Namun, pria itu memiliki 6 saudara laki-laki. Setiap saudara pada gilirannya menikahi wanita ini. Dan setiap saudara pada gilirannya meninggal, tanpa memiliki anak. Apa yang Yesus katakan kepada kita dalam Injil ini?

Bacaan ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dan merenungkan hidup kita secara mendalam. Bagaimana saya hidup? Seberapa baik aku mencintai? Apakah saya membagikan hadiah yang saya miliki? Ini mungkin tampak seperti pilihan kecil di dunia yang sangat besar. Namun, pilihan saya dan pilihan kita memengaruhi segalanya dan semua orang di dunia ini! Apa yang akan saya pilih untuk dilakukan hari ini?

Kehidupan akhirat/keabadian sangat berbeda dengan kehidupan saat ini dimana kita berada. Kehidupan kita di sini memiliki akhir yang akhirnya. Kehidupan abadi tidak ada habisnya tidak akan ada lagi penderitaan bagi kita di sana.

Ini akan menjadi pengalaman surgawi bagi kita semua di sana. Tetapi kenyataan yang menyedihkan adalah ini: Tidak semua dari kita akan memiliki pengalaman ilahi itu. Beberapa akan pergi ke sisi lain di mana itu akan menjadi panas tanpa henti; di mana ada penderitaan abadi.

Dalam Injil, Yesus ditanya oleh orang Saduki (yang tidak percaya kebangkitan) tentang seorang wanita yang menikahi tujuh saudara laki-laki dalam periode waktu yang berbeda. Mereka berkata: “Di akhirat, siapa wanita itu?”

Yesus memberi mereka gambaran sekilas tentang apa itu kebangkitan ketika Dia berkata: “Anak-anak zaman ini kawin dan kawin lagi; tetapi mereka yang dianggap layak untuk mencapai usia yang akan datang dan kebangkitan orang mati tidak menikah atau dikawinkan. Mereka tidak bisa lagi mati, karena mereka seperti malaikat; dan mereka adalah anak-anak Allah karena merekalah yang akan bangkit.

Kita harus berusaha untuk berada di tempat itu suatu hari nanti dengan berbuat baik dan dengan mengikuti jalan Yesus. Bagaimana dengan hubungan kehidupan pernikahan yang kita miliki di dunia ini apakah masih bisa kita miliki di surga? Tidak ada yang tahu hanya Tuhan yang tahu.

Doa

Allah Bapa, sumber segala rahmat dan kurnia, peringatan Santa Perawan Maria kami rayakan. Semoga berkat doa dan permohonannya kami dipenuhi dengan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber : www.renunganhariankatolik.web.id

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini