Jumat, November 22, 2024
28.1 C
Jakarta

Penemuan Jenazah Martir Korea Setelah Dua Abad Eksekusi

Lukisan yang menggambarkan para martir Korea. (dok. Wikipedia)

SEOL, Pena Katolik – Baru-baru ini, jenazah para martir Katolik pertama dari Korea telah ditemukan setelah lebih dari dua abad mereka dieksekusi. Iman Katolik masuk ke Korea pada abad ke-17 oleh orang Korea awam yang telah menemukan iman dalam perjalanan mereka ke Cina dan Jepang. Iman ini menjadi mapan di semenanjung Korea pada abad ke-18. Ketika kekatolikan mulai menyebar, umat menghadapi penganiayaan di bawah Dinasti Joseon, yang memerintah selama lebih dari 500 tahun.

Selama 100 tahun, sebanyak 10.000 umat Katolik menjadi martir di Korea. Baru pada tahun 1886 penganiayaan terhadap umat Katolik berakhir dengan penandatanganan perjanjian dengan Prancis. Tujuh tahun lalu, pada 2014, Paus Fransiskus melakukan perjalanan ke Korea Selatan dalam rangka Asian Youth Day, ia membeatifikasi 125 martir Katolik.

Tiga martir yang jasadnya ditemukan terakhir ini termasuk di antara mereka yang dibeatifikasi. Ketika itu, sebagai bukti kekuatan iman di tengah kesulitan, diperkirakan 800.000 orang menghadiri Misa beatifikasi.

Jenazah ini ditemukan pada bulan Maret lalu. Investigasi menggunakan catatan sejarah dan tes DNA mengarahkan para peneliti untuk menentukan bahwa sisa-sisa itu milik Paul Yun Ji-chung, 32, dan James Kwon Sang-yeon, 40, yang dipenggal pada 1791. Jenazah adik laki-laki Yun, Francis Yun Ji-heon, yang menjadi martir pada usia 37 tahun, sepuluh tahun setelah saudaranya dieksekusi, juga ditemukan.

“Kami telah menemukan sisa-sisa orang yang pertama kali menetapkan sejarah kemartiran bagi gereja kami, yang didirikan di atas darah para martir,” kata Mgr. John Kim Son-tae, Uskup Jeonju.

Jenazah Francis Yun, “menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari pemotongan (pemenggalan). Menurut uskup, catatan sejarah menunjukkan bahwa Paul Yun mempertahankan imannya sampai kematiannya. Dia “tersenyum seolah-olah dia sedang dalam perjalanan ke sebuah pesta” ketika dia diseret ke tempat eksekusi. “Dia dipenggal kepalanya sambil berteriak ‘Yesus, Maria’,” kata Mgr. Son-tae.

Pada 2019, ada 5,6 juta umat Katolik di Korea Selatan. Jumlah ini sekitar 11 persen dari populasi Korea Selatan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini