Kamis, Desember 19, 2024
26.4 C
Jakarta

Pelayanan Rohani yang Menyembuhkan

Timotius. Dok. Sameul/Pena Katolik

Pena Katolik, Pontianak- Kurang lebih empat jam, saya berbincang bersama Tiomtius (54) tentang KRK Santo Rafael pada Rabu 21 September 2022 di Aming Coffee Jl. H. Abbas 1 No.157. Timotius mengaku perjalanan Kebangunan Rohani Katolik (KRK) Santo Rafael bukanlah tanpa alasan, dia mengatakan justru kehadiran kategorial pelayanan ini baginya masih misteri Ilahi.

Sejak 29 September 2018, KRK Santo Rafael resmi menjadi bagian kategorial pelayanan di bawah Keuskupan Agung Pontianak. Menurut Timotius awal mula kehadiran KRK Santo Rafael sebenarnya bermuara dari kerinduan batin untuk ‘berbagi berkat’ kepada orang-orang yang merindukan berkat Allah.

Rasa syukur yang telah diperoleh Timotius bersama dua rekannya, Sulaiman sebagai koordinator pelayanan dan Surianto Ahuat sebagai koordinator humas maka mereka beranikan diri untuk memulainya dengan cara yang sederhana yaitu melayani dari rumah ke rumah.

Semangat untuk berbagi suka cita dan berusaha mengajak lebih banyak orang turut mendapat berkat yang sama dari pengalaman pahit hidup berkeluarga, membuat mereka semakin kuat bahwa Tuhan sungguh ada oleh karenanya, mereka mulai dari pelayanan doa kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan agar mereka terlepas dari lingkaran kejahatan. 

Timotius sebagai penggagas utama mengungkapkan bahwa kehadir kelompok Kategorial Pelayanan KRK Santo Rafael di Keuskupan Agung Pontianak adalah sebuah anugerah besar yang boleh mereka rasakan.

“Memang cara Tuhan itu misteri, saya tahu bahwa hal yang misteri itu tidak akan pernah bisa dipecahkan oleh akal budi manusia. Namun karena berkat Allah itu ‘sangat besar’ apapun tidak ada yang mustahil Allah lakukan, bagi anak-anak-Nya,” kata Timotius.

Gerakan Kabangunan Rohani

Wawancara siang kemarin (21/09/2022) di Aming Coffee, Timotius sedikit memaparkan unit pelayanan yang dilakukan setiap harinya adalah pelayanan doa dari rumah ke rumah untuk mendoakan keluarga yang membutuhkan siraman rohani. Sering mereka menemui ‘pensiunan loya’ (loya: bahasa Tionghua Khek atau Tioucu artinya dukun)  untuk dilepaskan bahkan pelayanan doa mendoakan orang sakit hingga yang kesurupan juga biasa mereka temui.

Untuk pelayanan doa lainnya mereka KRK Santo Rafael juga melayani untuk mendoakan usaha, mendoakan rumah, mendoakan dan menghibur orang sakit, dan pelayanan doa penguatan bagi keluarga-keluarga yang memiliki pergumulan hidup sampai pelayanan doa bagi pengaruh-pengaruh kuasa kegelapan. Timotius menegaskan kehadiran kelompok kategorial pelayanan KRK Santo Rafael murni untuk melayani umat dengan cara pelayanan doa yaitu langsung terjun ke rumah-rumah.

Selaras dengan itu Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus dalam temu pastores 2021 di Rumah Retret Santo Johanes Paulus II Anjongan, pernah mengungkapkan pentingnya kehadiran kategorial pelayanan semacam ini. Karena tangan imam tidak bisa menjangkau mereka (umat) yang dirumah-rumah secara personal oleh karena itu Uskup Agustinus mengaku bahwa kehadiran pelayanan doa semacam ini adalah hal bagian dari pelayanan Keuskupan kepada umat juga.

Bagi Timotius selain pelayanan doa yang dibagikan bisa menyembuhkan dilain sisi tim pendoa juga turut merasakan suka cita dan disembuhkan melalui pelayanan doa yang dilakukan selama ini.

Dia menggarisbawahi bahwa KRK Santo Rafael yang menggunakan nama Malaikat Rafael, harapannya tim pelayanan doa bisa menjadi penyembuh sebagaimana malaikat Rafael menyembuhkan dengan doa-doanya.

Saat ini, keanggotaan KRK Santo Rafael sudah mencapai 40an anggota yang siap bekerja diladang Tuhan dengan pelayanan doa harian, pertemuan mingguan hingga kegiatan bulanan. Selama ini kategorial pelayanan KRK Santo Rafael sudah melayani jangkauan pelayanan dari paroki hingga ke stasi-stasi di wilayah Keuskupan Agung Pontianak.

Timotius berharap, pelayanan KRK ini adalah salah satu cara pelayanan doa yang baginya sendiri unik, sebab setiap kali mengadakan pelayanan ini, mereka bisa merasakan dengan jelas pengalaman-pengalaman rohani dan spritual yang betul-betul menjadi dorongan untuk lebih mencintai Tuhan.

“Pelayanan doa ini, selain kami hadir untuk mendoakan dilain sisi kami juga bertanggungjawab atas kebaikan Tuhan yang telah Tuhan berikan kepada hidup kami, oleh karenanya berkat yang kami peroleh harus kami bagikan juga. Agar semakin banyak orang yang diberkati dalam keluarga dan hidup mereka di masyarakat,” kata Timotius. (Samuel/Pena Katolik)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini