Selasa, November 26, 2024
27.7 C
Jakarta

Paus dorong kita semua berdoa bersama untuk kesembuhan dari semua pandemi

Paus dalam Misa 14 Mei 2020 di Casa Santa Marta, Vatikan (Media Vatican)
Paus dalam Misa 14 Mei 2020 di Casa Santa Marta, Vatikan (Media Vatican)

“Hari ini, Komite Tinggi untuk Persaudaraan Manusia menyerukan satu hari doa dan puasa untuk meminta kepada Allah yang berbelas kasih untuk mengakhiri momen tragis pandemi ini. Kita semua saudara dan saudari. Santo Fransiskus dari Assisi biasa mengatakan, ‘Semua saudara dan saudari.’ Maka, pria dan wanita dari setiap agama menyatukan diri mereka hari ini dalam doa dan langkah pertobatan guna memohon rahmat penyembuhan dari pandemi ini.”

Paus Fransiskus berbicara pada permulaan Misa di Casa Santa Marta, 14 Mei 2020, seraya mendorong umat dari semua agama untuk berdoa, berpuasa, dan melakukan karya amal guna mengakhiri pandemi virus corona.

Dalam homili, Paus Fransiskus merenungkan teladan nabi Yunus. “Kota Ninewe dilanda semacam pandemi, mungkin pandemi moral, dan akan segera dihancurkan. Tuhan memanggil Yunus untuk memberitakan pesan doa, pertobatan, dan puasa.”

Paus mengatakan, awalnya Yunus diliputi rasa takut maka ia melarikan diri dari misinya. Tuhan memanggilnya lagi, dan nabi itu pergi ke Niniwe untuk berkhotbah.  Orang dari semua agama dan tradisi dipanggil untuk berdoa dan berpuasa bersama untuk pembebasan dari pandemi, seperti dilakukan orang-orang di Niniwe dalam menanggapi khotbah Yunus, kata Paus.

Tidak seorang pun di antara kita mengharapkan adanya pandemi virus corona, kata Paus. Tapi, sekarang itu ada pada kita, dan “banyak dalam keadaan sekarat, banyak di antaranya sendirian.” Paus memperingatkan mereka yang belum tersentuh oleh pandemi untuk tidak bersukacita.

“Sering kali timbul pikiran, ‘Ya, setidaknya saya belum kena. Terima Kasih Tuhan saya aman. ’Tapi pikirkan orang lain. Pikirkan tragedi dan konsekuensinya pada ekonomi dan pendidikan. Pikirkan yang akan terjadi sesudahnya.” Kita bersatu dalam doa hari ini untuk mengatasi sikap egois ini, kata Paus.

Berdoa bersama, lanjut Paus, bukanlah “relativisme agama”. “Bagaimana mungkin kita tidak berdoa kepada Bapa dari semua orang? Setiap orang berdoa dengan cara mereka, semampu mereka, sesuai dengan yang mereka terima dari budaya mereka. Kita tidak saling mendoakan … Kita dipersatukan dalam kemanusiaan sebagai saudara dan saudari,” kata Paus, yang juga mendesak semua orang untuk meminta pengampunan dari dosa-dosa kita kepada Tuhan, sehingga “Tuhan dapat mengakhiri pandemi ini.”

Paus kemudian mengingat banyak pandemi lain yang menimpa umat manusia. Mengutip statistik resmi, Paus mencatat bahwa lebih dari 3,7 juta orang meninggal karena kelaparan dalam empat bulan pertama tahun ini. “Hari doa melawan pandemi ini harus membuat kita memikirkan banyak pandemi lainnya. Pandemi perang, pandemi kelaparan.”

Kembali ke Kitab Yunus. Orang-orang Niniwe, kata Paus, mendengarkan nabi itu dan bertobat dari cara-cara yang jahat. Tuhan melihat pertobatan mereka dan menghentikan pandemi itu. “Semoga Tuhan mengakhiri tragedi ini, pandemi ini, dan mengasihani kami. Dan semoga Dia mengakhiri pandemi mengerikan lainnya, pandemi kelaparan, perang, dan anak-anak tidak berpendidikan. Ini kami minta sebagai saudara dan saudari, semuanya. Semoga Tuhan memberkati kita semua, dan mengasihani kami.” (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Devin Watkins/Vatican News)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini