“Teladan Santo Yosep yang berani dan kreatif dalam situasi sulit boleh memberi semangat baru yang berbuah dalam hidup iman dan karya kita. Dengan demikian kita tidak takut menghadapi keadaan yang sulit, seperti menghadapi corona virus, tetapi dengan tenang mengupayakan kehadiran yang membawa perubahan positif demi kebaikan bersama.”
Demikian pernyataan Uskup Agung Kupang Mgr Petrus Turang dalam Pesan Puasa 2021 yang meyakini bahwa dalam merayakan Tahun Santo Yosep selama masa puasa 2021, “kita berjumpa dengan unsur-unsur kebapaan Santo Yosep yang mendorong kematangan hidup iman, yaitu peradaban kasih dalam kerendahan hati.”
Santo Yosep yang patuh pada kehendak Allah, jelas Mgr Turang, “memberikan teladan bagi kita untuk menekuni perjalanan hidup dalam kesabaran dan keberanian kreatif menurut bingkai perutusan yang menyelamatkan.”
Prelatus itu berharap, ketaatan dan ketekunan Santo Yosep sebagai kepala keluarga yang berkarya “mendorong kita menghangatkan kembali lingkungan hidup yang semakin bebas dari kungkungan ketakutan dan kesedihan.”
Uskup Agung Kupang itu meminta agar seperti Santo Yosep, umatnya berupaya dengan rendah hati menghadirkan kerukunan hidup dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat, “karena kerendahan hati adalah sisi lain dari mata uang cinta kasih.”
Dan selama masa puasa, Mgr Turang berharap umatnya “membangun kembali martabat Kristiani dalam doa, askese (tindakan mati raga atau puasa serta pantang. Red.) dan amal kasih demi mekarnya lingkungan hidup bersaudara dan bersahabat,” serta “berjumpa lagi dengan kasih Allah dan menyuburkan kasih terhadap sesama, khususnya mereka yang berkekurangan rohani jasmani,” dan “menjaga lingkungan yang bersih dan sehat dengan mematuhi protokol kesehatan sepenuhnya.”
Semua itu hendaknya dijalani dengan gembira dan penuh syukur menuju perayaan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus di hari Paskah, harap Mgr Turang yang melihat masa puasa selalu menjadi kesempatan istimewa untuk membarui hidup iman, “berbalik kembali kepada Allah dan sesama sebagai bagian utuh dari panggilan untuk menghayati anugerah anak-anak Allah yang diterima dalam Permandian Kudus.”
Menurut Mgr Turang, masa puasa di tengah masa sulit dewasa ini, memberikan kepada umat beriman “kekuatan dan daya untuk menggerakkan kembali peradaban kasih. Dengan demikian kita mampu berbagi peran dalam upaya bersama untuk mendorong dialog konstruktif demi kemaslahatan bersama.”
Berbarengan dengan pertarungan politik dan ekonomi yang meresahkan dewasa ini, jelas uskup agung itu, “masa puasa dapat menjadi kesempatan untuk mengadakan perubahan gaya hidup demi keseimbangan lingkungan hidup bersama.”
Dengan berharap pada bantuan Salib Yesus, Mgr Turang yakin, umat Kristiani “mampu membangun diri yang gemar mengabdi dan bersahabat dengan semua orang” dan dalam bingkai perubahan gaya hidup demikian, “dengan gembira menghayati perutusan sukacita Injil untuk mendulang kebersamaan saling membantu dan berkorban menuju pulihnya keseimbangan hidup yang saling menguntungkan dalam persaudaraan dan persahabatan sosial.”
“Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa,” Mgr Turang mengutip 1 Petrus 4:7-8.(PEN@ Katolik/paul c pati)