Minggu, November 24, 2024
25.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Selasa 23 Agustus 2022; Minggu Biasa ke-XXI

Bacaan I: 2 Tes 2:1-3a,13b-17

Berpeganglah pada ajaran-ajaran yang telah kalian terima dari kami.

Saudara-saudara, tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan berasal dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.

Hendaknya kalian jangan sampai disesatkan orang dengan cara bagaimana pun juga. Allah dari mulanya telah memilih kalian untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kalian dalam kebenaran yang kalian percayai.

Untuk itulah Ia telah memanggil kalian lewat Injil yang kami wartakan, sehingga kalian dapat memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita. Sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kalian terima dari kami baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Semoga Tuhan kita Yesus Kristus dan Allah, Bapa kita, menghibur dan memperkuat hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Sebab Allah mengasihi kita, Ia memberi kita hiburan abadi dan harapan baik karena kasih karunia-Nya.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 96:10,11-12a,12b-13

Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil.

  • Katakanlah di antara bangsa-bangsa: “Tuhan itu Raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
  • Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak sorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak sorai.
  • Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil: Ibr 4:12

Ref. Alleluya.

Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati. Alleluya.

Bacaan Injil: Mat 23:23-26

Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan.

Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan.

Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

Demikianlah Injil Tuhan.

Kecaman Yesus

Dalam pewartaan Injil yang kita dengar bersama hari ini Penginjil Matius melaporkan kecaman Yesus lebih lanjut terhadap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Sebagaimana kecaman Yesus kemarin, Yesus mengecam perilaku munafik mereka yang menghalangi orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ada dua kecaman yang dialamatkan Yesus bagi kaum Farisi dan para ahli Taurat.

Pertama, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. (Mat 23:23).

Kedua, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan (Mat 23: 25).

Yesus melanjutkan kecamanNya kepada para ahli Taurat karena perilaku mereka yang hanya mementingkan peraturan dan hukum sehingga mereka lupa pada prinsip-prinsip fundamental seperti keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Segala sesuatu yang bersifat batiniah itu sangatlah penting.

Namun mereka lebih mementingkan tanpilan lahiriah dan itu akan menjadi sumber kesombongan mereka. Para ahli Taurat dan kaum Farisi bermulut manis tetapi membawa mereka kepada dosa. Mereka lupa diri bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan mereka hendaknya patuh dan setia kepadanya.

Banyak kali kita juga bermulut manis dengan tujuan sekedar menari perhatian orang lain dan perlahan mengantar kita kepada kesombongan diri. Banyak kali kita banyak menuntut supaya orang dapat berbagi sementara kita sendiri tidak mampu berbagi. Kita lalai membangun keadilan, belas kasih dan kesetiaan.

Kita menilai orang dari cashingnya dan lupa bahwa manusia memiliki jati diri. Pewartaan hari ini mengingatkan kita untuk bermulut manis supaya nama Tuhan semakin dimuliakan, dan menjauhkan diri dari mulut manis yang penuh dengan tipu muslihat.

Mari kita meniru teladan St. Agustinus yang selalu mencari pemenuhan kepuasan batiniah sampai kapanpun dalam perjalanan rohaninya sehingga akhirnya dia bertobat. Agustinus yang pada mula hidup tidak karuan alias bejat sehingga ibunya Monika tertekan hatinya dan hanya bisa berdoa dalam kepasrahan setiap hari, namun kejujuran dalam mencari untuk memuaskan kerinduan dan kehausan rohaninya terpenuhi manakala Tuhan menunjukkan firman-Nya pada dia.

Tolle lege, ambilah dan bacalah benar-benar ajakan lembut dari Tuhan sendiri yang pada akhirnya mendorong Agustinus untuk melakukan seperti yang dikehendaki-Nya, dan akhirnya dia menemukan yang dia cari dengan pengembaraan hidupnya yang kita nilai kurang “sreg” sebagai orang beriman. Hidup moralnya yang kurang baik, mempunyai anak yang bernama Adeodatus namun tak tahan lama hidupnya dari perkawinan gelapnya.

Namun Agustinus tidak menutupi pengalaman hidup yang dijalaninya. Dia jujur dan terbuka terhadap dirinya dan orang lain. Dia tidak munafik seperti ahli Taurat dan orang Farisi, melainkan dengan gigih terus mencari apa yang dia cari, kepenuhan hidup rohaninya yang akhirnya bermuara pada kehendak Tuhan. Kita dapat membaca “pengakuan” pengalaman rohaninya itu dalam sebuah buku “Confession”.

Doa

Allah Bapa Mahaagung, Engkau menghendaki membuat kami kaya berkat sabda-Mu yang penuh kebaikan. Semoga kami umat manusia dapat menikmati kedamaian, yang telah dijanjikan oleh Yesus Putra-Mu terkasih, jaminan cinta kasih-Mu kepada umat manusia.  Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://renunganhariankatolik.org/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini