Menjelang akhir Ramadhan, Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama mengeluarkan pesan yang mengajak umat Islam dan umat Kristiani mengenang perkataan Paus Yohanes Paulus II kepada para pemimpin agama Islam di tahun 1982 bahwa “Kita semua, umat Kristiani dan Muslim, hidup di bawah matahari dari satu Allah penyayang.”
Pesan akhir Ramadhan untuk umat Muslim sedunia yang ditandatangani di Vatikan tanggal 24 Juni 2014 itu berjudul “Menuju persaudaraan sejati antara umat Kristiani dan umat Muslim, dan ditandatangani oleh ketua dan sekretaris dewan itu, Kardinal Jean-Louis Tauran dan Pastor Miguel Ángel Ayuso Guixot MCCJ.
“Kita berdua (umat Kristiani dan Islam) percaya akan satu Allah, pencipta manusia. Kita mengakui kekuasaan Allah dan mempertahankan martabat manusia sebagai hamba Allah. Kita memuji Allah dan menyerahkan diri secara total kepada-Nya. Jadi, dalam arti yang sebenarnya, kita dapat memanggil satu sama lain saudara-saudari seiman di dalam satu Allah,” tulis pesan itu mengenang perkataan orang kudus itu di Kaduna, Nigeria, 14 Februari 1982.
Selain berterima kasih kepada Allah yang Mahakuasa atas kesamaan yang dimiliki bersama dengan tetap menyadari perbedaan-perbedaan yang ada, pesan itu menulis: “Kita memahami pentingnya meningkatkan dialog berbuah yang dibangun di atas saling menghormati dan persahabatan.”
Terinspirasi oleh nilai-nilai bersama dan diperkuat oleh sentimen persaudaraan yang sejati, “kita dipanggil untuk bekerja sama demi keadilan, perdamaian dan penghormatan atas hak-hak dan martabat setiap orang.”
Umat Islam dan Kristiani juga dipanggil untuk merasakan tanggung jawab bersama bagi orang-orang yang paling membutuhkan, yakni orang miskin, orang sakit, anak yatim, kaum imigran, korban perdagangan manusia, dan para penderita segala jenis kecanduan.
“Seperti diketahui, dunia kontemporer menghadapi tantangan berat yang menyerukan solidaritas di pihak semua orang yang berkehendak baik. Ini termasuk ancaman terhadap lingkungan, krisis ekonomi global dan tingginya tingkat pengangguran khususnya di kalangan kaum muda,” tulis pesan itu.
Situasi itu, lanjut pesan itu, menimbulkan rasa kurang berdaya dan kurang harapan untuk masa depan. “Hendaknya kita tidak melupakan masalah yang dihadapi begitu banyak keluarga yang bercerai, yang meninggalkan orang-orang yang mereka cintai, seringkali anak-anak kecil.”
Pesan itu juga mengajak umat Kristen dan umat Islam untuk bekerja bersama membangun jembatan perdamaian dan meningkatkan rekonsiliasi terutama di daerah-daerah di mana umat Muslim dan umat Kristiani bersama-sama menderita kengerian perang.
“Semoga persahabatan kita selalu mengilhami kita untuk bekerja sama menghadapi banyak tantangan ini dengan kebijaksanaan dan kehati-hatian. Dengan demikian kita ikut mengurangi ketegangan dan konflik, dan memajukan kesejahteraan umum. Kita juga akan menunjukkan bahwa agama bisa menjadi sumber kerukunan demi kebaikan masyarakat secara keseluruhan.
Umat Kristen dan Islam juga diajak berdoa bersama agar rekonsiliasi, keadilan, perdamaian dan pembangunan menjadi prioritas utama demi kesejahteraan dan kebaikan seluruh keluarga manusia.
“Bersama Paus Fransiskus, dengan senang hati kami mengirim ucapan selamat berpesta dan selamat menjalani hidup yang sejahtera di dalam kedamaian,” tulis pesan akhir Ramadhan itu. (pcp)
You need to read the quran, before you start with the peace and love crap.