Keuskupan Agung Pontianak memiliki umat kurang lebih 520.000 jiwa yang tersebar di 30 paroki dan dilayani kurang lebih 100 imam yang juga melayani karya-karya kategorial keuskupan itu. Maka, yang real bekerja di paroki kurang lebih 80 imam. Kalau 520.000 dibagi 80 maka satu pastor melayani kurang lebih 6.500 jiwa. Jika seandainya ini pelayanan di kota, mungkin lebih mudah, tapi melihat medan keuskupan begitu berat maka 6.500 umat untuk satu pastor masih sangat kurang sekali.
Maka, “kita bersyukur hari ini ditahbiskan dua imam projo yang betul milik keuskupan, jadi tidak akan pergi ke tempat lain. Sedangkan imam-imam tarekat, tergantung provinsialnya. Tahun lalu saya mentahbiskan imam OSM tapi belum lama ini dia ditugaskan di Roma. Keuskupan akan menjadi kuat jika banyak imam projonya,” kata Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus, 4 Februari.
Sebanyak 45 imam terlihat dalam perarakan pembukaan Misa Tahbisan Pastor Fransiskus Peran Pr dan Pastor Victorius Reno Pr di Gereja Santo Yosep Samalantan, Bengkayang, Kalimantan Barat.
Dalam homili, Mgr Agus mengatakan, tugas imam adalah melanjutkan tugas Tuhan Kita Yesus Kristus di dunia ini yakni sebagai imam yang melayani sakramen, menguduskan orang, hidup doa dan merayakan Ekaristi. Selain itu, lanjut uskup, tugas seorang imam adalah sebagai raja atau bisa disebut sebagai pemimpin.
“Seorang imam harus mampu menjadi pemimpin umat dan menjadi gembala atau menjadi contoh baik untuk banyak orang di mana dia ditugaskan,” kata Mgr Agus. Selanjutnya, imam bertugas sebagai nabi yang memperjuangkan keadilan di mana pun ia berada.
“Seorang nabi harus berani mengatakan yang salah itu salah dan yang benar itu benar. Ia juga harus berani mengkritik hal-hal yang tidak baik dan harus mengkritik mereka yang melanggar hak asasi manusia. Dan kemampuan untuk melihat tanda-tanda zaman yang kian berubah,” kata Mgr Agus.
Menyadari bahwa peranan seorang imam bukanlah hal yang kecil, Mgr Agus meminta imam “harus mampu bertindak inovatif dan harus mampu membaca perubahan tanda zaman, agar tidak ketinggalan dan tergerus oleh zaman.”
Mengapresiasi dan berterima kasih kepada keluarga yang mendukung dan mendoakan anaknya sehingga mampu dan memilih menjadi imam, Mgr Agus mengungkapkan bahwa dua imam baru itu adalah anak dari Uskup Agus yang merupakan Uskup Agung Pontianak. “Namun tak terlepas dari itu, tentunya dua imam muda ini juga membutuhkan dukungan doa dan dukungan moral dari pihak keluarga,” harap uskup.
Mengingatkan bahwa dalam situasi perubahan dunia akibat pandemi atau perubahan hidup sosial tengah masyarakat, “seorang imam harus mampu menyesuaikan diri dan melakukan pembaharuan untuk kepentingan banyak orang. Seorang imam juga diharapkan mampu membuat program dalam menghadapi perubahan dunia yang kian hari kian berubah.”
Sebagai perwakilan orang tua, Dominikus Kemas berharap kedua imam itu selalu kuat dan semakin matang dalam menjalani hidup imamat dan bersyukur karena hari ini telah ditahbiskan dua imam muda dan siap melayani banyak umat.(PEN@ Katolik/Samuel)
Proficiat atas tahbisan 2 imam…..