Prefek Kongregasi Gereja-Gereja Timur Kardinal Leonardo Sandri sekali lagi mengimbau umat Kristiani di seluruh dunia untuk mendukung Kolekte Tanah Suci tahunan, yang diadakan setiap tahun pada hari Jumat Agung. Imbauan itu tercantum dalam surat kardinal itu kepada para uskup seluruh dunia.
Menurut kongregasi itu, kolekte Tanah Suci “lahir dari keinginan para Paus untuk mempertahankan hubungan erat semua umat beriman dengan Tempat-Tempat Suci,” dan kolekte itu “adalah sumber utama dukungan material bagi kehidupan Kristiani di Tanah Suci, serta instrumen istimewa yang Gereja berikan bagi anak-anaknya di bagian lain dunia untuk mengungkapkan solidaritas dengan komunitas gerejawi di Timur Tengah.”
Dalam suratnya, Kardinal Sandri ingatkan umat Kristiani bahwa “Setiap Pekan Suci, kita secara rohani menjadi peziarah ke Yerusalem dan mengkontemplasikan misteri Tuhan kita Yesus Kristus, yang Mati dan Bangkit.” Pengalaman ini, lanjut kardinal itu, “adalah dasar model baru persaudaraan yang berasal dari karya rekonsiliasi dan perdamaian di antara bangsa-bangsa yang dilakukan oleh Yang Tersalib.”
Kardinal mencatat, Paus Fransiskus mengingatkan kita tentang “anugerah rekonsiliasi” ini dalam ensiklik Fratelli tutti. Paus, kata kardinal, “ingin membantu kita mempertimbangkan semua hubungan kita … dalam terang prinsip persaudaraan.” Persaudaraan didasarkan pada kasih Kristus di kayu Salib, tempat Yesus “menghentikan spiral permusuhan, memutuskan lingkaran setan kebencian dan membuka bagi setiap orang jalan rekonsiliasi dengan Bapa, di antara kita, dan dengan ciptaan itu sendiri.”
Bagi umat Kristiani Tanah Suci, sebagaimana di seluruh dunia, tahun 2020 adalah “tahun pencobaan,” kata Kardinal Sandri, karena isolasi yang diperlukan, kehilangan pekerjaan karena kurangnya peziarah, dan kesulitan dalam hidup bermartabat dan memenuhi kebutuhan anak-anak mereka. Kardinal juga mencatat bahwa karena pandemi, bantuan ekonomi yang biasanya diberikan oleh kolekte Tanah Suci juga kurang dari biasanya.
Mengutip Paus Fransiskus, Kardinal Sandri mengajak umat Kristiani memandang sosok Orang Samaria yang Baik Hati “sebagai model amal kasih aktif,” dan membantu mengatasi sikap-sikap ketidakpedulian.
Dalam keadaan seperti ini, Kardinal Sandri berharap agar kolekte Tanah Suci tahun ini jadi “kesempatan bagi semua orang untuk tidak mengabaikan situasi sulit saudara-saudari kita di Tempat Suci, melainkan meringankan beban mereka.” Kardinal juga mengatakan, “Kita tidak boleh berhenti menjaga Tempat-Tempat Suci yang merupakan bukti konkret misteri Inkarnasi Putra Allah, dan persembahan hidup-Nya untuk kita dan keselamatan kita.”
Kardinal mengutip kata-kata Santo Paulus, “Camkan ini: orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”
Rasul itu menambahkan, “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” (2 Kor 9: 6-8)
Kardinal Sandri mengakhiri suratnya dengan menyampaikan rasa terima kasih yang dalam dari Paus Fransiskus kepada semua orang “yang, dengan berbagai cara, berjuang untuk keberhasilan kolekte itu, dalam kesetiaan pada peranserta yang Gereja tuntut dari semua anaknya.(PEN@ Katolik/paul c pati/Vatican News)